Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila ar-rafa zemlya

Problematika Kebudayaan Dalam Pandangan Masyarakat dan Sistem Kepercayaan terhadap Budayanya Sendiri

Sejarah | 2022-12-30 20:11:28

Nabila Ar-rafa Zemlya

Prodi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Problematika Kebudayaan Dalam Pandangan Masyarakat serta Sistem Kepercayaan terhadap Budayanya sendiri

Di era modern ini perkembangan teknologi semakin pesat pengaruh-pengaruh perkembangan IPTEK juga dirasakan oleh seluruh masyarakat.Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

Interaksi sosial menjadi kunci untuk tujuan masing-masing, baik melalui media seperti telepon, internet, komputer atau berkomunikasi secara langsung. Tidak terasa, masuknya berbagai macam budaya baru. Seperti cara berpakaian, cara bicara dan tingkah laku. Hal ini dapat mengakibatkan kebudayaan yang dianut oleh sekelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran itu tentu akan menimbulkan konflik antara kelompok yang menghendaki perubahan dan kelompok yang tidak menghendaki perubahan yang biasa disebut dengan problematika.

Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi dengan seiring perkembangan zaman, kelestarian budaya tersebut harus dilestarikan dan dijaga kebudayaan nya sebab merupakan identitas bangsa. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena budaya merupakan jati diri bangsa, jika itu hilang maka sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah bangsa lain. Oleh sebab itu, kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah mencintai kebudayaan daerah dan serukan dalam hati “aku cinta Indonesia”.

Problematika kebudayan muncul disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Seperti rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah, rendahnya apresiasi masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah, rendahnya masyarakat terhadap nilai-nilai budaya daerah, ketertarikan masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat/asing. Problematika kebudayaan di Indonesia juga timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting kehidupan sosial.

Adapun contoh kasus dalam problematika kebudayaan, seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Didaerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa yang biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumatera Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari ( kama lu? Gak tau gua do, dan lain-lain). Hal ini dapat mengancam eksistensi bahasa disuatu daerah jika dibiarkan berlanjut terlalu lama akan mengubah kebudayaan.

Pengaruh masuknya budaya Barat terhadap penerimaan budaya Indonesia menimbulkan tiga reaksi dalam menghadapi budaya luar tersebut, diantaranya adalah :

1) Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan luar. Corak ini menganggap kebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi kehidupan pada masa sekarang, dan mengadopsi dengan secara keseluruhan budaya barat yang dating yang dianggap unggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas.

2) Corak reaksi yang sama sekali anti terhadap kebudayaan barat. Corak kebudayaan ini menganggap budaya barat hanya melahirkan manusia yang buas dan kejam, dan kebudayaan timur yang lebih ungggul.

Corak reaksi yang melihat pembenturan kebudayaan timur dengan kebudayaan barat secara realistis dan kritis. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur keunggulan kebudayaan barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan nilai-nilai kebudayaan timur.

Adapun jenis-jenis problematika dalam kebudayaan itu sendiri, seperti :

1) Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.

Hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Misalnya, banyak masyarakat yang tidak setuju terhadap Program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk karena beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki

2) Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar

Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cenderung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

3) Sikap tradisionalisme berprasangka buruk terhadap hal-hal yang baru

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal yang baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun temurun.

4) Sikap etnosentrisme

Adalah sikap yang mengagungkan suku budaya bangsanya sendiri dan memandang rendah suku budaya bangsa lain. Sikap ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama dan antar golongan. Sikap etnosentrisme ini dapat menimbulkan perpecahan.

5) Pewarisan kebudayaan

Dalam hal ini pewarisan kebudayaan dapat muncul, sesuai ada atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai budaya warisan. Contohnya ditemukannya generasi muda yang menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Sebab budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

Sistem kepercayaan terhadap kebudayaan nya sendiri, dalam hal ini kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang terhadap budayanya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran luar ataupun pemikiran baru yang lebih baik daripada pemikiran mereka. Misalnya, orang jawa meyakini tanah yang mereka tinggali secara turun temurun akan memberikan berkah sehingga mereka tidak mau meninggalkan kampung halamannya dan memilih menjadi petani walaupun hidup kemiskinan.

Adapun contoh Kasus Konflik Sosial Dalam Masyarakat Akibat Perbedaan Budaya Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Seperti di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama islam dan Suku Batak yang beragama Kristen, kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan bahkan dalam konflik fisik ( sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.

Sumber :

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/12/05150051/apa-saja-yang-menjadi-problematika-kebudayaan-

https://www.academia.edu/37743184/Pengaruh_dan_Problematika_Kebudayaan

https://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/problematika-kebudayaan.html

https://fatkhan.web.id/studi-kasus-masalah-budaya-masyarakat-pgsd-a6-b6-c6/

https://www.academia.edu/36227338/PROBLEMATIKA_KEBUDAYAAN

https://tirto.id/contoh-perubahan-sosial-dalam-masyarakat-di-kehidupan-sehari-hari-gbRv

https://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/problematika-kebudayaan.html#:~:text=Seiring%20dengan%20perkembangannya%2C%20kebudayaan%20juga,persepsi%2C%20hambatan%20budaya%20yang%20berkaitan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image