Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Raissa Rahma Medina

Menggali Makna Ornamen Kaligrafi Dalam Arsitektur Bangunan Bernuansa Islam

Pendidikan dan Literasi | 2022-12-19 12:51:12
Ilustrasi : Ornamen bangunan  https://media.istockphoto.com/id/905760398/id/foto/pola-dalam-gaya-maroko-ornamen-tradisional-islam.jpg?s=1024x1024&w=is&k=20&c=xFWuMBc5Owo-Gz_Fvte4BTWxYW_CRbJWHZ0tsdO7z7s=
Ilustrasi : Ornamen bangunan https://media.istockphoto.com/id/905760398/id/foto/pola-dalam-gaya-maroko-ornamen-tradisional-islam.jpg?s=1024x1024&w=is&k=20&c=xFWuMBc5Owo-Gz_Fvte4BTWxYW_CRbJWHZ0tsdO7z7s=

Ornamen merupakan bentuk karya seni visual berupa simbol yang memiliki makna tersendiri dan dipergunakan sebagai peghias atau aksen dekorasi ruangan. Ornamen biasanya dibuat menyerupai bentukan yang ada di alam atau berisi rangkaian tulisan yang tersusun dan memiliki suatu makna guna menjunjung nilai keserasian agar tercapai suatu tujuan nilai keindahan yang memiliki makna pada setiap bentuk yang diterapkan. Ornamen kaligrafi adalah bentuk serapan dari huruf arab yang disusun dengan proporsi sehinga membentuk karya seni yang dapat terlihat secara visual tanpa mengubah arti dari kalimat yang digunakan. Ornamen Kaligrafi khat khuffi merupakan jenis ornamen kaligrafi dengan bentukan huruf tegas yang bersudut. Khat ini biasa digunakan sebagai ornamen bagunan dengan konsep arsitektur Islam modern, karena bentuk khat ini memiliki sifat kebaruan.

Secara bahasa, kaligrafi memang bermakna seni tulisan indah, yakni dari bahasa Yunani allos yang ber-makna indah dan graphein, yakni menulis. Kaligrafi Arab (Khat Arab) atau sering dikenal dengan kaligrafi Islam, hanyalah salah satunya. Hanya saja, muslim Indonesia terbiasa menyebut huruf indah Arab yang berisi ayat suci Alquran adalah kaligrafi. Bangsa Arab pada masa lalu lebih bangga dengan lisan yang pandai bersyair ketimbang menulis indah. Kebudayaan menulis sangat minim dilakukan. Pada abad 18-20, kaligrafi beralih menjadi kegiatan kreasi seniman Indonesia yang diwujudkan dalam aneka media seperti kayu, kertas, logam, kaca dan media lainnya. Termasuk juga untuk penulisan mushaf-mushaf Alquran tua dengan bahan kertas deluang dan kertas murni yang diimpor. (Rosita, 2018)

Kaligrafi berkembang tidak hanya sebagai tulisan yang indah dengan prinsip-prinsip, tetapi juga dalam bidang seni rupa dan seni rupa. Kaligrafi memiliki aspek artistik seperti pola garis, sudut, bidang, dan ruang, serta keunggulan mudah untuk membuat kurva fleksibel yang dapat dengan mudah berubah bentuk.

Di Indonesia, kaligrafi tidak hanya ditulis di atas kertas atau kanvas, tetapi juga dilukis di dinding ruangan seperti masjid sebagai hiasan, dan dihias dengan dekorasi ruangan. Ornamen adalah suatu bentuk seni yang tersusun dari simbol-simbol dengan makna tertentu dan biasa digunakan sebagai aksen atau penghias dekorasi ruangan, merupakan seni kaligrafi yang disusun secara proporsional tanpa mengubah makna, dan merupakan seni yang dapat dilihat secara visual.

Memahami motif pemberian dan penggunaan sesuatu dalam kehidupan masyarakat merupakan hal yang penting. Dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terdapat tindakan-tindakan individu berdampak pada hubungan sebab akibat yang menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya sekedar melaksanakan akan tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungannya. Melalui konsep ini, Alfred Schuctz dalam fenomenologinya membagi tindakan manusia menjadi dua bagian yang terangkum dalam dua motif yakni motif ‘sebab atau karena’ (because motive) dan motif ‘tujuan atau agar’ (in-order-to motive). (Kumalasari & Baihaqi, 2021)

Pemikiran fenomenologis Alfred Schutz dipengaruhi oleh Husserl. Fenomenologi ini memiliki aplikasi dalam sosiologi. Ini adalah “makna dunia kehidupan”, yang mencakup keseluruhan hidupnya, berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya, berbagai informasi yang mengelilinginya, hubungannya, dan perbedaan-perbedaannya. Dibuktikan dengan berbagai pernyataannya tentang budaya. menjadi hidupnya. Menurutnya, setiap benda memiliki arti, nama, kegunaan, simbol tertentu dan berbagai bagian. Dan yang terpenting, manusia pada prinsipnya mampu mengkonstruksi dunia melalui proses pemaknaan.

