Bangkit Bersama dalam Keberagaman di Era Disrupsi
Edukasi | 2022-12-23 09:01:48Keberagaman Indonesia hari
Secara konseptual, Indonesia telah memiliki prinsip dan visi keberagaman yang kuat, yang bukan saja dapat mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam semua aspek kehidupan, tetapi juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahannya masing-masing.
Era disrupsi adalah suatu keniscayaan yang sulit dibendung. Suka atau tidak suka dan mau tidak mau, kita harus menerima kenyataan kecenderungan ini. Di sisi lain, negara berkembang termasuk Indonesia tidak mampu menyebarkan nilai-nilai lokal karena daya saingnya yang rendah. Akibatnya, negara berkembang hanya bisa menjadi pengamat masuk dan berkembangnya nilai-nilai negara maju. Kesenian daerah seperti reog, ketoprak, wayang, gamelan dan tari-tarian tradisional menghadapi ancaman serius. Nilai-nilai keberagaman lambat lauin menjadi luntur jika masyarakat bersikap apatis, eklusif serta tidak pandai mengelola perubahan.
Salah satu isu krusial yang sejalan dengan perubahan di era disrupsi dalam konteks keberagaman adalah perbedaan pemahaman, yang diwujudkan dari sekala paling mudah misalkan, sikap saling menyapa, kemudian secara tidak langsung akan menemukan arti kehidupan pluralitas atau keragaman. Budaya konvensional yang menempatkan tepo seliro, toleransi, keramah-tamahan, penghormatan pada yang lebih tua juga digempur oleh sikap individualistik yang dibawa oleh arus digitalisasi. Dalam situasi demikian, kesalahan dalam merespon globalisasi bisa berakibat pada lenyapnya budaya lokal
Indonesia dan era baru
Sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau, Indonesia pasti memiliki keragaman yang menakjubkan dari sabang hingga merauke. Dengan adanya consciousness (kesadaran) bersama maka kita yakin bahwa generasi mendatang akan lebih smart dan bermartabat. Penggunaan media digital semakin dipermudah dengan teknologi yang diusung oleh berbagai brand terkemuka di dunia. Harga yang kompetitif dan teknologi modern, membuat semua kalangan dan golongan bisa memiliki teknologi tersebut. Jika pengaruh media sosial dan teknologi modern bisa diaplikasikan sedemikian rupa untuk kebutuhan bisnis, tentu saja hal ini bisa dipertimbangkan dan dikaji untuk menyebarkan keberagaman Indonesia melalui media digital.
Pada dasarnya menolak era digital bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, yang dibutuhkan adalah strategi untuk meningkatkan daya tahan keberagaman sebagai aset bangsa dalam menghadapinya. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk menguatkan identitas keberagaman Indonesia ditengah gempuran era disrupsi diantarannya dengan memanfaatkan akses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai keberagaman. Harus ada upaya untuk menjadikan media sebagai alat untuk memasarkan budaya lokal ke seluruh dunia. Jika ini bisa dilakukan, maka daya tarik keberagaman akan semakin tinggi sehingga akan menjadi modal dalam membangun bangsa, termasuk ekonomi dan investasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.