Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image rachellaurell

Mahasiswa UMJ yang Melakukan PMM Mengalami Culture Shock, Mengapa ?

Edukasi | Friday, 06 Jan 2023, 21:17 WIB

MAHASISWA UMJ YANG MELAKUKAN PMM MENGALAMI CULTURE SHOCK, MENGAPA ?

Rachell Aurell Azzaria Illiyin

20210110400159

Mahasiswa Ilmu komunikasi UMJ

Culture shock adalah keadaan kaget dan tertekan yang dirasakan seseorang ketika dihadapkan dengan lingkungan budaya baru yang belum mereka rasain sebelumnya.

Memilih untuk melakukan pertukaran pelajar di Universitas ternama daerah Malang membuat mereka jauh dari orangtua. Hal ini menyebabkan mereka terpaksa untuk hidup mandiri dan menyewa tempat tinggal untuk sementara.

“disana kita nyewa tempat tinggal gitu untuk sementara, oh iya kita juga kaget kalo dijakarta kita biasanya sering makanan asin dan pedes sedangkan di Malang makanannya tuh kebanyakannya yang manis-manis “ kata Nadya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMJ.

Dalam wawancara ini, nadya menjelaskan berarti ada perbedaan yang ditemui saat merantau dalam aspek konsumsi sampai aspek lingkungan.

Disamping itu, adapun perbedaan kultur yang dirasakan mahasiswa UMJ pada saat melakukan PMM, seperti nada bicara, dan Bahasa daerah yang digunakan jauh berbeda dengan kebiasaan mahasiswa UMJ.

Dengan menggunakan nada bicara yang lemah lembut, dan Bahasa daerah Jawa yang cukup membuat mereka kebingungan itu menjadi salah satu factor mereka merasakan culture shock.

Dan lingkungan disana tidak mudah untuk nerima orang baru apalagi asal Jakarta, bahkan mereka harus memerlukan waktu cukup lama untuk bisa diterima dan berbaur dengan masyarakat sekitar 2 bulan. Karena masyarakat disana mempunyai stigma kalau anak Jakarta nakal-nakal, atau bahkan ngomongnya ceplas ceplos.

Namun hal ini tidak membuat mahasiswa UMJ merasa diasingkan, karena mereka saling menghargai satu sama lain dan pada akhirnya mereka mampu menerima budaya baru yang dirasakan walaupun dengan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 2 bulan.

Lalu mereka juga merasa kaget dengan sistem pembelajaran di UMM, yang dimana mereka harus memulai praktikum dan penjurusan disemester 3 sedangkan kalau di UMJ praktikum dan penjurusan baru ada di semester 4. Dengan hal tersebut mereka benar-benar dituntut untuk mampu melakukan praktikum dengan dateline yang lumayan cepet, makanya mereka merasakan pressure-an sangat tinggi.

Dengan semua penyebab mahasiswa UMJ culture shock mereka dapat mengatasinya dengan cara membuka diri dan menunjukan bahwa stigma orang Jakarta nakal-nakal itu tidak bisa dipukul rata. Mereka pun tetap mencoba bersosialisasi dengan masyarakat dan terlibat langsung dengan budaya-budaya yang ada disana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image