Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Irzan Maulana

Peran Syber Education Terhadap Pengembangan Prestasi Pemuda

Teknologi | Wednesday, 07 Dec 2022, 14:45 WIB
Image by katemangostar on Freepik" />
Image by katemangostar on Freepik

Cikal adanya era revolusi 4.0 ditandai dengan transformasi media analog menjadi digital atau disebut digitalisasi. Beragam platfrom terkini muncul dengan dibekali kecanggihan serta kecerdasan buatan, guna membantu efesiensi kinerja manusia. Tak heran, terpaan media ini lambat laun mengubah mindset lama menjadi lebih idealis. Tentunya hal ini tidak lepas dari stigma masyarakat terhadap peran pemuda sebagai pionir kemajuan bangsa. Apalagi dapat dilihat, generasi saat ini didominasi oleh para pemuda yang melek akan teknologi digital.

Tak dapat dipungkiri bahwa era ini menuntut pemuda agar memiliki kompetensi yang berkualitas dalam pemanfaatan media jaringan syber. Kondisi tersebut berbanding lurus dengan problematika yang semakin kompleks sehingga perlu adanya generasi dengan daya kritis yang tinggi. Untuk tercapainya semua itu, kuncinya terdapat pada peranan orang tua sebagai pendidik dimulai sejak anak usia dini. Penerapan syber education menjadi langkah awal dalam memberikan pengetahuan berbasis hal internet sebagai basic skill pada anak menghadapi era digital. Alhasil anak mendapat ruang belajar yang diwarnai dengan kecanggihan teknologi untuk mengasah kompetensi prestasinya.

Jika ditelisik lebih dalam, tantangan tersendiri bagi pemuda sekarang ialah minimnya literasi digital. Sebenarnya ini menjadi suatu ketimpangan yang membuat sukar pemuda dalam memperoleh informasi disamping gerusan arus globalisasi. Padahal potensi yang mereka miliki terbilang mumpuni untuk bersaing di kancah dunia. Hanya saja perlu adanya support system untuk mendorong skills yang mereka miliki untuk berani meningkatkan prestasi, baik dibidang akademik ataupun nonakademik.

Namun pengawasan juga harus turut andil agar apa yang dikonsumsi mampu difiltrasi untuk meminimalisir adanya bentuk penyimpangan. Bagaimanapun kondisi psikis pemuda rawan akan paparan konten negatif, hoax, bahkan sampai syber bullying. Perlu diketahui, konten media berpengaruh signifikan terhadap jati diri seseorang. Dalam artian konten yang bersifat edukasi akan menumbuhkan citra diri yang positif. Fase inilah yang menjadi mawas bagi pemuda, agar harus memilah mana yang terbaik untuk kemajuan dirinya.

Faktanya mayoritas pengakses media internet didominasi oleh generasi z yaitu kalangan pemuda yang berusia antara 10 – 24 tahun. Kategori ini sangat memungkinkan bagi mereka untuk produktif dalam mengembangkan ketrampilan serta kreativitas. Tentunya ini menjadi peluang dalam menciptakan talenta-talenta muda yang berjiwa kompetitif. Ujung tombak atas keberhasilan perspektif tersebut harus diimbangi dengan syber teaching atau pembelajaran digital, dengan memanfaatkan fitur – fitur aplikasi belajar. Dengan itu, seiring berjalannya waktu karakter pemuda dapat lebih bangkit untuk mengikis persoalan gap-technology yang ada.

Yang menjadi miris ialah banyak generasi muda terjebak dalam konten media yang negatif. Hal inilah yang menjadikan pola pikir mereka tidak berkembang dan cenderung bermalas-malasan. Tanpa disadari, akibatnya timbul rasa kecanduan asyik bermain dalam dunia maya yang megubah pandangan mereka tentang mutu pendidikan. Segala sesuatunya dianggap remeh, eksistensi lebih diprioritaskan dibandingkan dengan prestasi. Oleh karenanya, penting adanya menjunjung sikap bijak dalam penggunaan gadget sebagai kontroling untuk kemajuan bangsa kedepannya.

Sejatinya hadirnya media digital telah memberikan kemudahan, khusunya bagi generasi pemuda untuk memperoleh beragam informasi pembelajaran dengan cepat dan mudah. Yang harus diubah ialah mindset mereka, agar senantiasa dapat menggali peluang dari berbagai tantangan yang tersedia. Adanya jejaring sosial memang sebagai wadah untuk berekspresi, namun perlu diselingi prestasi karena kualitas diri akan lebih diharapkan untuk berkompetisi di skala global.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image