Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fajar Wahyu Sejati

Mencoba Memahami Sosial Profetik Kuntowijoyo

Sejarah | Friday, 20 Jan 2023, 10:58 WIB

Kuntowijoyo merupakan salah satu sejarawan dan praktisi sejarah serta ilmu sosial yang namanya sangat terkenal bagi kalangan mahasiswa, dosen, dan sejarawan di Indonesia. Ketika kita membahas mengenai praktik penelitian sejarah, metode yang beliau kembangkan selalu menjadi pilihan dalam proses penelitian. Kuntowijoyo juga memiliki pandangan mengenai ilmu sosial yang mana nanti akan dibahas mengenai pemikiran beliau pada karyanya tentang ilmu sosial profetik.

Diunduh dari Wikipedia

Kuntowijoyo memiliki pandangan yang berbeda mengenai ilmu sosial. Kuntowijoyo membuat sebuah pemikiran berbeda mengenai ilmu sosial yaitu ilmu sosial profetik. Ilmu sosial profetik sendiri terinspirasi dari pemikiran Garaudy dan Mohamad Iqbal. Keresahan akan filsafat barat mampu membuat seorang Kuntowijoyo menemukan pemikirannya. (Zulheri, 2012, hal. 3-4)

Pandangan Kuntowijoyo mengenai ilmu sosial, tidak lepas dari pengaruh Islam yang ada dalam pemikirannya. Paradigma pemikiran Islam menjadi salah satu dasar bagaimana Kuntowijoyo memandang ilmu sosial. Dalam pemikiran Islam dalam status sosial disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang bebas dan merdeka, lanjutnya seperti terdapat predikat bahwa Tuhan menitipkan alam semesta pada manusia untuk mengaturnya. (Zulheri, 2012, hal. 37)

Seperti halnya Roger Garaudy dan Muhammad Iqbal, Kuntowijoyo juga merasa bahwa filsafat barat tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Filsafat barat terjebak pada kubu idealis dan materialis, yang mana tidak ada akhir yang pasti. Ketika filsafat barat lahir dari sebuah pertanyaan bagaimana pengetahuan dimungkinkan, maka penawaran yang diajukan Garaudy adalah bagaimana kenabian wahyu itu dimungkinkan. Sementara di lain hal, Muhammad Iqbal oleh Kuntowijoyo pendapatnya diafirmasi oleh Kuntowijoyo adalah etika profetik. Dari pandangan mengenai etika profetik memunculkan apa yang disebut ilmu sosial profetik yang ditawarkan sebagai sebuah alternatif dari ilmu sosial yang cenderung positivistik.

Kata profetik yang digunakan oleh Kuntowijoyo juga terinspirasi dari Muhammad Iqbal. Profetik sendiri memiliki arti wahyu (kenabian). Hal ini juga selaras dengan serapan Bahasa Inggris yaitu prophet (nabi).

Ilmu sosial profetik seperti yang telah dijelaskan, muncul sebagai alternatif dalam filsafat ilmu sosial barat yang cenderung positivistik dan menanggalkan mengenai agama. Ilmu sosial profetik dalam pandangan Kuntowijoyo merupakan awal dari pemikiran ilmu sosial transformatif. Pandangan mengenai ilmu sosial profetik sendiri oleh beliau tidak lepas dari pengaruh Islam di dalam pemikiran Kuntowijoyo.

Konsep ilmu sosial profetik yang dikemukakan Kuntowijoyo tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan arah mana transformasi dilakukan. Pengamalannya mengenai Islam sangat jelas terlihat saat melihat pandangan beliau mengenai ilmu sosial profetik, di mana dasar yang digunakan dalam telaah ilmu sosial profetik berdasar pada Quran Surah Ali Imran: 110 yang menjelaskan mengenai bagaimana manusia beriman. Melalui ayat itu juga tercetus tiga pilar, yaitu humanisasi, liberalisasi, dan transendensi (Leprianida, 2009, hal. 36).

Ada 3 hal yang mempengaruhi gerakan ilmu sosial profetik (Maskur, 2012, hal. 79-90) , yaitu:

1) Perdebatan menyoal teologis

Persoalan teologis memang menjadi bahasan pokok yang dibahas oleh Kuntowijoyo, Iqbal, dan Garaudy. Tidak dapat dipungkiri memang, kajian mengenai hal ini sangat vital, karena sosial profetik berusaha untuk membuat agama dan ilmu pengetahuan tidak dipisahkan.

2) Ilmu sosial

Ilmu sosial adalah fokus kajian yang digunakan dalam profetik. Ilmu sosial yang berlandas pada kehidupan beragama dan struktur sosial manusia. Agama yang dipisahkan oleh ilmu pengetahuan menjadikan manusia sebagai antroposentrisme. Ilmu sosial dalam pandangan Kuntowijoyo berusaha di dekatkan kembali pada agama, khususnya Islam. Hal ini, karena banyak yang mengilhami bahwa ilmu sosial akan berkembang ketika lepas dari paham agama.

3) Fakta sosial

Fakta sosial ini berangkat dari perubahan masyarakat yang mengarah pada modernisasi yang semakin membuat umat menjadi antroposentrisme. Modernisasi diyakini oleh Kuntowijoyo akan membawa perubahan moralitas baru yang mengarah pada individualistis dan ekonomi.

Meskipun beliau telah mangkat, karya dan pemikiran beliau masih digunakan dan dihormati hingga saat ini. Oleh sebab itu, tema pemikiran Kuntowijoyo adalah untuk menghormati karya beliau yang sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Karyanya mengenai ilmu sosial profetik jelas membuka pemahaman baru mengenai ilmu sosial. Paradigma Islam yang dikembangkan Kuntowijoyo sungguh telah membuka ilmu pengetahuan baru di Indonesia.

Fajar Wahyu Sejati

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image