Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ANNI ROHIMAH

Bahagianya Menjadi Jamaah Haji Indonesia

Khazanah | Friday, 30 Dec 2022, 11:55 WIB

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2023. Salah satu hal yang ditunggu adalah penetapan kuota haji untuk Indonesia. Animo masyarakat untuk berhaji sangat tinggi, apalagi selama pandemi, pemerintah membatasi kuota haji.

Bagaimana rasanya menjadi jamaah haji Indonesia? Tentu saja sangat bahagia. Bagaimana tidak, aneka fasilitas disediakan untuk jamaah haji dari Indonesia. Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi pun semakin ‘memanjakan’ jamaah dengan berbagai kemudahan akses.

Fasilitas Menjelang Keberangkatan

Beberapa tahun yang lalu, calon jamaah haji perlu mengantri ber jam jam di terminal kedatangan, baik Jeddah mapun Madinah, untuk proses keimigrasian. Namun sejak 2018, tahun pada saat penulis berangkat haji, diterapkan program ‘fast track’ yakni proses keimigrasian dilakukan di tanah air. Hal ini sangat mengurangi resiko kelelahan jamaah haji. Bayangkan saja jika jamaah harus mengantri berjam-jam untuk melakukan mengantri proses imigrasi setelah menempuh penerbangan panjang Indonesia-Arab Saudi.

Di asrama haji, jamaah calon haji akan mendapat ‘living cost’ sebesar 1500 Saudi Arabian Riyal (SAR) terdiri dari 2 lembar pecahan 500 SAR dan 5 lembar pecahan 100 Riyal. Tidak perlu repot menukarkan ‘living cost’ ke dalam pecahan yang lebih kecil. Di asrama haji, calon jamaah haji akan mendapatkan perlengkapan kesehatan, seperti oralit, krim mentol untuk meredakan pegal, masker, pasta gigi dan botol air. Ada pula buku panduan transportasi, akomodasi dan konsumsi. Fasilitas di asrama haji juga memadai, misalnya label atau tanda toilet pria dan wanita dibuat sama dengan di Arab Saudi. Di asrama haji juga tersedia fasilitas untuk manasik.

Fasilitas di Bandara Keberangkatan dan Kedatangan

Jamaah calon haji dari Indonesia menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan Saudia Airline. Tidak perlu khawatir dan berebut untuk mendapatkan kursi karena nomor kursi masiing-masing jamaah haji sudah diinformasikan sebelum berangkat. Jika beruntung, calon jamaah haji bisa mendapat kursi di kelas bisnis. Selama di perjalanan, disediakan aneka makanan dan minuman. Setibanya di Arab Saudi, baik Bandara Madinah maupun Makkah, calon jamaah haji disambut dengan hangat oleh pihak Arab Saudi. Calon jamaah haji yang sudah menuntaskan proses keimigrasian di tanah air bisa langsung menaiki bus untuk menuju hotel.

Fasilitas Akomodasi

Di Makkah dan Madinah, pemerintah menyediakan hotel yang memadai untuk calon jamaah haji. Setiap hotel diberi tanda berupa nomor dan bendera Indonesia. Calon jamaah haji umumnya lebih mengingat nomor dibanding nama hotel. Tidak perlu khawatir dengan kebersihan hotel, karena akan ada petugas kebersihan yang membersihkan kamar secara berkala.

Pada puncak kegiatan haji di Arafah, jamaah menempati tenda-tenda yang telah disiapkan. Jamaah mulai berdatangan ke Arafah satu hari menjelang wukuf. Jamaah yang sakit juga tetap ke arafah menggunakan ambulance atau dikenal dengan istilah safari wukuf. Mulai sore hari setelah selesai wukuf, jamaah beralih ke Muzdalifah untuk mabit dan mengambil kerikil. Penerangan di Muzdalifah sangat memadai, jamaah haji tidak perlu lagi membawa senter. Sarana pendukung juga tersedia seperti toilet. Bagi yang belum membawa kerikil, bisa dengan mudah mengambil kerikil di Muzdalifah.

Setelah sejenak di Muzdalifah, jamaah haji bergerak ke Mina. Di Mina, jamaah haji menempati tenda sesuai maktab yang sudah ditentukan. Berbeda dengan di Arafah, tenda di Mina sudah permanen, tidak di bongkar pasang. Fasilitas pendukung di Mina diantaranya dapur umum dan toilet. Jamaah haji bisa mendapatkan air panas di kran-kran yang terdapat di sekitar dapur umum.

Perjalanan menuju jamarat untuk melempar jumarah juga makin mudah dengan adanya elevator di terowongan. Jika lelah berjalan kaki, jamaah haji bisa menggunakan elevator ini. Di sepanjang perjalanan dari jamarat ke tenda juga terdapat banyak toilet umum yang bisa digunakan oleh jamaah haji.

Fasilitas Transportasi

Untuk transportasi dari hotel ke Masjidil Haram, disediakan bus solawat yang beroperasi 24 jam. Calon jamaah haji bisa menaiki bus ini sampai terminal di sekitar Masjidil Haram. Misalnya Terminal Jiyad untuk jamaah dari Misfalah dan Rei Bakhsy. Di beberapa titik keberangkatan atau pemberhentian bus, ada petugas haji Indonesia yang berjaga. Pemberhentian bus ditandai dengan bendera Indonesia dan bendera Arab Saudi. Bus solawat diberi nomer sesuai wilayah atau maktab. Misalnya bus nomor 11 untuk maktab Misfalah. Agar tidak terlupa, jamaah diberi kartu yang bertuliskan nomor bus, kartu tersebut bisa dibawa setiap hari dalam tas paspor.

Adapun transportasi dari Bandara ke hotel dan dari Makkah ke Madinah maupun sebaliknya, disediakan bus ber-AC yang nyaman dan dilengkapi toilet. Di dalam bus terdapat peralatan untuk mendukung keamanan dan keselamatan, seperti alat pemadam api ringan atau APAR dan palu kecil. APAR digunakan untuk memadamkan api dan palu kecil untuk memecahkan kaca dalam kondisi darurat. Di masa puncak haji, disediakan juga bus untuk transportasi dari hotel ke Arafah, dari Arafah ke Musdalifah, Musdalifah ke Mina dan Mina ke kembali lagi ke hotel.

Fasilitas Konsumsi

Selama berada di Arab Saudi, baik setibanya di bandara Jeddah, di Makkah, Arafah, Mina, dan Madinah, disedikan layanan konsumsi yang memadai. Menu yang disediakan sudah sesuai dengan kebutuhan gizi jamaah calon haji. Tersedia makan besar berupa nasi, sayur dan lauk, ditambah buah-buahan dan roti. Di Makkah, Madinah, dan Mina, jamaah mendapat satu paket pelengkap makanan berisi saos,sambal,kecap,mie instan, teh dan gelas. Di hotel juga terdapat fasilitas pendukung seperti dispenser air panas.

(Anni Rohimah,MT, Dosen Univ. Muhammadiyah AR.Fachruddin)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image