Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yogik Septiawan

Perjuangan Mencari Keadilan dalam Film Penyalin Cahaya

Sastra | Thursday, 29 Dec 2022, 12:33 WIB
Pixabay.com

Pada dewasa ini, film merupakan salah satu cara yang efektif buat menyampaikan pesan moral yang terkandung di dalam sebuah cerita. Film sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tidak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya. Ketertarikan masyarakat terhadap film semakin besar dan film berbagai genre juga mulai bermunculan, termasuk film Penyalin Cahaya.

Film Penyalin Cahaya merupakan film yang terbit pada tahun 2021 yang di sutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Penyalin Cahaya merupakan film dari seorang sutradara Wregas Bhanuteja yang mengangkat isu pelecehan seksual. Dalam filmnya, Wregas Bhanuteja melihatkan bagaimana perjuangan keras seorang mahasiswi bernama Suryani dalam mengungkapkan kebenaran atas permasalahan yang menimpanya. Dalam film Penyalin Cahaya, kisah seorang mahasiswi bernama Suryani dalam mengungkapkan kebenaran di balik permasalahan yang menimpa dirinya.

Perjuangan dalam mencari kebenaran

Setiap manusia menginginkan kebenaran, tidak ada manusia yang menginginkan kesalahan dalam hidupnya. Dalam setiap perjalanan hidup manusia, tentu ada kebenaran dan juga ada kesalahan. Manusia akan mencari suatu kebenaran yang pasti, hal ini juga terdapat pada seorang suryani yang berjuang mencari kebenaran yang menimpa dirinya.

Dalam film Penyalin Cahaya tersebut, seorang suryani ditempatkan sebagai pemeran utama yang mendapatkan diskriminasi. Diskriminasi tersebut menjadi landasan teoritis untuk mengankat judul tulisan yaitu tentang keadilan. Berangkat dari perayaan pesta kemenangan Teater Matahari di rumah Rama, pesta dilakukan dengan minum-minuman seperti pada umumnya. Dari sini konflik sosial yang menimpa suryani mulai berdatangan, konflik sosial pertama adalah dengan menyebarnya foto selfie suryani di media sosial. Dari foto selfi tersebut suryani kehilangan beasiswa di kampusnya.

Terlepas dari kegagalan mendapatkan beasiswa, substansi yang menjadi titik pembahasan tulisan ini adalah perjuangan suryani dalam mencari kebenaran. Berangkat dari foto selfie yang tersebar di media sosialnya, kejanggalan demi kejanggalan mulai berdatangan. Kecurigaan suryani pada malam pesta kemenangan Teater matahari itu semakin kuat. Berbekal bukti minim yang ia miliki, Suryani terus bergerak untuk mengulik secara mendalam.

Suryani mulai mencari bukti-bukti, yang terjadi adalah tidak ada seorang pun yang dapat mempercayai cerita suryani. Perkataan yang disampaikan suryani kepada teman-temannya dianggap sebagai bualan semata. Karena suryani bukan seorang perempuan yang putus asa, Suryani tetap menginginkan keadilan terhadap dirinya dan para korban lainnya.

Upaya untuk tetap mencari kebenaran masih dilakukan suryani meskipun banyak yang tidak mempercayai ceritanya, termasuk amin sahabatnya. Suryani mencoba menelusuri dengan meminta memutar ulang CC TV yang terdapat di malam pesta kemenangan Teater Matahari. Namun dalam upaya itu mengalami kegagalan lantaran bukan Toriq yang melakukan penyebaran foto selfie Suryani. Kesalahan dalam tuduhan tersebut membuat kondisi lebih rumit lagi. Kecurigaan Suryani berpindah ke Rama, pria kaya raya yang menulis naskah dari teater tersebut. Upaya untuk mendapatkan tambahan bukti, suryani meminta bantuan Amin untuk mencuri data yang ada di Flasdisk Rama dengan mematikan listrik fotocopy saat proses berlangsung. Upaya tersebut berhasil mendapatkan bukti-bukti baru, termasuk para korban lainnya. Bukti tersebut berupa foto bagian tubuh Suryani dan korban lainnya.

Perjuangan mencari keadilan suryani tidak mendapatkan hasil yang baik, selalu mengalami kekalahan karena yang dihadapi suryani adalah orang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Begitu juga dengan pihak sekolah yang tidak memberikan dukungan terhadap korban pelecehan seksual. Bukan keberhasilan perlawanan suryani, melainkan diminta membuat video ucapan permintaan maaf terhadap Rama yang dianggap melakukan tuduhan yang salah dan pencemaran nama baik.

Nilai-nilai perjuangan dari kisah cerita seorang perempuan bernama suryani yang memperjuangkan keadilan patut menjadi pembelajaran kita dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun selalu ditimpa berbagai rintangan tajam dan terpaksa kalah atas pengaruh kekuasaan, namun penggambaran tokoh Suryani berhasil dibangun dengan kuat karena ia berani bersuara tanpa mengenal rasa takut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image