Filsafat Islam: Apa dan Seperti Apa Pengaruhnya Terhadap Teologi Islam?
Sejarah | 2023-01-06 22:28:24Filsafat adalah pengetahuan yang membahas segala sesuatu di dunia, mulai dari eksistensi manusia, pengetahuan, bahkan sampai eksistensi Tuhan. Melalui Al-Qur’an Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk menyelidiki dan memikirkan segala hal yang ada di dunia guna memahami seberapa besar eksistensi dan ke-Maha Besaran Allah SWT, oleh sebab itu dalam dunia Islam, filsafat mendapat perhatian besar hingga melahirkan ilmuan-ilmuan yang masyhur dengan berbagai pemikirannya dalam filsafat seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
Pengertian dan Kemunculan Filsafat Islam
Menurut Al-Farabi, filsafat adalah studi tentang segala yang ada sejauh yang ada (being as being, being as such), sedangkan filsafat islam berarti studi filsafat yang dilakukan oleh kaum muslim. Filsafat dibagi dua yaitu mikro kosmos dan makro kosmos. Makro kosmos adalah alam semesta (jagat besar), sedangkan mikro kosmos adalah manusia (jagat kecil), manusia disebut jagat karena ada unsur-unsur di alam semesta yang juga ada pada manusia. Unsur-unsur tersebut adalah tanah, api, air, dan udara.
Objek material filsafat Islam adalah alam semesta beserta isinya, sedangkan objek formalnya adalah penyelidikan mendalam melalui akal. Islam memiliki pengaruh besar dalam studi filsafat, hal ini diakibatkan oleh dorongan Al-Qur’an yang memerintahkan umat Islam untuk mempelajari segala sesuatu yang ada di alam semesta sebagai usaha untuk memahami kebesaran Tuhan.
Oleh sebab itu, menurut Ibn Rusyd belajar filsafat adalah kewajiban karena ada perintahnya dalam Al-Qur’an, hal tersebut juga menjadi sebab umat Islam mulai mempelajari filsafat. Kemudian, ilmu-ilmu lain bermunculan dan berkembang seiring dengan berkembangnya dan menyebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia melalui ekspansi wilayah yang dilakukan oleh para pemimpin Islam.
Di daerah-daerah taklukan tersebut lah mereka menemukan berbagai macam ilmu baru dan mempelajarinya. Ilmu-ilmu itu disebut ‘ulum al-awa’il (ilmu-ilmu dari peradabab lama).
Dengan bantuan warga lokal mereka mempelajari ilmu-ilmu tersebut, pada awalnya yang mereka pelajari hanya ilmu-ilmu yang bersifat teknis dan praktis seperti kedokteran dan sistem pemerintahan, namun kemudian berkembang hingga hal-hal teoretis seperti metafisika.
Pengaruh Filsafat Terhadap Teologi Islam
Manifestasi pengaruh filsafat Yunani pada mulanya terdapat pada berkembangnya ilmu kalam dalam Islam. Hal ini bermula dari diteimanya teori Aristoteles tentang prima causa (al-sabab al-awal). Efek dari penerimaan ini adalah munculnya mazhab Jabariyah (predeterminisme) di kalangan umat muslim yang meyakini bahwa seluruh tingkah laku manusia sudah diatur dan ditentukan Tuhan. Yang artinya manusia tidak memiliki kuasa atas kehidupannya.
Doktrin Jabariyah adalah doktrin yang paling awal muncul dalam umat Islam setelah meninggalnya Rasulullah atau setelah Islam menyebar ke luar jazirah Arab karena pada masa Rasulullah ada hadist yang melarang umat untuk membicarakan masalah takdir dan teologi.
Pertemuan filsafat dan Islam menghasilkan ilmu kalam. Dari segi metode, ilmu kalam dan filsafat memiliki kesamaan karena menggunakan metode yang sama yaitu dealektikal.
Pada mulanya banyak muallim yang mempertentangkan antara filsafat dan agama. Namun, Ibn Rusyd berhasil mengsinkronkan keduanya dan berpendapat bahwa tidak ada pertetangan antara keduanya. Bahkan filsafat dan agama bisa saling melengkapi dan saling membantu.
Al-Kindi, dalam bukunya Fii Al-Falsafah Al-Ula menganjurkan kaum muslimin agar belajar metafisika. Al-Kindi adalah orang pertama yang menganjurkan hal tersebut. dalam bukunya tersebut, Al-Kindi menganjurkan untuk mempelajari filsafat karena filsafat merupakan hasil kontribusi banyak orang sejak lama dan terbukti telah memberikan banyak manfaat bagi umat manusia.
Ibn Sina dalam bukunya Hikmah al-Masyriqiyyin membahas filsafat Yunani dan filsafat Timur (Mesir, Syam, Persia, dan India). Uniknya, sebagian besar guru-guru kamu filsuf muslim justru seorang Kristen ortodoks berbahasa Yunani seperti Yohannes Demascenes.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.