Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Menakjubkan Kondisi Seorang Mukmin

Eduaksi | Tuesday, 27 Dec 2022, 18:30 WIB
sumber gambar: freepik.com/wirestock

Tahukah sahabat, betapa indahnya kondisi seorang mukmin?

Abu Umamah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda dengan menyampaikan firman Allah Swt., "Wahai Bani Adam! Apabila engkau bersabar dan berintrospeksi dalam menerima musibah, Aku tidak ridha memberikan pahala bagimu kecuali surga." (HR Ibn Majah)

Alangkah menakjubkan keadaan seorang mukmin yang tidak pernah mengeluh dan kesal dengan musibah apa pun yang menimpanya. Baginya, musibah merupakan ujian untuk menentukan, apakah dirinya termasuk orang yang bersabar dan bersyukur, ataukah termasuk orang-orang yang murka dengan ketentuan-Nya? Karena itu, setiap mukmin harus sadar bahwa setiap duri yang menancap di kakinya merupakan penghapus bagi dosa-dosanya.

Abu Yahya Shuhaib bin Sanan meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Alangkah menakjubkan keadaan seorang mukmin. Setiap masalah yang dihadapinya selalu menjadi kebaikan. Dan sikap itu tidak bisa dimiliki oleh siapa pun kecuali orang mukmin. Apabila kegembiraan menghampinya, dia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila kesusahan menimpanya, dia bersabar, dan itu menjadi kebaikan baginya." (HR Muslim)

Yakni bahwa setiap cobaan itu merupakan ujian dari Allah dan dianggap sebagai pengampunan dosa, penyucian diri dari kesalahan, dan pengangkatan derajat di hadapan Allah. Bagi seorang mukmin segala sesuatu yang menimpanya, baik ataupun buruk, adalah kebaikan karena semuanya datang dari anugerah-Nya. Karena itu, barang siapa yang dicintai Allah, niscaya Dia akan mengujinya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Orang mukmin itu berada di antara lima kesulitan: (1) Mukmin lain yang hasud dia; (2) Orang munafik yang membencinya; (3) Orang kafir yang ingin membunuhnya; (4) Nafsu yang ingin membinasakannya; (5 ) Setan yang mau menyesatkan dan melalaikannya."

Allah Swt. mewahyukan Daud a.s. agar dia bisa menge- tahui bahwa keridhaan Allah itu berada dalam dua perkara, "Wahai Daud! Maukah engkau, Aku ajarkan dua amal yang manakala engkau beramal dengan keduanya, niscaya engkau akan dapat menundukkan wajah manusia kepadamu, dan engkau akan dapat meraih keridhaan-Ku." Daud menjawab, "Tentu, wahai Tuhanku." Allah berfirman, "Bersikaplah terhadap sesuatu yang ada antara Aku dan kamu dengan sikap wara', dan bergaullah dengan orang lain dengan akhlak mereka."

Barang siapa yang dicintai Allah, niscaya Dia akan mengujinya. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa a.s., “Sesungguhnya apabila Aku mencintai seorang hamba, Aku akan mengujinya dengan berbagai cobaan yang hampir tidak bisa dipikul oleh gunung. Dengan ujian itu, Aku ingin melihat ke- percayaannya kepada-Ku. Apabila Aku menemukannya sebagai orang yang sabar, Aku akan menjadikannya sebagai wali dan kekasih-Ku. Dan apabila Aku mendapatinya sebagai orang yang berkeluh kesah dan mengadukan-Ku kepada makhluk-Ku, niscaya Aku akan menghinanya dan Aku tidak akan memedulinya."

Abu Sa'id Al-Khudri r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah berkata, "Nabi Musa pernah berkata, "Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang mukmin menyisihkan kehidupannya di dunia." Maka Musa berkata, "Wahai Tuhanku! Demi kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu, kalaulah kedua tangan dan kaki hamba-Mu yang mukmin itu tidak pernah ada dari sejak Engkau menciptakan-nya sampai hari kiamat nanti, sedangkan ini adalah tempat kembalinya, maka dia tidak akan pernah merasakan kesedihan lagi. Lalu Musa melanjutkan perkataannya, Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang kafir diluaskan kehidupannya di dunia." Maka dibukakanlah pintu neraka, sehingga Musa pun diperlihatkan kepadanya. Lalu Allah Swt. berfirman, 'Wahai Musa! Inilah yang telah Aku ubah baginya. Maka Musa berkata, 'Wahai Tuhanku! Demi kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu, kalaulah hamba-Mu yang kafir itu memiliki dunia dari sejak Engkau menciptakannya sampai hari kiamat nanti, sedangkan ini adalah tempat kembalinya, maka dia tidak pernah melihat kebaikan sama sekali.""

Maksudnya bahwa setiap kebaikan di dunia bagi orang mukmin selalu diikuti dengan segala musibah dan cobaan, agar Allah Swt. menggantinya di hari kiamat dengan sesuatu yang lebih baik. Pada hari itu, dia tidak akan merasakan kesedihan. Allah SWT. berfirman, Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah rasa gembira kepada orang-orang yang sabar (QS Al-Baqarah [2]: 155).

Dalam setiap musibah yang menimpanya, seorang mukmin haruslah beristirjâ', yakni menyerahkan segala urusan kepada Allah, dan bersikap sabar ketika pertama kali mendapatkan musibah. Firman-Nya, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn" (QS Al-Baqarah [2]: 156).

Dalam sebuah hadis dinyatakan, “Barang siapa yang istirjâ' ketika mendapatkan musibah, niscaya Allah akan membalasnya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.” Adapun buah dari kesabaran dalam menghadapi musibah adalah rahmat, ampunan, dan hidayah dari-Nya. Firman- Nya, Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157)

Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image