Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lulu Lil Azizah

Mengenalkan Islam pada Suku-Suku Pedalaman di Indonesia

Agama | Saturday, 10 Dec 2022, 13:53 WIB

Seperti yang diketahui, mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Berdasarkan data dari Kementrian Dalam Negeri pada akhir tahun 2021, terdapat sebanyak 86,9% jumlah penduduk yang beragama Islam di Indonesia. Walaupun demikian, masih banyak suku-suku pedalaman di Indonesia yang belum tersentuh dengan agama Islam. Masyarakat pedalaman umumnya saat belum tersentuh dengan agama memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka mempercayai adanya roh dan benda yang memiliki kekuatan gaib, bahkan mereka juga mempercayai alam sekitar seperti pohon atau hutan, gunung, gua, dll yang memiliki jiwa yang harus dihormati. Selain itu, kehidupan mereka juga masih lekat dengan tradisi nenek moyang.

Masyarakat suku pedalaman menolak hidup berhubungan dengan dunia luar. Mereka masih hidup dengan cara turun temurun dari leluhurnya dan menolak adanya berbagai kemajuan. Mereka cenderung tidak acuh dengan adanya perkembangan zaman. Karena masyarakat suku pedalaman tinggal di sekitar alam, mereka menjadi lebih kuat dibandingkan dengan manusia modern pada umumnya. Mereka kuat bertahan di cuaca yang ekstrem, sigap menjaga diri dari binatang buas, berburu, dan meramu obat-obatan dari bahan alami.

Adapun beberapa suku pedalaman yang kita ketahui seperti Suku Dayak, Suku Samin, Suku Mante, Suku Mentawai, Suku Korowai, Suku Togutil, dan masih banyak lagi. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita mendakwahkan ajaran agama Islam ke suku-suku pedalaman. Seperti firman Allah dalam surah Asy-Syura ayat 15 :

فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita, dan kepada-Nya-lah kembali (kita).”

Dakwah yang dilakukan untuk menyebarkan ajaran agama Islam pada suku pedalaman dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan pendekatan terlebih dahulu, mulai dari pendekatan kemanusiaan seperti dari bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Sebagai contohnya yaitu memberikan sembako tiap berkunjung, menyediakan barang atau kebutuhan untuk memperbaiki kualitas hidup, dan melakukan pembinaan tanpa adanya paksaan. Jika dilihat dari sudut sejarah pada saat masa penyebaran Islam yang dilakukan Walisongo, mereka melakukan dakwah ke suku pedalaman dengan cara membuka warung dengan harga yang murah, menyediakan pengobatan gratis, dan mengajarkan bercocok tanam.

Di Indonesia sudah ada beberapa lembaga yang memiliki program untuk mengirimkan Dai ke daerah-daerah suku pedalaman. Dai merupakan seseorang yang berdakwah menyebarluaskan ajaran agama untuk mengajak masyarakat pada kebaikan amar makruf dan nahi mungkar. Tetapi, Dai yang ada di Indonesia masih belum cukup untuk dikirimkan ke daerah-daerah suku pedalaman. Para Dai lebih menikmati kegiatan dakwah yang dilakukan di kota. Hal ini dikarenakan untuk pergi ke daerah pedalaman memiliki banyak tantangan dan membutuhkan strategi tersendiri.

Terdapat dakwah yang dilakukan Ustadz Fadhlan Rabbani Al Garamatan di suku pedalaman Papua, tepatnya Suku Nuu Waar. Saat melakukan dakwah, Ustadz Fahdlan ditombak oleh kepala suku dan tombak tersebut menancap di pahanya hingga berdarah-darah. Hal itu menjadi pengalaman yang mengesankan untuknya, karena ia mengingat dakwah Rasulullah yang berdarah-darah karena dilempari batu. Menurut Ustadz Fadhlan, suku pedalaman adalah masyarakat terasing yang belum mengenal pendidikan secara utuh dan belum juga mengenal agama secara kaffah (sepenuhnya). Oleh karena itu, ia berdakwah dengan menyiapkan materi dakwah yang tepat dan mempelajari apa saja yang mereka butuhkan. Disana Ustadz Fadhlan menyiapkan pakaian, pengobatan gratis, membangun sekolah, membangun masjid ketika mereka sudah masuk Islam, dan menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung aktivitas dalam mengajarkan mereka cara mandi yang baik dan benar, cara menutup aurat, dan cara salat dengan dibantu oleh guru-guru agama.

Adapun Ustadz Abdul Somad mempunyai agenda tahunan untuk menyapa masyarakat suku pedalaman di Riau, tepatnya di pedalaman Indragiri Hulu. Dalam agenda tahunannya, Ustadz Abdul Somad bersama Baznas Bengkalis, Dompet Dhuafa Riau, Lazis PHR, Lazis Dewan Dakwah, dan Yayasan lainnya memiliki beberapa rangkaian agenda di Suku Talang Mamak. Agenda yang dilakukan yaitu Pembangunan Madrasah Dusun Bagan Benio, Khitan Ceria Peduli Umat, Menyalurkan Mushaf Al-Qur’an, menyalurkan berbagai kebutuhan pokok, dan melakukan kajian bersama jama’ah masjid setempat. Ustadz Abdul Somad juga melakukan aktivitas lainnya seperti mengibarkan Sang Saka Merah Putih, berlatih memanah, dan menyalurkan bantuan untuk pembangunan Pondok Al-Qur’an Bustanul Hikam.

Pada bulan suci Ramadan tahun 2021, Ustadz Abdul Somad melepas Ustadz Khairussalam untuk pergi dakwah ke suku pedalaman Talang Mamak di Riau. Program ini merupakan kerjasama antara IDN (Indonesia Dai Network), Laznas Dewan Dakwah dengan Yayasan Tabung Wakaf Umat. Ustadz yang akrab disapa Ustadz Alam itu berdakwah di Bomban Masjid Al-Muhajirin Air, yang dimana merupakan masjid satu-satunya di suku pedalaman tersebut. Disana Ustadz Alam mengajarkan mengaji,mengajarkan agama aqidah, fiqih, dll bagi masyarakat suku pedalaman Air Bomban.

Memang masih banyak suku-suku pedalaman di Indonesia yang belum mengenal Islam. Maka dari itu, diperlukan peran tokoh-tokoh untuk berdakwah di suku pedalaman dan juga peran pemerintah agar lebih memperhatikan dan menyikapi hal ini dengan bijak. Diperlukan juga kesadaran bagi seluruh kaum muslim untuk membentuk organisasi atau komunitas-komunitas yang mampu menjangkau daerah-daerah terpencil di suku pedalaman agar mereka dapat mengenal Islam. Tidak lupa juga dengan menyiapkan berbagai persiapan diri, transportasi, dana, dan strategi yang tepat untuk menyampaikan dakwah ke daerah-daerah suku pedalaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image