Betapa Menariknya Buku Al'Arabiyyah Bayna Yadaik
Sekolah | 2023-01-18 00:24:18الحمدلله الذي ختم الرسل بمحمد صلى الله عليه وسلم، وختم الكتب بالقرآن الكريم، وجعل العربية لسان هذا الدين الخاتم.
Tulisan ini adalah pengalaman saya dalam mempelajari bahasa Arab. Alhamdulillah, saya telah mempelajari bahasa Arab kurang lebih enam setengah tahun. Bukan waktu yang singkat menurut saya, tetapi tidak cukup puas dengan kaidah-kaidah bahasa Arab yang saya ketahui dan tidak cukup puas dengan kosakata bahasa Arab yang saya hafal.
Tiga tahun pertama, saya mempelajari bahasa Arab di salah satu pesantren setingkat SMP didaerah Kampar, Riau. Pada tahun pertama, ilmu bahasa Arab yang saya pelajari adalah Shorf. Guru saya selalu memberi tugas hafalan dari buku Al Amtsilah At Tashrifiyyah, tanpa kami ketahui tujuannya apa. Karena kamipun tidak mengerti apa yang kami hafal. Dan pada tahun kedua dan ketiga. Kami belajar banyak kitab kaidah bahasa Arab serta ilmu i'rob nya. Alhamdulillah, saya paham atau lebih tepatnya hafal dengan apa yang saya pelajari tetapi tidak dengan arti atau makna kosakata Arab tersebut. Begitupun keseharian kami yang tidak memakai bahasa Arab dalam berinteraksi dan penambahan kosakata bahasa Arab yang minim yang hanya kami dapatkan dikelas. Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk tidak lanjut dan pindah ke pesantren lain.
Dari awal mempelajari bahasa Arab, saya sudah sangat menyenanginya. Hanya saja, di tiga tahun pertama, saya belum bisa berinteraksi dengan bahasa Arab.
Saya melanjutkan pendidikan di salah satu pesantren yang terletak di Kampar juga. Dikarenakan kemodrenan pesantren tersebut yang tidak sesuai menurut pendapat saya, akhirnya saya berhenti sejenak setelah tiga bulan saya menahan diri untuk pindah. Tidak tau ingin sekolah dimana dan tidak ada tujuan selain rumah.
Setelah beberapa hari, orang tua saya mengajak saya untuk berkunjung ke salah satu pesantren tingkat SMA di daerah Pelalawan, Riau. Yang awalnya hanya berkunjung, berakhir dengan pendaftaran. Saya hanya patuh kepada orang tua saya, karena saya pun merasa sepertinya pesantren ini tepat untuk saya. Digerbang pesantren, saya dan ibu berkenalan dengan guru tahfizh di pesantren tersebut. Dan ibu saya langsung meminta agar saya dimasukkan ke kelompok tahfizh khusus. Bagaimana tidak terkejut, karena dari dulu saya tidak pernah menghafal AlQuran kecuali juz 30. Dan niat saya masuk pesantren tersebut, berharap agar saya bisa belajar bahasa Arab lebih dalam. Tetapi, saya menyetujui permintaan ibu saya dan begitupun guru tersebut, beliau menyetujui tanpa mengetahui bagaimana saya.
Hari-hari saya jalani dengan harapan saya dapat mengimbangi hafalan AlQuran saya dan ilmu bahasa Arab. Karena, bagi santri yang mengikuti tahfizh khusus akan belajar lebih sedikit daripada yang tidak mengikuti. Keseharian kami berinteraksi dengan bahasa Arab, tanpa pengecualian satu kata pun. Walaupun bahasa yang kami gunakan bahasa Arab ala pesantren. Kami juga mendapatkan penambahan kosakata bahasa Arab setiap selesai sholat subuh. Kosakata Arab merupakan tantangan terbesar bagi saya, karena sebelumnya saya tidak mengerti bahasa Arab. Saya hafal kaidah-kaidah bahasa Arab, tetapi saya tidak tau untuk apa saya menghafalnya.
Tekad saya kuat untuk mencatat dan menghafal kosakata Arab yang saya dapatkan. Seiring berjalannya waktu, saya bisa menyamai teman teman saya yang sudah lebih dahulu, bahkan dengan hafalan AlQuran yang terus harus disetor dan dijaga. Ketika di pesantren tersebut saya merasa begitu bermanfaatnya apa-apa yang saya hafal dan pahami di pesantren masa SMP dulu, walaupun tanpa mengetahui artinya. Dari SMP saya berharap bisa menjadi anggota OSIS bagian bahasa. Dan akhirnya terwujud.
Di pesantren ini, lebih mengutamakan keberanian dan kepandaian dalam berinteraksi dengan bahasa Arab. Dan kaidah-kaidah bahasa Arab, tidak terlalu ditekankan untuk dihafal atau dimengerti sebaik-baiknya.
