Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angga Fatah

12 Tahun Radio Silaturahim, Istiqomah Berdakwah

Agama | Tuesday, 27 Dec 2022, 12:48 WIB

12 Tahun Radio Silaturahim, Istiqomah Berdakwah

Adalah Syaikh Husein Alatas dalam kajian Renungan Dibawah Naungan Alquran, sering menjelaskan dalam memberikan makna 'al-hikmah' dalam konteks dakwah. Maknanya adalah dakwah dengan Alquran dan perkataan yang jelas, lugas dan benar disertai dengan riwayat-riwayat sahih dan argumen yang benar. Adapun dalam konteks pemberian khusus dari Allah SWT kepada orang-orang khusus yang dikehendaki Allah seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 269, hampir sebagian besar para asatidz pengisi program acara Rasil, al-hikmah dimaknai memiliki pemahaman yang mendalam akan rahasia syariat, selalu menjaga Alquran dan Sunnah nabi Muhammad SAW.

Dalam tafsir Alquran yang disusun oleh Tim Penyusun tafsir Departemen Agama RI (kini Kemenag RI), dijelaskan bahwa dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia, faedah, manfaat dan maksud dari wahyu Ilahi dengan cara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga mengena dan mudah dipahami umat. Hikmah mengandung unsur-unsur pengetahuan tentang rahasia dan faedah segala sesuatu, sehingga dengan pengetahuan itu sesuatu dapat diketahui keberadaannya, perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argumen) untuk menjelaskan mana yang haq dan bathil atau syubhat (samar-samar dan meragukan). Dan unsur terakhir mengetahui hukum-hukum dan pemahaman Alquran, paham agama, takut kepada Allah, serta benar perkataan dan perbuatan.

Kalau dicermati dengan seksama beragam makna al-hikmah di atas, agaknya dakwah bil hikmah sejalan dengan ide gagasan dan visi misi Rasil yakni dakwah pencerahan, dakwah yang mencerdaskan umat, sehingga secara kaafah menggerakkan dan melaksanakan ajaran Islam dengan kehidupan membawa kemajuan umat dan agama, sehingga terwujud bangsa dan negeri yang maju, indah, dengan tata kelola yang baik dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Negeri itu digambarkan sebagai ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur’.

Jika dilihat dengan kondisi kekinian, ummat Islam Indonesia menghadapi ujian yang tak mudah saat ini. Selain pasca Covid-19 yang masih tertatih-tatih, para ulama dan da’i di negeri ini juga harus menjaga integritas dan istiqomah berada dalam jalan yang lurus. Dakwah bil hikmah sangat erat dengan kesuksesan para da’i, karena dakwah bil hikmah merupakan jalan dakwah para rasul utusan Allah SWT. Jalan ini hendaknya diikuti oleh para dai dan pejuang kebenaran. Para nabi berjuang dengan penuh ilmu, kesabaran, kesadaran, kesesuaian perkataan dan perbuatan dengan keluhuran budi serta keteladanan. Tidak pernah takut dan lari dari jalan lurus syariat dan kebenaran.

Saat mengalami ujian dalam berdakwah, bahkan hingga mengancam nyawa, seorang dai dituntut mengamalkan puncak dari semua metode dakwah, yakni dakwah bil hikmah. Menurut Syeikh Ahmad bin Munir al-Muqri al-Fayumi, seorang dai yang memiliki hikmah berarti dia bisa mengendalikan dirinya sendiri dari melakukan perbuatan yang tidak seharusnya. Al-hikmah berarti al–‘adl (keadilan), al-haq (kebenaran), al-hilm (ketabahan), al-‘ilm (pengetahuan), dan an-nubuwwah (kenabian). Sebagai metode dakwah, al-hikmah berarti bijaksana, akal budi yang mulia, lapang dada, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama.

Semakin paham seorang dai dengan Alquran dan Sunnah, maka semakin kokoh mengamalkan dakwah bil hikmah, sehingga memiliki pribadi yang kokoh. Dakwahnya pun akan semakin sukses. Setiap ujian yang menimpanya dijadikan sebagai sarana berdakwah, bahkan kepada orang yang menentang atau memusuhinya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 269, “Allah menganugerahkan al-hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.

Alhamdulillah Allah SWT masih menjaga dan memberikan perlindungan kepada Rasil yang sudah memasuki usia 12 tahun dengan aktifitas dakwahnya. Memberikan peringatan, ujian dan teguran melalui setiap peristiwa yang dilalui karena kekurangan ataupun kealpaannya. Rasil harus meneguhkan jalan dakwahnya, karena agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Ini adalah kompromi antara gagasan negara dan Islam. Apalagi agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Segenap pemangku Rasil mengajak umat Islam. Bahwa saat ini umat Islam akan terus menghadapi ujian sebagaimana umat Islam terdahulu. Oleh karena itu, mari melakukan dua hal yakni menjaga diri, keluarga dan para ulama dengan persatuan. Secara jama’i meningkatkan ibadah dan amal saleh untuk kemajuan. Sehingga menjadi keharusan bagi umat islam indonesia untuk menunjukkan bahwa islam adalah pembawa berkah (rahmat) bagi seluruh dunia terutama di nusantara.

Wallahu a’lam bishshawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image