Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadia Fransiska

Perpisahan Tak Pernah Ada Kata Baik-baik Saja

Sastra | Saturday, 03 Dec 2022, 11:06 WIB

Apa yang lebih indah dari jatuh cinta? Saat rasa itu berbalas, saat kebersamaan tercipta tanpa jarak. Lalu, apa yang lebih menyesakan dari patah hati? Saat kehilangan, bahkan sebelum memiliki sepenuhnya, saat harus tercipta jarak meski rindu membelenggu.

Dan, semua itu pilihan. Pilihan untuk bersama, pilihan pula untuk berpisah. Sederhana, memberi makna berbeda-beda entah perasaan yang membahagiakan atau justru luka yang menyiksa.

Perlahan, kedua kaki Nia yang terasa lemah berpijak, Reza sudah sampai di depan rumah Nia dengan keadaan basah kuyup. Jaket milik Reza, membalut tubuh Nia, memberi kehangatan tersendiri pada sisa malam itu.

Tak ada yang membuka suara, keduanya bungkam. Air mata Nia pun, sudah surut bersamaan dengan hentinya tangisan langit. Jangankan harus mengucapkan salam perpisahan, untuk berkata terima kasih saja, Nia kehilangan kekuatannya. Reza tersenyum tipis, ikut melepas helmnya dan turun dari motornya tangan besar cowok itu mengelus pipinya, membuat gadis itu menatapnya setelah menunduk beberapa saat, mata mereka bertemu. Jelas, keduanya tak menginginkan perpisahan, namun ada ego-ego yang berkeliaran di antaranya.

"Boleh peluk?"

Nia diam, kenapa rasanya ada jutaan jarum yang menghantamkan secara bersamaan. Lalu, lenyap saat gadis itu mengangguk dan membiarkan tubuhnya di dekap oleh Reza. Pelukan yang sangat erat, namun tak berbalas. mendadak, Nia layaknya manekik, tak punya kekuatan, bahkan untuk membalas pelukan Reza untuk terakhir kalinya gadis itu takut, ia semakin lemah akan kehilangan, jika ia membalas dekapan itu.

"i will always be yours," bisik Reza pelan, menggetarkan pelukannya, sebelum akhirnya melepaskan.

Cowok itu memegang wajah Nia dengan kedua tangannya, mengecup kening gadis itu lembut dan lemah. Nia dapat merasakan sesuatu yang basah menetes. Gadis itu mendongkrak, sepasang netra hitam pekat yang selalu menatap dingin itu, seolah memohon.

"jangan pernah biarkan orang lain, menyakiti lo seperti yang gue lakukan. Karena dia nggak akan selamat," ujar Reza, sebelum melangkah menuju motornya, lalu tanpa menatap Nia lagi, Reza pun akhirnya pergi meninggalkan Nia, Ia melaju cepat meninggalkan gadis itu dalam keheningan yang menyelimuti.

Benar-benar meninggalkan Nia.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Beranjak memasuki pagar rumahnya, gadis itu tak langsung masuk ke dalam rumahnya.

Lebih memilih duduk di teras rumah dalam diam. Gadis itu tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan saat ini, kenapa rasanya ia ingin mengulang waktu, dan terjebak saja dalam hujan itu, tepat di detik ia akan mengatakan segala hal yang menjadi akhir kehancuran hubungan Nia dan Reza.

Tubuh gadis itu sudah gemetar kedinginan, namun ia memilih tetap diam di tempatnya. bahkan, saat suara motor seseorang memecahkan keheningan malam itu, Nia tetap memandang kosong ke depan.

"Nia?!" Ibunya datang dan langsung menggenggam kedua lengan Nia, "Kamu kemana aja nak? Ibu keliling nyariin kamu, Ibu khawatir sama keadaan Nia"

Detik itu, tangisan Nia pecah. Gadis itu terisak, seakan dunianya dihancurkan dalam sekejap. Ibunya tak mengerti, namun ia memilih memeluk tubuh lemah Nia, punggungnya bergetar hebat seiring tangisan gadis itu semakin pilu.

"Semuanya hancur, aku ngancurin semuanya," kalimat itulah yang Nia ucapkan berulang kali dan tak sepatah kata pun keluar dari mulut ibunya, ia hanya memeluk Nia lebih erat.

Kadang, semesta memang suka becanda. Ah, bukanlah tuhan tau yang terbaik? Lalu, yang salah?rasa yang Nia miliki, pada siapa rasa itu berlabuh, atau justru waktu yang salah?

Kenapa takdir suka sekali bermain, menghadirkan sosok baru, lalu mengambilnya kembali saat sudah merasa nyaman.

"Semuanya berakhir," kata gadis itu, ibunya melepaskan pelukan lalu menghapus air mata Nia, "Udah sayang kamu jangan nangis lagi ya, Ibu tau sakit rasanya saat kita berpisah sama orang yang kita sayang, ingat yah, dibalik pertemuan pasti ada sebuah perpisahan, jadi kamu yang sabar, mungkin ini rencana tuhan biar kamu kedepan nya bisa lebih baik dan lebih bahagia" "Ujar Ibunya" Dan Akhirnya Nia Masuk Kedalam rumah bersama ibunya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image