Menaklukkan Glassophobia
Pendidikan dan Literasi | 2023-01-18 02:30:14Anda tentunya sudah sering sekali mendengar kata-kata atau istilah public speaking atau berbicara di depan umum. Nah kali ini saya akan sedikit membahas apa itu public speaking, metode apa saja yang biasanya digunakan dalam public speaking, apakah tujuan dan manfaat public speaking, bagaimana cara meningkatkan kemampuan public speaking dan sedikit sharing pengalaman pribadi saya ketika tampil berbicara di depan umum.
Ketika kita harus berpidato atau memberikan sambutan dan berbicara di depan umum di suatu forum terbuka secara resmi, biasanya kita merasa gugup atau khawatir jika kita melakukan kesalahan dalam memberikan sambutan atau pidato dan ditertawakan oleh audiens. Sebetulnya hal tersebut wajar dan manusiawi karena dalam dunia medis dikenal istilah glossophobia –salah satu jenis fobia sosial yang membuat pengidapnya memiliki ketakutan yang kuat, ketika harus berbicara di depan umum. Perasaan terancam itu yang kemudian mendorong otak melepaskan adrenalin dan steroid. Hal itu kemudian menyebabkan kadar gula darah, atau tingkat energi, meningkat. Selanjutnya, tekanan darah dan detak jantung pun akan ikut meningkat, mengirimkan lebih banyak aliran darah ke otot-otot. Gejala yang umum dirasakan oleh pengidap glossophobia adalah : detak jantung yang cepat, gemetaran, berkeringat berlebihan, mual atau muntah, sesak napas atau hiperventilasi, pusing, ketegangan otot, dan memiliki keinginan untuk pergi menyendiri. Banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami glossophobia. Sebagian besar dari mereka yang memiliki rasa takut yang kuat untuk berbicara takut dihakimi, dipermalukan, atau ditolak. Mereka mungkin pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya, seperti laporan di kelas yang tidak berjalan dengan baik, atau diminta datang ke suatu tempat untuk berbicara di depan banyak orang, seperti pidato, debat, atau memberikan presentasi tanpa persiapan dan bisa juga karena faktor internal yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu memiliki pikiran-pikiran negatif seperti : takut membuat kesalahan, tidak bisa berbicara di depan umum karena tidak percaya diri, malu, takut ditertawakan penonton, dan lain-lain. Permasalahan ini akan saya elaborasi di akhir penyajian artikel “Cara Menaklukkan Glassophobia”.
Apa itu berbicara di depan umum? Berbicara di depan umum secara umum dapat diartikan sebagai komunikasi lisan, baik itu secara tatap muka di muka umum maupun di depan sekelompok orang tertentu. Public speaking tidak harus mengisi materi workshop atau seminar. Tetapi jika Anda memberikan presentasi di tempat kerja atau di kelas yang mengharuskan anda untuk berbicara atau berkomunikasi secara lisan di depan umum maka itu juga termasuk salah satu bentuk public speaking. Public speaking juga dapat diartikan sebagai oratori atau pidato. Jadi berbicara di depan umum telah berkembang sejak abad sebelum masehi. Saat ini banyak orang ingin meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Berikut ini pengertian public speaking menurut beberapa ahli;
1. Public speaking dapat diartikan sebagai “The act or skill speaking to a usually a large group of people”. Dari kalimat tersebut bisa dikatakan bahwa public speaking adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam berbicara, baik berbentuk kelompok besar maupun kelompok kecil. (Kamus Merriam-Webster)
2. Public speaking merupakan bentuk komunikasi berkelanjutan, melalui pesan maupun melalui lambang dengan cara interaksi dengan pembicara dan audience. (David Zarefsky)
3. Public speaking dapat diartikan sebagai studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam menyusun kata maupun kalimat. Perspektif lain, public speaking dianggap sebagai seni berpidato yang bombastis dan muluk-muluk. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa public speaking adalah keterampilan dan kemampuan berbicara di depan banyak orang untuk menjelaskan atau mempresentasikan sesuatu agar lebih mudah dipahami oleh audiens. Berbicara di depan umum adalah seni berbicara yang dapat digunakan untuk melibatkan audiens dan melibatkan mereka dalam presentasi. Dalam praktiknya, penutur dapat mengikuti empat metode khusus. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan gaya bicara yang ingin disampaikan oleh presentator:
Improptu style
Metode public speaking pertama yang kerap digunakan oleh para profesional adalah improptu style. Secara teoritis, istilah pidato “improptu” memiliki makna “dibuat di tempat.” Maka dari itu, metode ini mengacu pada pembicara yang tidak banyak berlatih dengan naskah yang tidak banyak dipersiapkan. Pidato yang dipersiapkan dengan metode ini umumnya pendek dan seringkali diberikan dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan sama sekali. Catatan jarang digunakan dan pembicara umumnya melihat langsung kepada penonton. Hasilnya, mereka mampu membuat penonton terlibat dengan lebih mudah. Metode ini dipilah menjadi 3 kategori yang berbeda, yakni dari rentang sama sekali tidak ada persiapan, sedikit persiapan, dan berlatih sekadarnya.
