Proses Pencarian Makna Hidup
Edukasi | 2023-01-12 19:39:39
Pendahuluan
Makna hidup (the meaning of life) merupakan kunci kehidupan yang sangat penting bagi perjalanan hidup seseorang yang bernilai khusus dalam kehidupan orang tersebut (Bastaman, 2007). Perjalanan akhir dari makna hidup ini berkaitan erat dengan tujuan hidup manusia. Menurut Frankl (dalam Schultz, 1991), makna hidup menjadi sebuah hal yang diupayakan untuk memenuhi hasrat atau kebutuhan dalam diri yang berfokus kepada menunjang kualitas hidup dan merasapi tujuan kehidupan. Makna hidup setiap individu sangat berbeda, karena setiap makna hidup dalam perjalanan hidup seseorang merupakan hal yang khas, contohnya situasi-situasi berupa perjalanan kebahagiaan, penderitaan, ataupun kematian.
Sumber dari makna hidup yang selama ini seringkali dicari-cari oleh manusia sebenarnya berasal pada kehidupan individu itu sendiri, contohnya pada perjalanan yang kehidupan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan atau segenggam keyakinan dan harapan yang dimiliki oleh individu tersebut ketika sudah dipahami dan dihayati saja sudah dapat ditemukan makna hidup pada individu tersebut. Ketika seseorang mampu meresapi dan merasakan kehidupan yang dilaluinya dan mulai merasakan apa itu makna hidup, hal itu bisa saja dapat menimbulkan perasaan bahagi. Namun di dalam kehidupan ini perasaan bahagia bukan menjadi tujuan semata saja, melainkan dampak-dampak yang ditimbuklakn dari keberhasilan individu merasakan makna hidup dalam kehidupannya. Menurut Frankl (1987), kebahagian bukanlah suatu hal yang dapat dikejar lalu digenggam dengan erat, kebahagiaan merupakan perasaan yang timbul secara tiba-tiba tanpa dibuat-buat yang datang ketika individu mendapatkan keberhasilan meraih tujuannya di luar dirinya.
Makna dalam hidup erat kaitannya dengan bagaimana orang tersebut mencoba meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup salah satunya dapat berupa meningkatnya lingkungan kehidupan yang ada di sekitar seseorang (Mulyadi, 2018). Makna hidup bahkan dapat ditemukan disekeliling kita, bahkan makna hidup sendiri sudah berada dalam diri sendiri. Pencarian makna hidup terkadang dipersulit oleh sebagian orang sehingga tidak menyadari bahwa makna hidup tersebut telah ia temukan dalam kehidupannya.
Kehidupan yang bermakna erat kaitannya dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan kemampuan menghayati dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang bermakna dan dapat menimbulkan perasaan bahagia secara spontan saja sudah merupakan bagian dari hidup yang bermakna (Bastaman, 2007: 55). Upaya untuk menjadikan hidup lebih bermakna sudah dilalui oleh sebagian manusia, mencari pengalaman hidup yang lebih berarti dapat dikaitkan dengan proses membuat hidup menjadi bermakna. Ketika seorang manusia menyadari dan menyerap kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya dengan baik, ia akan dengan mudah mengetahui makna hidup yang bahkan bisa saja terlihat sangat sederhana.
Dalam perjalanan hidup manusia, manusia tidak akan pernah lepas dari berbagai kejadian yang memberikan banyak hal dalam hidupnya. Peristiwa yang menjadi bagian panjang dalam kehidupan manusia ini dapat berupa tantangan, pengalaman, rintangan, dan lain sebainya. Sebenarnya segala hal yang dilalui oleh manusia dapat menjadi pembelajaran untuk melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang sehingga tidak akan terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dilalui dengan baik.Pengalaman memberikan pembelajaran terbaik ketika individu tersebut mencoba jatuh dalam keterpurukan dan peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakan dan pengalaman sebagai pembelajaran memberikan kemungkinan-kemungkinan kecil seseorang masuk ke dalam keterpurukan yang sama. Untuk mencapai kehidupan yang bermakna seseorang harus mampu melalui berbagai rintangan dan cobaan dalam kehidupan sehingga dapat menyelesaikan kesulitan tersebut dengan kemampuannya sendiri (Sunandar, 2016).
