Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aisyah Dwita Hapsari

Faktor-Faktor Kesehatan Mental

Edukasi | Thursday, 12 Jan 2023, 18:07 WIB

Pendahuluan

Mental menjadi salah satu hal penting dalam proses kehidupan manusia. Setiap manusia memerlukan kesehatan mental yang sehat untuk menjalani kehidupan itu sendiri. Seringkali seseorang merasakan perasaan tidak menentu, seperti gelisah, tidak nyaman, merasa hampa yang tidak diketahui penyebabnya. Perasaan tersebut bahkan terlau sering diabaikan dan tidak pernah dicari tahu penyebabnya. Acapkali seorang anak tidak dapat menceritakan apa yang ia rasakan secara ekspresif karena pernyataan-pernyataan orang dewasa yang sering mencemooh ceritanya. Bahkan terkesan mempercayai takhayul, padahal kesehatan mental memerlukan diagnosis dari pihak terkait sepeti psikiater ataupun psikologi. Menurut Prihatiningsih dan Wijayanti (2019), gangguan kesehatan mental dapat menyerang kualitas hidup seseorang karena stress dan gangguan emosional bahkan dapat beresiko kematian sehingga hal ini perlu diperhatikan. Kesehatan mental saat ini harusnya terusmenjadi perhatian di kalangan masyarakat karena kesehatanmental merupakan hal yang darurat dapat mendorong kualitashidup seseorang menjadi lebih buruk.

Kesehatan mental merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan cermat melalui berbagai permasalahan yang dialami oleh remaja, orang dewasa, lansia, bahkan seorang anak-anakpun dapat melalui permasalahan gangguan kesehatan mental (Ifdil, 2018). Gangguan kesehatan mental dapat dirasakan oleh semua orang tanpa memandang kalangan usia ataupun keadaan sosial orang tersebut. Gangguan mental bukanlah sesuatu yang bersifat ringan dan mudah untuk diobati. Berbagai penyebab terganggunya kesehatan mental dapat ditemui melalui masalah-masalah yang selalu dianggap sepele. Berbagai kejadian di dalam kehidupan seseorang dapat mempengaruhi pembentukan karakternya, bahkan mental orang tersebut. Oleh sebab itu, berbagai perhatian sudah harusdilakukan sedari dini untuk melihat bagaimana keadaankarakter dan mental seorang anak dalam tumbuh kembangnyasehingga ketika ia beranjak remaja dan dewasa berbagaimasalah-masalah yang dapat menimbulkan perilaku yang ekstrem dapat dicegah dengan baik.

Lingkungan menjadi faktor utama dari pembentukan karakter, namun juga menjadi pengaruh utama terhadap pembentukan mental seseorang secara stabil. Lingkungan yang tidak baik dapat menjadi penyebab dari meningkatnya depresi pada seseorang, begitu pula dengan lingkungan yang baik akan membuat seseorang tersebut memiliki kesehatan mental yang baik (Noor, 2002). Lingkungan menjadi penyebab terbesar pembentukan kesehatan mental seseorang. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan, bahkan lingkungan pertemanan yang menjadi lingkungan dominan pada kehidupan anak-anak. Lingkungan pertemanan yang tidak sehat dapat menyebabkan anak-anak memiliki karakter dan kesehatan mental yang rusak ataupun terganggu. Atau mungkin anak-anak kitalah yang menjadi penyebab terganggunya kesehatan mental anak lainnya. Ketika hal tersebut terjadi, maka peran orang tua yang akan dipertanyakan akibat hal ini. Sudahkah anak-anak kita berada di lingkungan pertemanan yang baik? Atau menjadi teman yang baik bagi teman-temannya? Hal ini perlu menjadi tanda tanya dan kekhawatiran bagi setiap orang tua.

Pembahasan

Lingkungan pertemanan memberikan dampak terbesar dalam membentuk dan menjaga kesehatan mental anak-anak. Namun, tanpa kita sadari anak-anak memiliki lingkungan yang tidak wajar atau telah rusak dibandingkan dengan sebagaimana mestinya. Lingkungan pertemanan ini sering kali kita dengar sebagai teman toxic atau teman-teman yang memiliki pengaruh buruk secara langsung kepada pribadi seseorang. Menurut Desy Wee (2021), pertemanan toxic mengambarkan kepada teman-teman yang tidak saling mendukung dan berkontribusi kepada kehidupan temannya. Bertemu dengan teman-teman yang toxic seharusnya menjadi mimpi buruk bagi seseorang. Ketidakmampuan berkembang akan terus dilewati oleh pribadi seseorang. Hal ini tentu dapat menjadi tekanan yang dapat mengganggu mental seorang anak. Lingkungan pertemanan seharusnya menjadi tempatanak-anak ataupun remaja berkembang dan mencari jatidirinya serta untuk meningkatkan kemampuanbersosialisasinya, namun lingkungan pertemanan yang toxic dapat menimbulkan kemunduran dalam kemampuan tumbuhkembang seorang remaja. Padahal pada masa pertemananinilah yang akan menjadi tolak ukur bagi seseorang nantinya.