2. Manuscript style
Metode public speaking berikutnya yang dapat kamu gunakan untuk keperluan presentasi adalah manuscript style. Metode ini mengacu pada teknik berpidato dengan naskah yang sudah dipersiapkan secara baik. Metode ini biasanya dimanfaatkan oleh para pejabat negara atau bagi mereka yang hendak memberikan sambutan di acara resmi atau formal.
Metode manuscript umumnya digunakan untuk menghindari terjadinya kesalahan karena setiap kata yang diucapkan akan diperhatikan oleh masyarakat luas dan dikutip oleh media massa.
3. Memorized style
Memorized style merupakan salah satu metode public speaking yang paling sering digunakan dalam dunia profesional. Metode ini mengacu pada teknik menghafal skrip yang akan dibacakan kepada audiens secara verbatim, atau kata demi kata agar bisa disaring dengan mudah. Metode ini, menuntut pembicara untuk menguasai semua susunan bahasa, ide, dan gagasan yang terdapat di dalam naskah. Maka dari itu, metode memorized style sejatinya lebih cocok untuk mereka yang memiliki daya ingat tinggi. Selain itu, metode ini juga cocok untuk pembicara dengan pembahasan atau topik yang menarik dan sederhana.
4. Extempore style
Metode public speaking terakhir yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan presentasi adalah extempore style. Menurut Study, dari keseluruhan metode di atas, metode extempore merupakan gaya berpidato yang sangat dianjurkan untuk pembicara di ranah profesional. Mengapa demikian? Sebab, metode ini mendorong pembicara untuk menggunakan skrip pidato yang hanya berisi outline dan pokok-pokok penunjang. Dengan menggunakan outline dan aspek-aspek penunjang, pembicara memiliki pedoman untuk mengatur gagasan dalam pikiran yang akan mereka sampaikan ke audiens. Metode ini juga akan mengurangi kesalahan saat presentasi. Pasalnya, outline yang terdapat dalam skrip dijamin bisa mengurangi rasa takut akan kekeliruan.
Itulah empat metode yang dapat digunakan dalam public speaking. Mari kita lanjutkan dengan uraian tujuan dan manfaat public speaking. Ada beberapa hal yang merupakan tujuan dari public speaking, yaitu :
1. Untuk memberi motivasi kepada para audiens. Bagi para narasumber, merupakan kepuasan tersendiri ketika audiens heboh dan antusias dengan informasi yang kita sampaikan. Bayangkan, ungkapan menarik yang memotivasi mereka dan menguntungkan mereka saat kita berbicara di depan publik, kita mendapat tabungan untuk amal di penghujung hari nanti karena ucapan kita memotivasi atau menginspirasi orang-orang untuk berbuat baik atau memberi manfaat kepada orang lain. Ini tentu saja juga motif religius si pembicara.
2. Tujuan yang tidak kalah penting dari public speaking adalah memberikan informasi yang belum audiens tahu. Bagi kita informasi tersebut mungkin biasa saja, bahkan menganggap tidak penting. Namun, bagi orang lain, informasi tersebut bisa jadi sangat penting bagi mereka. dahsyatnya, mampu mengubah nasib orang tersebut.
3. Tujuan yang selanjutnya adalah menarik perhatian dan daya tarik audiens dengan cara persuasif atau membujuk agar orang yakin dan tertarik sehingga orang mau mengikuti apa yang kita inginkan.
4. Tujuan yang terakhir adalah untuk menghibur para audiens. Sekarang ini sudah banyak event-event yang menampilkan stand up comedy sebagai salah satu bentuk public speaking yang bertujuan untuk menghibur para audiens yaitu dengan cara menyampaikan lawakan monolog suatu topik dengan materi yang dibuat sendiri atau pun berasal dari orang lain.
