Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yunita Anggraini

SOO-SOO COUPLE

Sastra | Sunday, 04 Dec 2022, 19:08 WIB

Kami adalah Soo-Soo Couple, kami berasal dari Korea tapi sudah lama tinggal di Indonesia, sehingga kami sudah fasih berbahasa Indonesia. Namaku adalah Soo Ye Jin, dan nama couple ku adalahn Soo Ho Jun. Kami saling mencintai dan menyayangi. Kami tinggal di sebuah rumah yang sederhana tetapi nyaman karena rumah itu diisi dengan cinta.

Karena kami berasal dari Korea maka kami tak ada keluarga di Indonesia, hanya berdua dan saling mengandalkan satu sama lain. Jun pergi bekerja sedangkan aku menjaga rumah. Jika tiba weekend dan Jun libur maka kami berdua akan pergi berjalan – jalan dan orang – orang di sekitar seringkali memanggil kami dengan sebutan Jin dan Jun, kata mereka itu dulu film yang terkenal di Indonesia pada masanya. Kami tidak terlalu masalah dengan panggilan tersebut karena memang bukan panggilan yang buruk.

Jun bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan, maka dengan tampang koreanya cukup memudahkan Jun untuk menarik minat klien sehingga penjualan yang dihasilkan oleh Jun selalu mencapai target. Atas keberhasilannya mencapai target, karirnya cukup melesat hingga dia telah dua kali dipromosikan. Dan aku sangat bangga padanya.

Tak terasa sudah 6 tahun Jun bekerja disana, dan semua berjalan lancar dan sempurna, kehidupan kami sangat bahagia dan baik – baik saja. Hanya saja ketika di tahun ke 7, Jun menunjukkan perubahan gelagat, seperti Jun sering pulang malam, dan Jun juga jarang bermain denganku, aku tak tau apa yang terjadi dengan Jun. Dia lebih sering disibukkan dengan handphonenya dan tersenyum – senyum sendiri melihat handphonenya sedangkan aku diabaikannya, seringkali aku menegurnya tapi dia tak mengindahkanku, aku sungguh bingung dengan kelakuan Jun.

Seringkali Jun tak pulang berhari – hari, entah pergi kemana, aku sungguh sedih sendirian di rumah, meskipun dia tetap menyediakan kebutuhanku, tapi aku jadi bertanya – tanya kemana dia pergi.

Setelah hampir 2 minggu Jun menghilang, tiba – tiba pagi itu dia pulang, dia tidak membawa oleh – oleh, tapi membawa perempuan. Yah, dia membawa perempuan masuk ke rumah ini, ke rumah kami. Dia hanya berkata.

“Sekarang dia tinggal disini, namanya Soo Hyo Jin, kalian berdua harus akur”

Apa – apaan ini, bahkan namanya pun mirip dengan namaku. Dia juga dipanggil Jin, sungguh perempuan ini mau mengambil tempatku. Jika Jun memanggil Jin, artinya dia memanggil kami berdua? Ini sungguh tak bisa dibiarkan. Aku mengajukan protes kepada Jun, tapi dia tidak mendengarkan protesku dan hanya berlalu pergi. Ini gila, ini benar – benar sungguh gila, aku tidak bisa tinggal bertiga dalam 1 rumah. Aku akan membuat perempuan ini pergi dari rumah ini.

Pagi hari ketika sarapan, Jun kulihat ditemani olehnya.

“Dasar penjilat, tukang cari perhatian” pikirku dalam hati. Lihat saja kau tak akan lama ada di rumah ini.

Aku pun mulai menyusun rencana untuk menjebaknya agar Jun segera mengusir dan membuangnya. Aku membuat rumah berantakan beberapa saat sebelum Jun pulang bekerja dan aku akan pura – pura dari luar rumah sehingga dia akan menjadi tersangka yang telah mengobrak – abrik rumah.

Tepat pukul 20:00, satu jam sebelum Jun pulang ke rumah, kuliat perempuan itu tengah tertidur di kasur barunya. Nikmati saja kasurnya, ini adalah kasur terakhirmu di rumah ini. Aku pelan – pelan mulai membuat rumah berantakan, setelah kuyakin semua rumah telah berantakan, aku pun pergi keluar rumah.

Pukul 21:00 Jun pulang ke rumah, dan Jun sungguh terkejut melihat rumah yang berantakan. Dia kaget bukan kepalang, dan dia langsung menjerit memanggil.