Lulus pesantren, saya lebih memilih untuk melanjutkan hafalan AlQuran saya di salah satu tempat tahfizh AlQuran dengan program beasiswa dan menyudahi impian saya untuk melanjutkan pendidikan di Jawa. Dalam pikiran saya, setelah saya menyelesaikan hafalan AlQuran, saya akan mengabdikan diri di tempat tahfihz tersebut. Tetapi tidak, Allah telah mempersiapkan hal terindah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Awal Januari tahun 2022, masa menghafal saya berakhir. Ada dua pilihan yang dapat salah pilih. Pilihan pertama adalah mengabdi sesuai dengan niat saya dahulu. Dan pilihan kedua adalah pulang ke rumah. Kenapa saya bimbang, padahal pilihan pertama adalah pilihan yang tepat. Tetapi, saya memilih untuk pulang.
Tidak ada rencana ingin bagaimana dan seperti apa kedepannya. Tetapi, Allah punya rencana. Beberapa bulan sebelum saya pulang, teman saya bercerita bahwa ia mengikuti tes masuk sekolah tinggi di Jawa, tetapi tidak lulus. Dan saya yang masih dalam proses menghafal AlQuran, melupakan impian saya untuk melanjutkan pendidikan di Jawa karena ingin mengabdi, padahal saya sangat ingin mencoba.
Beberapa hari setelah saya pulang, saya ingat dengan cerita teman saya beberapa bulan lalu tersebut. Jujur, saya memang tidak ingat sama sekali tentang kuliah di Jawa ketika saya memilih untuk tidak mengabdi. Jadi, saya pulang bukan karena ingin kuliah.
Akhir Februari tahun 2022, saya meminta izin kepada ibu saya untuk mendaftar ke sekolah tinggi yang pernah diceritakan teman saya. Tetapi, ibu saya berkata "Serius masih mau belajar, memangnya masih ingat bahasa Arab? Kan sudah satu tahun lebih nggak belajar dan bicara bahasa Arab ". Ketika itu saya berfikir bahwa benar yang dikatakan ibu saya. Tetapi saya menjawab " InsyaAllah bisa dan masih banyak waktu untuk persiapan. Ini program beasiswa. Boleh ya? ". Dan akhirnya izin pun didapatkan dengan syarat jangan kecewa.
Buku-buku masa sekolah di pesantren saya cari. Sudah lama buku-buku itu tidak saya buka, terlebih dipelajari. Dan inilah saatnya. Berbagai tes saya jalanidan berakhir dengan hasil yang diharapkan. Bersyukur, terharu, bahagia, dan segala rasa senang yang terlihat dari tetesan air mata saya begitupun orang tua saya. Akhirnya saya bisa melanjutkan pendidikan ke Jawa. Segalanya karena Allah.
Sekolah tinggi yang saya pilih adalah sekolah tinggi ilmu alQuran dan tafsir, yang mana pembelajaranny menggunakan bahasa arab. Disinilah saya merasakan belajar bahasa Arab yang begitu nikmat. Dimulai dari dosen dosen hebat yang mengajarkan saya berbagai macam ilmu, terkhusus dosen bahasa Arab saya yang baru beberapa bulan saja kami diajarkan, saya sudah sangat kagum dengan luasnya ilmu bahasa Arab. Lingkungan berbahasa Arab yang merupakan pendukung pendidikan kami. Teman-teman yang baik dan pintar, yang belum pernah saya temui seperti ini sebelumnya.
Buku al'Arabiyyah bayna yadaik adalah buku pembelajaran bahasa Arab kami saat ini. Buku yang luar biasa ini sangat membantu kami untuk memahami bahasa Arab. Buku ini mencakup empat keahlian atau kompetensi, yaitu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dan buku ini terdiri dari 4 jilid, yang masing-masing jilidnya terdiri dari dua bagian. Dimulai dari level rendah hingga level tersulit.
Buku yang luar biasa ini harus diajarkan oleh orang orang yang tepat. Karena tidak semua orang dapat mengajarkannya sesuai dengan caranya. Yang terpenting adalah selalu gunakan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan maupun memaknai kosakata. Didalam buku ini, terdapat berbagai teks yang berisi berbagai ilmu, yang bukan hanya bahasa Arab melainkan segala aspek kehidupan. Mulai dari liburan, ibadah haji, pendidikan anak, alQuran wahyu Allah, bahkan teks tentang kehidupan rumah tangga. Inilah sisi yang paling menarik menurut saya. Walaupun saya masih mempelajari jilid ketiga dari buku ini, banyak ilmu yang saya dapatkan dibuku-buku ini. Diantaranya, kaidah-kaidah bahasa Arab, penambahan kosakata Arab, cara penulisan huruf dan kata-kata Arab, penulisan dengan dikte, lancar serta mengikuti kaidah-kaidah bahasa Arab yang telah didapat untuk berkomunikasi, serta ilmu ilmu lain yang didapat dari teks yang dibaca.
Betapa menariknya buku ini, sehingga pantas untuk dijadikan referensi utama pembelajaran bahasa Arab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.