Taat Bukan Hanya Perkara Takut

Hikmah  
Orang-orang yang gemar beribadah adalah gambaran bahwa ia taat kepada perintah Allah Ta'ala.

Mengapa seseorang bisa taat? Apakah karena ia takut dengan ancaman, atau tergiur dengan upah dan hadiah? Yap, betul! Tapi bukan itu faktor utama yang menyebabkan seseorang menjadi taat.

Bayangkan bila seseorang berbadan kekar dan berwajah seram tiba-tiba menghadang kita di tengah jalan. Ia juga memegang pedang yang panjang sementara tak ada orang lain di sekitar kita.

Orang tersebut lalu mengancam kita. "Serahkan semua hartamu. Kalau tidak, saya penggal kepalamu!"

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lantas, apakah kita taat dengan perintah orang tersebut? Tentu saja kita akan berpikir terlebih dahulu. Apakah orang ini memang sanggup memenggal kepala kita?

Kalau kita yakin dia tak akan sanggup karena kita bisa mengalahkannya dengan mudah, atau kita bisa lari sekencang-kencangnya dan kita yakin orang tersebut tak akan mampu mengejar kita, tentu kita tak akan menaatinya. Kita akan menolak perintahnya, bahkan melawannya.

Sebaliknya, jika kita yakin bahwa ia sanggup melakukannya, maka kita akan segera mentaatinya. Sebab, kita takut orang tersebut betul-betul akan memenggal kepala kita.

Jadi, seseorang akan taat bila ia yakin, bukan sekadar karena ia takut atau tergiur dengan iming-iming.

Demikian juga sikap kita terhadap perintah Allah Ta'ala. Mengapa seorang Mukmin begitu taat kepada Allah Ta'ala? Apakah karena ia takut kepada neraka dan tergiur dengan surga? Ya! Tapi bukan itu faktor utamanya.

Faktor utama seseorang taat kepada perintah Allah Ta'ala dengan cara melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya adalah iman. Iman ini akan membuat seseorang dekat kepada Allah Ta'ala, mengerti siapa sebetulnya Tuhan yang berhak disembah, dan merasa takut sekaligus penuh harap kepada-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam al-Qur'an surat al-Hujurat [49] ayat 15, "Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."

Dari ayat tersebut jelas dikemukakan bahwa orang-orang mukmin (beriman) yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan tidak ada keraguan sedikit pun dalam hatinya, lalu mereka berjuang sungguh-sungguh dengan harta dan jiwanya di jalan Allah Ta'ala.

Dari sini kita akan paham mengapa banyak orang yang tak takut dengan neraka dan tak berharap dengan surga. Logikanya, tak akan ada manusia yang tak takut dengan siksa neraka. Sebab, sekadar siksa dunia saja manusia sudah takut luar biasa. Apalagi siksa neraka yang kengeriannya jauh melebihi apa yang bisa kita bayangkan.

Namun, karena kebanyakan manusia belum betul-betul mengimaninya, maka mereka tidak takut. Di mata mereka, surga dan neraka tidak nyata. Padahal, bukti apa lagi yang harus disodorkan kepada mereka tentang kebenaran adanya hari setelah kematian? Bukankah Allah Ta'ala telah menurunkan Rasul-Nya dan para Nabi sebelum itu? Bukankah Allah Ta'ala juga telah menurunkan al-Qur'an yang kebenarannya tak terbantahkan hingga saat ini?

Wallahu a'lam. ***

Penulis: Mahladi Murni

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Jaga Iman dengan Berbagi Renungan

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image