5 Mitos dalam Tes IELTS Listening

Tips  

Menyimak atau listening adalah rangkaian pertama yang diujikan saat melakukan tes IELTS. Peserta diberikan waktu selama 40 menit untuk menjawab 40 soal berdasarkan audio yang diperdengarkan. Masih banyak yang suka salah kaprah tentang IELTS listening. Berikut adalah lima (5) mitos dalam tes IELTS listening.

foto : dok. republika.co.id

1. Ada Pengulangan Audio

Ini mitos yang keliru. Karena saat tes berlangsung, audio hanya akan diperdengarkan satu kali kepada peserta. Bahkan tes dengan tipe computer-delivered IELTS pun, peserta tidak akan mendapat akses pada media player sehingga tidak dapat mengulang. Oleh sebab itu, peserta harus fokus selama kurang lebih 40 menit untuk mendengarkan dan mencari kata kunci yang selaras dengan soal untuk bisa menjawabnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

2. Langsung Membaca Soal Untuk Menghemat Waktu

Banyak yang belum menyadari, bahwa dalam tes IELTS pun dinilai mengenai pemahaman peserta terhadap instruksi yang diberikan. Sebelum percakapan dalam audio dimulai, peserta akan diberi waktu untuk mengecek soal yang diperlukan. Gunakanlah waktu tersebut untuk membaca dan memahami instruksi terlebih dahulu, baru kemudian membaca soal dan menandai kata kunci yang diperlukan. Instruksi akan memberi clue tentang jawaban seperti apa yang diminta. Jadi, jangan lupa untuk membaca instruksinya terlebih dulu ya, Sobat dan jangan fokus pada soal semata.

3. Percakapan Selalu Beraksen British

Ini juga mitos yang banyak beredar. Memang, soal-soal IELTS yang disusun oleh Cambridge English, IDP, dan Bristish Council didominasi aksen British English. Namun karena tes ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan bahasa Inggris secara keseluruhan, bukan tidak mungkin peserta juga akan mendengar aksen lainnya. Selain British, beberapa aksen yang sering kali muncul adalah Australia, Selandia Baru, dan Amerika.

4. Tidak Ada Penilaian Gramatika dan Ejaan

Wah, hati-hati dengan ini ya. Karena sebenarnya, ketika menuliskan jawaban dari soal listening, peserta diharapkan untuk menuliskannya sesuai dengan ejaan dan gramatika yang benar. Misalnya, apakah perlu penggunaan huruf ‘s’ di akhir kata? Atau bagaimana menggunakan huruf kapital yang benar. Tentunya hal-hal tersebut masuk dalam penilaian ejaan dan gramatika. Jadi, keliru ya jika dibilang tidak ada penilaian gramatika dan ejaan.

5. Hanya Perlu Sering Latihan Mendengarkan Podcast

Latihan menyimak dengan mendengarkan podcast bisa sangat membantu untuk membiasakan telinga dan otak kita untuk fokus dan memahami banyak hal dalam bahasa Inggris. Tetapi dalam konteks IELTS, latihan dengan hanya mendengarkan podcast tidak cukup karena Sobat juga perlu membiasakan diri berlatih mengerjakan soal-soal IELTS. Dengan begitu, Sobat akan lebih familiar terhadap tipe-tipe soal listening IELTS yang cukup beragam. Apabila tidak mengenali seperti apa bentuk soal, besar kemungkinan akan kebingungan saat mengerjakan tes dan bisa berakibat hasil yang kurang maksimal.

Selama melakukan persiapan yang matang dengan mengasah berbagai keterampilan yang dibutuhkan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari tes IELTS. Sobat Calakan dapat menggunakan hasil dari tes IELTS ini untuk mendaftar kuliah, bekerja, atau mengajukan permanen residen di luar negeri. Beberapa kampus dalam negeri yang membuka kelas internasional pun sering meminta sertifikasi IELTS. (AR Meinanda)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Calakan artinya cerdas dalam bahasa Sunda. Media Calakan ini diharapkan mencerdaskan para pembacanya khususnya terkait informasi-informasi yang berman

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image