“Jin Jin kalian dimana?”

“Soo Ye Jin.. So Hyo Jin kalian dimana?”

Aku sesungguhnya mengintip dari jendela luar, rasakan kemarahan Jun.

So Hyo Jin langsung berlari menghampiri Jun, dan tak disangka Jun langsung memeluknya dan berkata “Kamu gak papa kan?”

What a surprise!! Jun tidak marah, dia tidak peduli rumah yang berantakan, dia hanya mengkhawatirkan Jin. Sungguh nelangsa hatiku, semakin sedih hatiku, rasanya dunia seperti runtuh, begitu berartinya Soo Hyo Jin bagimu Soo Ho Jun. Kau bahkan tidak mengingatku, aku tertunduk lesu di bawah jendela.

“Soo Ye Jin, Soo Ye Jin kamu dimana?”

Ahhh.. dia memanggilku, dia mencariku, dia masih mencintaiku. Soo Ho Jun, kamu tidak melupakanku meski sudah ada Soo Hyo Jin. Aku senang sekali, aku langsung berlari kencang untuk menghampirinya. Ketika aku sudah di pintu, ternyata pintu tertutup.

Ada apa ini? Kenapa pintunya tertutup. Ada apa ini? Aku kembali berlari ke arah jendela untuk melihat apa yang terjadi di dalam rumah.

Tak disangka karena Jun tadi pulang dalam kondisi terkejut melihat rumah yang berantakan ternyata ada maling yang memasuki rumah, maling itu yang menutup pintu, dan kulihat maling itu berjalan di belakang Jun hendak memukul Jun dengan tongkat kayu.

“Meong meong meoong meooong ” jeritku memperingatkan Jun, tapi Jun karena mendengar suaraku dia malah mengarahkan kepalanya ke arahku dan tepatlah tongkat kayu itu menghantam kepalanya.

BRAAKK!!!

“Meoong meoong meooong ” Jun apakah kamu masih hidup.. Jun bagaimana aku menolongmu. Kamu tidak mengerti bahasaku, sedangkan aku tadi memperingatkanmu tentang maling itu yang berdiri di belakangmu. Kuliat Soo Hyo Jin malah berlari keluar, bukannya menolong Jun, dasar Soo Hyo Jin, kucing tak tau diuntung, kau sudah dipungut oleh Jun, sekarang kau lari meninggalkannya.

Aku berlari masuk dan langsung menyerang maling itu dengan cakarku. Tongkat kayu nya diayunkanya kembali ke arahku dan aku pun jatuh terpental. Dia berusaha kembali memukul Jun dengan tongkat kayu, aku berdiri dan kembali kucakar kakinya, kemudian aku meloncat ke arah lemari dan mencakar wajahnya, dia pun terhuyung – huyung dan terjatuh. Tiba – tiba maling itu melihat golok di dapur dan dia meraihnya kemudian mengayunkannya ke arahku, sabetan golok itu mengenai tubuhku, darah mulai mengucur dari tubuhku, dengan sisa kekuatan, aku mengeong sekuat – kuatnya.

Tiba – tiba ada beberapa orang yang datang ke rumah, kuliat mereka datang bersama Soo Hyo Jin. Ahh Soo Hyo Jin, ternyata kamu memanggil bala bantuan, aku sungguh telah berburuk sangka bahwa kau meninggalkan kami. Darah semakin deras mengucur dari luka sabetan golok, ternyata luka itu cukup dalam dan aku merasa semakin lemas.

Warga yang datang beramai – ramai mengepung maling dan memanggil polisi, akhirnya maling itu ditangkap. Dan warga menyadarkan Jun, sesaat setelah Jun tersadar warga memberi tahu keadaan kucingnya yang telah bersimbah darah. Jun langsung bergerak membawaku ke dokter hewan terdekat. Sayup kudengar dia terus berkata.

“Jin jangan pergi Jin bertahanlah Jin tetaplah di sampingku, maafkan aku yang telah mengabaikanmu” Kulihat Jun terus meneteskan air mata. Aku pun kehilangan kesadaran.

Ketika kubuka mataku, lukaku sudah diperban, kulihat selain Jun, ada Jin kembaranku yang juga menjagaku dan menjilat – jilat buluku. Ahh, Jin aku menyayangimu. Dan sekarang kami pun bukan lagi Soo-Soo Couple tapi kami telah menjadi Triple Soo dan hidup bahagia.

Data penulis

nama : Yunita Alipiah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image