Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masruhin Bagus

Pendidikan Yang Berorientasi Masa Depan

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 25 Jan 2023, 09:12 WIB
image source:pixabay

Berbicara dunia dimasa depan, 20 tahun yang akan datang, maka akan ada banyak pertanyaan memenuhi kepala kita. Diantara pertanyaan tersebut seperti, pendidikan akan sepertia apa? Pertaniannya sepertia apa? Budayanya sepertia apa? Dan kehidupan sosialnya seperti apa? Dan masih banyak lagi pertanyaannya.

Saya ambil satu aspek saja, yaitu aspek pendidikan. Aspek pendidikan ini menurut saya sangat penting karena dunia akan menjadi seperti apa 20 tahun yang kan datang tergantung SDM-nya. Unggul atau tidak SDM suatu bangsa tergantung pendidikannya.

Tingkat pendidikan yang berkualitas akan banyak melahirkan inovasi. Semakin banyak inovasi taraf hidup manusia juga akan semakin baik. Termasuk inovasi dalam bidang pendidikan. Adanya SDM yang berkualitas dan unggul, dampaknya adalah kualitas pembelajaran semakin baik. Akhirnya kualitas lulusan (SDM) semakin baik.

Seperti digambarkan dalam sebuah video yang bisa dilihat di chanel jejak ruang, video tersebut menggambarkan pembelajaran di masa depan yaitu pembelaran berbasis teknologi. Siswa cukup membawa semacam tablet layar sentuh transparan, yang pengoperasiannya cukup disentuh maka segala informasi dan pengetahuan langsung tersedia.

Siswa tidak lagi membawa buku yang tebal dan berat, tidak ada flasdisk untuk memindah data, tidak ada keyboard atau mouse untuk perintah kerja, dan lain-lain. Seorang guru juga tidak report membawa buku, tidak perlu menulis di papan tulis, tidak ada papan tulis maupun LCD proyektor, tetapi di setiap sudut sekolah bahkan di luar sekolah, seorang guru maupun siswa bisa langsung mendapatkan pengetahuan dari kaca-kaca hologram yang terkoneksi dengan semacam bank data ilmu pengetahuan.

Guru maupun dosen juga bukan lagi satu-satunya sumber belajar, siswa cukup memfoto atau men-scan, sesuatu yang ada di sekitar, kemudian dihubungkan dengan sumber informasi, setelah itu siswa dengan cepat mendapatkan informasi yang diinginkan.

Ya, misalnya siswa ingin praktikum bedah hewan, siswa tidak perlu report membawa dan menangkap serta menyebelih hewan, tetapi cukup memfoto hewan tersebut dengan menggunakan tablet, kemudian dikoneksikan dengan bank data informasi, siswa akan langsung mendapatkan informasi detail tentang hewan tersebut. Mulai dari nama dan jenis hewan hingga system jaringan tubuh hewan. Sebuah gambaran yang menarik.

Seandainya pembelajaran pada tahun 2045 nanti, gambarannya seperti yang saya ceritakan di atas, tentu siswa akan sangat senang dan menyukai belajar. Bukankah saat ini saja anak-anak hampir tidak bisa lepas dari gadget?

Nah, tantangan pendidikan pada masa kini dan juga masa depan adalah bagaimana mendekatkan sesuatu yang penting (ilmu) bagi kehidupan siswa menjadi menarik (siswa senang mempelajarinya).

Jika hari ini kecanggihan gadget menjadi suatu yang menarik dan dekat dengan siswa, maka bagaimana memasukkan sesuatu yang penting (ilmu) dalam kehidupan siswa (dunia gadget). Dengan begitu siswa tidak merasakan bahwa mereka sudah belajar banyak hal yang penting. Mereka belajar dengan menyenangkan.

Mengakhiri tulisan ini, bahwa pendidikan yang diberikan ke siswa adalah sesuatu yang akan berguna untuk masa yang akan datang. Bisa jadi 10 atau 20 tahun yang akan datang. Ilmu yang diberikan ke siswa ada yang bersifat tetap (konservatif) tidak boleh hilang oleh zaman, misalnya tentang keimanan/akidah dan sesuatu yang bersifat adaptif, menyesuaikan kondisi zaman atau tantangan zaman. Maka, seorang pendidik, dalam cara mengajar dan materi yang diberikan saat ini harus berorientasi masa depan. Mampu menjawab dan menghadapi tantangan zaman, untuk 10 atau 20 tahun yang akan datang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image