Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Annuria

Masa Depan Pramuwisata

Wisata | Wednesday, 25 Jan 2023, 15:29 WIB
Aktivitas pramuwisata ( foto istimewa )

Pramuwisata atau pemandu wisata selama ini diminta memberikan layanan prima dan tingkat profesionalitas sesuai standar kepada wisatawan. Tanpa peran pramuwisata, apakah pemasaran destinasi wisata masih bisa efektif ?. Pemerintah perlu meningkatkan kompetensi pramuwisata sesuai dengan semangat zaman dan kemajuan teknologi.

Eksistensi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) diberbagai daerah perlu dibenahi. Mesti diperkuat agar bisa berperan optimal bagi kemajuan pariwisata Indonesia. Ketua Umum HPI Imam Widodo tengah melakukan konsolidasi organisasi. Imam Widodo yang telah berprofesi sebagai pramuwisata selama 32 tahun ini juga akan memperjuangkan berbagai permasalahan pramuwisata.

Lingkup pekerjaan pramuwisata antara lain, mengatur perjalanan wisatawan ke lokasi tujuan, memberikan penjelasan tentang perjalanan dan obyek wisata, membantu mengurus dokumen perjalanan dan barang bawaan wisatawan; memberi pertolongan kepada wisatawan, dan sebagainya.

Melihat pentingnya keberadaan pramuwisata, wajar jika pemerintah melalui Kementerian Pariwisata memberlakukan proses sertifikasi kerja bagi setiap pramuwisata yang bekerja di lapangan.

Tidak mudah untuk menjadi pramuwisata atau pemandu wisata atau tour leader resmi di bawah HPI. Ada sertifikasi hingga kompetensi yang harus dipenuhi.Untuk menjadi anggota HPI secara nasional, itu kami patokannya selalu pada lisensi yang diberikan oleh pemerintah melalui dinas pariwisata di daerah masing-masing.

Perkembangan industri pariwisata global telah mentransformasi organisasi pemasaran wisata secara drastis. Salah satunya ditandai adanya transformasi profesi pramuwisata. Eksistensi pramuwisata elektronik bisa menutup kekurang-sempurnaan kinerja pramuwisata konvensional. Eksistensi pramuwisata elektronik juga merupakan jawaban terhadap kurangnya jumlah dan kemampuan teknis dari pramuwisata di daerah.

Pramuwisata elektronik juga merupakan solusi terhadap sulitnya mencetak sosok pramuwisata dengan kualifikasi yang ideal. Selama ini program pelatihan kepariwisataan bidang assesor hasilnya belum memuaskan. Bidang assesor seperti pelatihan pramuwisata untuk jenis Wisata Diving, Arung Jeram, Wisata Goa dan lain-lain kurang efektif karena jenis wisata seperti itu memerlukan waktu dan ketrampilan khusus.

Pengurus HPI perlu dilibatkan untuk menyusun materi pelatihan yang mengacu kepada Competence Based Training. Ketimpangan jumlah pramuwisata antara yang memiliki dan tidak memiliki lisensi juga bisa diatasi dengan adanya sistem pramuwisata elektronik. Selama ini telah terjadi polemik menyangkut legalitas profesi pramuwisata. Beberapa pihak menuntut bahwa profesi pramuwisata memerlukan legalitas kompetensi dalam bentuk lisensi. Dengan tingkatan lisensi pramuwisata muda, madya dan utama dalam bidang pengatur perjalanan wisata.

Namun, tuntutan adanya lisensi seperti diatas di lapangan kadang menjadi bias. Karena arti dan nilai dari lisensi itu kurang mencerminkan kompetensi dan hanya sebagai alat birokrasi. Oleh sebab itu proses pembuatan peraturan tentang pramuwisata sebaiknya lebih flksibel, sesuai dengan semangat zaman dan harus memperhatiakan transformasi digital dan sosmed.

Aplikasi pemandu wisatawan ( foto istimewa )

Industri pariwisata dunia telah menjadi pilar ekonomi diakselerasi oleh lahirnya platform digital atau aplikasi pemandu wisatawan. Menurut pakar industri pariwisata Profesor Dan Erkkila dari University of Minnesota’s, Industri pariwisata dunia semakin membutuhkan platform digital wisata. Platform wisata itu memungkinkan para wisatawan lebih fleksibel dalam menikmati wisatanya.

Saat ini terjadi perubahan selera dari para wisatawan. Selera mereka bergeser ke jenis wisata yang bisa menikmati produk atau kreasi budaya, peninggalan sejarah dan ekowisata. Perubahan pola wisata ini perlu segera diantisipasi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun sarana promosi.

Pemerintah daerah kebanyakan masih asal-asalan dalam mengelola obyek daya tarik wisata (ODTW) ekowisata. Dibutuhkan langkah yang profesional dari praktisi pariwisata untuk mendesain sebuah Ecotourism Awareness Campaign dengan platform digital e-Tourism yang bertujuan memperkenalkan lebih dalam lagi berbagai paket ekowisata.

Untuk lebih menghidupkan kampanye itu alangkah baiknya jika potensi ODTW ekowisata di seluruh negeri ini terhubung lewat platform ekowisata di negara lain. Perlu mendorong kreatifitas rakyat luas untuk membuat konten destinasi wisata yang ada di negeri ini dengan berbagai aplikasi lalu di unggah ke sosial media. Persaingan global untuk menjaring wisatawan begitu sengitnya. Strategi untuk menjaring wisatawan telah diwarnai dengan langkah yang unik dan spektakuler. Juga dengan metode buzz marketing lewat sosial media.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image