Peran Pemuda Bagi Kejayaan Bangsa
Agama | 2022-12-15 15:56:41pemuda adalah seseorang yang berusia 10 sampai 24 tahun (young people), sedangkan untuk usia 10 sampai 19 tahun disebut WHO menyebutnya dengan adolescenea/ remaja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemuda adalah orang yang masih muda. Namun, makna dari pemuda tidaklah sesederhana itu. Di dalam satu kata pemuda terdapat banyak harapan yang terkandung di dalamnya. Mengingat keberadaan pemuda ini sangat penting adanya. Lantas, apakah pemuda menurut kalian? apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata pemuda? Penerus bangsa? Anak milenial? Generasi muda? Harapan Negara? Atau apapun itu?. Ada maqolah (pepatah Arab) masyhur oleh Syaikh Musthofa Al Ghulayain menyebutkan,
شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ أِنَّ فِي يَدِكُمْ أَمْرُ الْأُمَّةِ وَفِي اَقْدَامِكُمٍ حَيَاتُهَا.
“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Sesungguhnya di tanganmu-lah urusan bangsa dan dalam langkahmu tertanggung masa depan bangsa.”Maqolah tersebut senada dengan syair Imam Asy-Syauqiy yang menyebutkan bahwa:
وَ اِنَّمَا اْلاُمَمُ اْلاَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ، فَاِنْ هُمُ ذَهَبَتْ اَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
“Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlak manusianya. Jika mereka telah kehilangan akhlaknya maka hancurlah bangsanya.”Artinya, dua hal ini tidak akan terlepas dari pemuda,pun sebaliknya pemuda tidak akan terkepas dari bangsa dan akhlaq.
Islam bisa besar seperti sekarang ini juga tidak lepas dari jasa para pemuda, sebab salah satu faktor penting kesuksesan Nabi Muhammad berdakwah karena beliau mendapat dukungan sosok-sosok sahabat yang didominasi dari kaum muda. Nama-nama sahabat utama seperti Ali bin Abi Thalib, Zubair bin ‘Awwam, Abi Ubaidah, Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, semuanya dari kalangan pemuda yang sangat berperan dalam perkembangan kejayaannya islam. Adalah pemuda yang akan memimpin bangsa ini, adalah pemuda yang menjadi harapan bangsa, adalah pemuda yang menjadi tolak ukur maju tidaknya suatu bangsa. "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" .Begitulah kata bung karno. Karena, seribu orang tua hanya dapat bermimpi, Satu orang pemuda dapat mengubah dunia. Namun, kenyataan pemuda kini berbeda tidak seperti yang di harapkan. Para pemuda banyak yang termakan oleh globalisasi, mereka tidak mampu mengendalikan dirinya terhadap teknologi yang berkembang pesat ini, terutamanya lagi pemuda islam. Banyak hal-hal yang dilarang agama dilakukan oleh pemuda. Pacaran tidak sehat, hamil diluar nikah, menonton video porno, tauran antar pelajar, dan ini hanya sebagian kecil dari contoh kelakuan pemuda saat ini. Data kenakalan remaja di Indonesia dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan. Dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pada tahun 2013 angka kenakalan remaja di Indonesia mencapai 6325 kasus, sedangkan pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 7007 kasus dan pada tahun 2015 mencapai 7762 kasus. Artinya dari tahun 2013 – 2014 mengalami kenaikan sebesar 10,7%, kasus tersebut terdiri dari berbagai kasus kenakalan remaja diantaranya, pencurian, pembunuhan, pergaulan bebas dan narkoba.Ada 68,66 juta generasi muda di negri ini, sedangkan islam menjadi agama mayoritas disini, artinya apa? tidak sedikit pemuda islam yang terlibat dalam kasus itu semua. Bagaimana bangsa ini bisa maju sedangkan pemudanya saja seperti itu? Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan islam dikalangan remaja, para orang tuanya sendiri pun bahkan lebih memilih sekolah- sekolah favorit, sekolah negri yang pendidikan islamnya hanya sedikit yang menjadi salah satu penyebab kurangnya pendidikan islam, jika pendidikan islamnya kurang akhlak dan moralnya pun berkurang. Mereka tidak mencontoh tokoh pemuda islam zaman dahulu mungkin bahkan mereka tidak mengenalnya seperti, Thalhah bin Ubaidullah sangat mulia berbaiat untuk mati demi Rasul Shallallahu’alaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi pada usia 16 tahun,mereka tidak mengetahui keberanian Mu’adz bin Amr bin Jamuh dan Mu’awwidz bin ‘Afra yang berhasil membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang badar pada usia belasan tahun.Jika mereka menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya sebagai pedoman hidup, pedoman untuk bertindak dan berakhlaq tidak akan seperti ini. Orang tua menaruh anaknya ke pesantren, lalu mengikuti kajian-kajian ta'lim sehingga mereka mengenal agama. Dapat dipastikan bangsa ini akan menjadi bangsa yang adil dan makmur. Salah satu cara untuk meluruskan pemuda kita saat ini mungkin dengan cara tadi, memasukan anak Kepesantre. Disana para mereka diajarkan gimana caranya berbudi pekerti yang baik, mendalami ilmu agama tentunya,bahkan mereka tidak hanya bisa membaca kitab klasik saja mereka juga diajarkan berbagai bidang yang ia sukai seperti, sepak bola, foto grafi, kaligrafi, tilawah Al Qur'an, dan masih banyak yang lain. Coba kita lihat beberapa tahun silam Muhammad Rafli Mursalin menjadi salah satu pemuda pesantren yang memperkuat timnas muda Indonesia yang diambil ketika ia sedang mengikuti ajang liga santri. Dengan itu kita dapat melawan arus globalisasi yang berdampak buruk pada moralitas kaum muda kita,banyak pemuda yang sudah menurun moralitasnya. Hal ini bisa dilihat dari pudarnya akan kesadaran kebertuhanan god consciousness di kalangan pemuda. Kuatnya arus globalisasi yang menyebabkan banyak budaya masuk ke kalangan pemuda kita menjadi salah satu penyebabnya. Banyak pemuda kita saat ini dengan sengaja masuk ke lingkungan pergaulan yang kurang baik demi sebuah trend semata. Sangat lumrah kita saksikan banyak pemuda yang meremehkan shalat berjamaah di masjid. Bahkan sangat mudah kita temukan para pemuda yang membaca Al-Qur’an saja belum bisa.Al quran dan Sunnah menaruh perhatian besar pada generasi muda. Dalam hal ini, mereka seyogianya meneladan sosok paripurna, yaitu Rasulullah SAW. Bahkan tatkala belum diangkat menjadi utusan Allah, Muhammad SAW sebagai seorang remaja telah menunjukkan banyak teladan.Mari kita kembali hayati kisah teladan pemuda, baik pada zaman Rasullah saw yang gigih memperjuangkan dakwah Islam, maupun kalangan pemuda pejuang kemerdekaan bangsa ini. Tanpa pemuda, kita bisa apa?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.