Agar kita tertarik dan mau melakukan public speaking maka ada 4 manfaat yang bisa kita dapatkan jika berani tampil dalam pentas public speaking. Keempat manfaat tersebut adalah :
1. Meningkatkan Jenjang Karir
Manfaat paling dirasakan adalah meningkatkan jenjang karir dan memperluas jaringan relasi. Semakin luas relasi, semakin besar peluang dan potensi yang akan kita peroleh. Tentu saja akan mempengaruhi hal-hal baik di masa yang akan datang.
Jika public speaking kamu dapatkan diluar kemampuan pekerjaan kantoran, maka jika pihak kantor kamu memiliki potensi ini. Maka kamu pun akan direkomendasikan atau jenjang karir yang kamu miliki bisa dinaikan karena keterampilan tambahan yang kamu punya.
2. Membangun Percaya Diri
Manfaat memahami pengertian dan metode public speaking secara tidak langsung membangun rasa kepercayaan diri kamu loh. Setidaknya dari pengalaman berbicara di depan umum, sudah sebuah langkah hebat, karena bisa melawan rasa takut pada diri sendiri.
Tidak semua orang berani dan bisa berbicara di depan umum. Jadi jika ada kesempatan menjadi public speaking, lakukan. Karena kesempatan tersebut sebagai ajang membangun keberanian diri.
3. Berfikir Cerdas
Banyak orang yang pintar, tetapi sedikit orang yang cerdas. Orang pintar pintar dalam kemampuan otak. Sayangnya kekritisan dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah semua orang bisa melakukannya.
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengolah dan memanajemen waktu yang ada sebaik mungkin. Bahkan dalam kondisi yang tidak terduga saat hendak berbicara di depan umum, orang cerdas mampu menutupi kekurangan dan mampu menemukan strategi spontan yang tetap keren.
4. Pandai Berbicara
Sedikit cerita tentang pengalaman saya. Awalnya saya mendapatkan tawaran berbicara di depan umum. Tidak begitu yakin saya menerima tawaran tersebut karena pada dasarnya saya adalah seorang yang introvert tidak suka akan keramaian apalagi harus berbicara di depan umum yang dilihat oleh orang banyak. Saat berbincang biasa pun dengan teman kadang saya merasa gugup, telapak tangan dan badan berkeringat dan sulit untuk memulai suatu pembicaraan atau menimpali pembicaraan orang lain. Saya lebih sering menjadi pendengar jika ada orang yang berbicara dengan saya. Seiring waktu berjalan dan saya mulai bertemu dengan banyak orang serta mengikuti beberapa kegiatan komunitas atau organisasi yang mengharuskan untuk menggunakan komunikasi yang baik maka perlahan-lahan rasa gugup saya mulai berkurang dan rasa percaya diri mulai tumbuh. Saya selalu menanamkan dalam pikiran bahwa jika ingin maju maka saya harus memiliki pola pikir yang berkembang, yaitu : saya belajar dari kegagalan, saya akan tetap berjuang menyelesaikan sesuatu meskipun itu sulit, saya menyadari bahwa mencapai tujuan itu memerlukan waktu dan usaha, saya belajar dari kesalahan dan mengambil risiko, saya dapat mengatasi ketakutan saya dan menjadi seorang yang pemberani, saya bisa melakukannya dengan usaha, saya akan belajar bagaimana melakukan hal itu.
Dan hasil dari afirmasi ke dalam diri saya sendiri dengan pola pikir yang berkembang tersebut manfaatnya luar biasa yang saya rasakan dan alami sendiri. Dengan usaha, kerja keras, disiplin yang tinggi dan doa kepada Tuhan yang Maha Kuasa untuk mengubah sesuatu itu menjadi lebih baik maka saya yang semula mempunyai pola pikir yang tetap atau fixed mindset tidak percaya diri, gugup, berkeringat, takut dan malu tampil berbicara di depan umum, dapat menampilkan sisi terbaik yang ada dari dalam diri menjadi seorang yang percaya diri, berani tampil di forum dan bahkan menjadi moderator dan narasumber di beberapa tempat, serta dapat mengutarakan atau mengekspresikan pendapat secara tenang, runut, sistematis dan mudah dipahami oleh orang lain.
“Aset terbaik itu adalah pikiran. Jadi jangan berharap menghasilkan hal-hal baik jika kau memasukkan hal-hal buruk ke dalamnya.”
Wednesday, January 18, 2023 02:21 am
Prince of Betawi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.