Pembahasan
Perjalanan kehidupan manusia akan selalu terlibat dalam berbagai periwstiwa yang menjadi tantangan ataupun pengalaman dalam menjalani kehidupan mansuia. Hal-hal yang telah dilalui tersebut hendaknya dapat menjadi pembelajaran pada individu yang mengalaminya untuk belajar mengenai peristiwa yang telah dilaluinya sehingga tidak akan masuk ke dalam keterpurukan yang sama. Setiap individu harusnya menjadikan berbagai peristiwa yang dilaluinya sebagai pengalaman untuk dapat melangkah kepada perjalanan hidup selanjutnya. Hal yang terpenting dalam menjalani kehidupan ini adalah kemampuan individu untuk senantiasa menikmati hal-hal yang ada di dalam kehidupannya, sehingga perjalanan hidupnya bukanlah sebuah beban yang menghimpit. Karena ketika seseorang merasakan bahwa kehidupan adalah beban baginya, hal ini yang akan menghancurkan pemikirannya sendiri mengenai kehidupan. Apalagi di masa sekarang, himpitan-himpitan yang menghantui mengenai kehidupan berasal dari faktor eksternal atau biasanya pendapat orang lain mengenai kehidupan kita. Hal inilah yang harus diperhatikan dan dipertegas seseorang ketika menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik dan bahagia. Kehidupan seseorang merupakan tanggungjawab orang tersebut, jadi apapun yang akan dilalui dan apapun yang menjadi keputusan dari individu tersebut merupakan tanggungjawabnya secara pribadi. Untuk menjalani kehidupan yang lebih baik seharusnya diiringi dengan kemampuan untuk senantiasa merasa bahagia dengan orang-orang yang memberikan dampak baik di sekeliling individu tersebut.
Permasalahan dalam kehidupan manusia tidak akan pernah berhenti selama manusia tersebut masih menjalani kehidupan di dunia, permasalahan akan datang silih berganti dan semakin rumit ketika memasuki usia yang semakin tinggi. Namun, tidak seluruhnya permasalahan hidup dapat memberikan perasaan stres pada individu tersebut. Setiap individu memiliki cara tersendiri untuk menanggapi stres yang hadir dalam dirinya (Andriyani, 2019). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh manusia dalam hidupnya seringkali menimbulkan perasaan kacau yang mengakibatkan stres dalam dirinya. Namun, juga tidak sedikit manusia yang lebih memilih untuk bangkit dan termotivasi pada masalah yang dihadapinya. Peran diri sendiri dan lingkungan sekitar dapat memengaruhi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Karena sebenarnya dukungan dari lingkungan sekitar menjadi kunci utama seorang individu menjalani kehidupan dan segala permasalahannya. Ketika seseorang merasa tidak adanya dukungan moral dalam hidupnya, perasaan berat dalam melalui permasalahannya muncul begitu saja.
Pada hakikatnya manusia memiliki tujuan hidup untuk terus menjalankan kehidupannya. Tujuan hidup manusia yaitu untuk merealisasikan dirinya sebagai manusia yang utuh (Palindangan, 2012). Manusia utuh yang dimaksud yaitu manusia yang dapat menemukan makna kehidupan di dalam hidupnya. Hal ini tentunya memberikan kesempatan kepada manusia untuk meresapi setiap kehidupan yang dijalaninya. Ketika manusia mampu menemukan tujuan hidup dan makna hidupnya sendiri, manusia tentunya akan senantiasa bersyukur. Tujuan dan makna hidup dari manusia tidaklah memiliki pusat atau patokan yang sama, karena setiap manusia menjalani cara kehidupan dan mendapatkan masalah hidup yang berbeda. Semuanya tergangung pada manusia tersebut ingin menjalani dan mencapai tujuan hidup yang seperti apa nantinya.
Kesimpulan
Makna hidup sepenuhnya berlabuh kepada tujuan hidup yang secara langsung merumuskan dan membangan makna hidup tersebut. Tujuan hidup merupakan makna hidup itu sendiri. Makna hidup adalah suatu yang luas dan dimana tujuan hidup ada di dalamnya. Makna hidup menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan individu dan memberikan nilai yang layak untuk mencapai tujuan di dalam kehidupan (Bastaman, 2007: 43). Makna hidup menjadi hal yang bahkan dicari-cari oleh manusia itu sendiri. Padahal untuk menemukan makna dari kehidupan yang kita jalani dengan sendirinya, kita tidak perlu terlalu jauh mencarinya. Makna hidup sebenarnya dapat dicari dalam perjalanan hidup manusia itu sendiri. Proses untuk mencari makna inilah yang seringkali dianggap sulit bagi manusia karena sering menganggap makna kehidupan semuanya sama dengan kehidupan orang lain. Padahal dengan meresapi dan memahami kehidupan kita dengan sendirinya, makna kehidupan tersebut sudah dapat ditemui.
Referensi
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi :Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna, Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
Frankl, V., 1967 Psychotherapy and existentialism, Washington Square Press, New York.
Mulyadi, 2018. Kesejahteraan, Kualitas Hidup dan Kaitannya dengan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Padang.
Sunandar, Riyan. 2016. Konsep Bermaknaan Hidup (Meaning of Life) Pengamal Thoriqoh (Studi Kasus Pada Pengamal Thoriqoh di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Karangbesuki, Sukun, Malang). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Andriyani, Juli. 2019. Strategi Coping Stres dalam Mengatasi Problema Psikologis. At-Taujih.
Palindangan, Linus K. 2012. Tinjauan Filosofis Tentang Hidup, Tujuan Hidup, Takdir, dan Perjuangan. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