Menurut Yager (dalam Wajdi, 2021), rasa percaya diri rendah yang menyebabkan ia merasakan kekurangan yang berlebihan dan merasakan bahwa ia tidak pantas menjadi teman bagi orang lain. Rasa percaya diri menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi diri seseorang untuk terus bergerak dan menjalani kehidupan. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong seseorang menjadi pribadi yang toxic di lingkungan pertemanannya. Perasaan kurangnya percaya diri, seperti bertindak bahwa ia tidak akan mampu memberikan yang terbaik pada lingkungan pertemanannya dan tidak menyukai hal-hal yang berkembang dalam pertemanannya akan menjadi senjata yang akan menghancurkan lingkungan dan karakternya sendiri, bahkan memengaruhi secara tidak langsung orang lain yang berada di sekitar lingkungan pertemanannya.

Peran orang tua sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan mental anak-anak. Orang tua secara langsung berperan untuk membentuk kepribadian anak. Peran orang tua tersebut dapat berupa mengupayakan untuk meningkatkan imunitas secara fisik dan mulai melakukan peningkatan kepada kesehatan jiwa dan psikososial anak (Didah, 2021). Hal ini akan secara langsung meningkatkan kualitas mental seseorang. Entah itu sebagai seseorang dengan kepribadian yang baik dan memberikan pengaruh baik kepada lingkungan disekitarnya. Pengaruh lingkungan pertemanan yang buruk bahkan dapat dihindari ketika orang tua mampu memberikan peran yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat.

Lantas, bagaimana ketika seorang anak sudah terjebak ke dalam lingkungan pertemanan toxic yang dapat mengganggu kesehatan mentalnya? Lingkungan pertemanan yang tidak sehat dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Beberapa hal yang dapat dilakukan jika seseorang berada di dalam lingkungan pertemanan yang toxic, seperti kenali sifat dari diri sendiri maupun teman yang membawa pengaruh buruk atau beracun, sebaiknya mampu mengatakan tidak dan menolak sesuatu, membuat batasan, mencari lingkup pertemanan yang lainnya, jika menimbulkan masalah yang serius dapat langsung konsultasi, jika tidak dapat ditoleransi lagi sebaiknya akhiri pertemanan (Handayani, 2020).

Kesimpulan

Kesehatan mental merupakan hal yang harus diperhatikan di dalam individu seseorang. Gangguan kesehatan mental dapat dirasakan oleh berbagai kalangan, seperti dewasa, lansia, remaja, bahkan anak-anak. Lingkungan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan kesehatan mental seseorang, seperti lingkungan pertemanan. Lingkungan pertemanan yang toxic atau ketika seseorang berada di lingkungan pertemanan yang toxic akan menghambat berkembangnya kemampuan seseorang bahkan dapat menimbulkan gangguan mental yang nantinya akan memengaruhi kualitas hidup seorang anak. Lingkungan pertemanan yang tidak baik akan menimbulkan lingkungan yang buruk termasuk kepribadian dan mental. Hal inilah yang harusnya menjadi perhatian oleh orang tua dalam mengawasi lingkungan pertemanan anak-anaknya

Referensi

Prihatiningsih, dan Wijayanti. 2019. Gangguan Mental Emosional Siswa Sekolah Dasar. Higeia Journal Of Public Health Research And Development.

Ifdil. 2018. Mengembangkan Kesehatan Mental di Lingkungan Sekolah. Journal of Innovative Counseling.

Noor, Muhammad Adwin Luthfian. Lingkungan Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental?. Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Wee, Desy. 2021. Tegas Membangun Batas. Penerbit Laksana.

Didah. 2021. Pentingnya Peran Orang Tua dalam Menjaga Kualitas Mental Emosional Anak. Ketikunpad.ac.id.

Wajdi, Riveni. 2021. Perilaku Komunikasi Toxic Friendship dengan Teman Sebaya. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Handayani, Verury Verona. 2020. Terjebak dalam Pertemanan Toxic, Ini Tips Menghadapinya. Halodoc.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image