Inti dari keseluruhan bentuk kaligrafi merupakan simbol ruhaniyah yang ditampakkan dalam bentuk jasmaniyah untuk membantu manusia mengenal Tuhannya. Di dalam Islam, kaligrafi pasti merujuk pada Al-Qur’an, sehingga kaligrafi sendiri merupakan simbol dari firman-firman yang disampaikan melalui media tulisan.

Kaligrafi arab sebagai ornament hiasan pada tempat peribadatan umat muslim sendiri telah ada sejak zaman awal-awal perkembangan islam, yang dimana pada saat itu kaligrafi sendiri hanya di buat sesederhana mungkin, sebab alat yang kurang memadai pada saat itu, namun pada saat ini kaligrafi sebagai ornamen hiasan dalam masjid berubah menjadi sesuatu yang mengagumkan. Dari kaligrafi sebagai ornament hiasan pada tempat peribadatan dapat menarik kaum muslimin untuk lebih rajin ibadah secara berjamaah di masjid terdekat.

Pada masa permulaan Islam di Indonesia, penampilan kaligrafi arab atau khat dapat dikatakan kurang menonjol. Hal ini disebabkan oleh penerapan kaligrafi (dekorasi) sangat terbatas. Karya-karya arsitektur pada masa permulaan Islam seperti masjid-masjid di Banten, Cirebon, Demak dan Kudus, tidak banyak memberikan peluang yang berarti bagi penerapan kaligrafi arab. Di samping itu, dalam fungsi dekoratifnya, kaligrafi arab sering dipadukan dengan motif hias tradisional atau ornamen, dan kadang-kadang juga dipadukan dengan aksara Jawa dalam bentuk candra sangkala (sebagai petunjuk angka tahun berdirinya suatu bangunan), sehingga kaligrafi arab tidak dapat berdiri sendiri sebagai cabang seni rupa. (Nuralia, 2017).

Kaligrafi arab yang menghiasi bangunan-bangunan islami menjadi sebuah dilema ketika banyak masyarakat yang tidak mengetahui makna yang terkandung di dalam kaligrafi Arab. Sehingga fungsi utama kaligrafi sebagai komunikasi spiritual tidak tersampaikan. Akan tetapi fungsi kaligrafi sebagai fungsi dekorasi memang sudah tepat.

Apabila ingin meletakkan kaligrafi di bangunan islami coba letakkan kaligrafi pada bagian yang tepat, agar kaligrafi tersebut menjadi keindahan dekorasi bukan menjadi pengganggu kekhusyukan ibadah. Selain itu agar semua fungsi kaligrafi dapat tersampaikan maka akan lebih baik apabila kaligrafi tersebut dibuat secara sederhana agar mudah dibaca dan mudah dipahami. apabila semua hal tersebut telah dilaksanakan maka kaligrafi dapat berfungsi secara dekorasi arsitektur dan menjadi media komunikasi spiritual.

Kesimpulan

Hasil penulisan mengungkapkan bahwa kaligrafi tidak hanya dipahami sebagai seni dua dimensi, tetapi lebih sering digunakan sebagai dekorasi ornamen belaka dalam perkembangan arsitektur Islam, maknanya diambil dari bentukan dan simbol kaligrafi. Membuat dan menggunakan dekorasi kaligrafi ayat-ayat Al-Quran dibangunan yang bernuansa Islam tidak hanya dianggap sebagai karya seni estetika, tetapi juga memiliki maksud dan tujuan lain yang menyertainya. Berdasarkan pendekatan motif Alfred Schutzotif tersebut menghasilkan beberapa hal di antaranya; pertama, because motive yaitu adanya inspirasi inisiator pembuat ornamen kaligrafi dari keindahan ornamen kaligrafi masjid-masjid di Turki dan adanya kekhawatiran inisiator akan kondisi keberagamaan masyarakat yang kurang antusias dengan pembelajaran Al-Qur’an. Kedua, in-order-to motive yaitu sebagai media dakwah Islam untuk menarik minat belajar masyarakat terhadap Al-Qur’an sehingga masyarakat mampu membaca dan memahami Al-Qur’an.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image