Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novia Nur Aulia

Wawancara Pembelajaran Sastra Indonesia dengan Guru SMA

Sekolah | Wednesday, 28 Dec 2022, 10:22 WIB

Pembelajaran sastra pada tingkat Sekolah Menengah Atas atau SMA di tahun 2022 ini seharusnya sudah menggunakan kurikulum merdeka yang di keluarkan oleh pemerintah. Akan tetapi jika dilihat dari hasil observasi yang penulis lakukan di salah satu SMA di daerah Semarang yaitu SMA Sultan Agung 3 Semarang menggunakan dua jenis kurikulum yang masih berlaku. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum meredeka belajar dan kurikulum 2013. Perbedaan penerapannya ini terdapat di pembagian kurikulum dalam kelas yaitu pada kelas X menggunakan kurikulum merdeka dan pada kelas XI, XII menggunakan kurikulum 2013.

Kurikulum dalam pembelajaran sangat penting guna menetapkan metode, strategi dan evaluasi hasil belajar yang dilakukan siswa di sekolah. Disini penulis akan membahas pembelajaran sastra apa saja yang terdapat di SMA pada penerapan kurikulum merdeka di kelas X SMA Sultan Agung Semarang. Pada kurikulum merdeka di kelas X terdapat dua materi sastra yaitu teks hikayat dan puisi. Dalam kurikulum merdeka di dalamnya memiliki orientasi pembelajaran yaitu fokus terhadap hasil konkret yang telah ditentukan yaitu pengetahuan yang berorientasi pada hasil, kemampuan dan perilaku.

Pembelajaran sastra pada pelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati dan memahami karya sastra. Penekanan pembelajaran sastra berorientasi pada manfaat sastra terhadap pengembangan karakter siswa selain manfaat keindahan. Berdasarkan hasil wawancara orientasi yang ditetapkan untuk siswa SMA kelas X di sekolah tersebut memiliki hasil akhir siswa memiliki empat kemampuan dasar dalam berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Keempat aspek tersebut sudah memiliki ukuran masing-masing untuk mencapai pengetahuan, kemampuan dan perilaku siswa terhadap karya sastra.

Dalam praktiknya saat guru sudah mengajar di kelas, kenyataan ada banyak sekali permasalahan yang dialami. Terkadang guru menjumpai siswa yang kesulitan memahami pembelajaran di kelas dan ada siswa yang mudah dalam memahami pembelajaran di kelas. Sebagai seorang guru haruslah mampu membuat semua siswanya mengerti dengan pembelajaran di kelas. Dari permasalahan tersebut guru di SMA yang penulis datangi menggunakan metode belajar berkelompok yang masih dalam pantauan dan bimbingan guru. Metode ini diterapkan agar siswa yang memiliki kemampuan cepat memahami dengan siswa yang memiliki kemampuan sulit memahami akan dapat bisa berbaur satu sama lain untuk menciptakan keseimbangan dalam kelas.

Walaupun ada begitu banyak aturan dan kendala dalam praktiknya, seorang guru akan berusaha mengejar dan mencari solusi terbaik dalam praktiknya di pembelajaran bahasa Indonesia khususnya sastra ini. Minat siswa terhadap sastra yang mulai menurun memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi guru untuk bisa membuat siswa tertarik membaca, menghayati dan mengapresiasi sastra. Sastra itu sangat menarik dan menantang maka dari itu siswa disarankan untuk mulai menyukai dan mempelajari sastra karena menarik dan penuh pelajaran hidup di dalamnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image