Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moh Ali, S.M.

Piala Dunia dan Dakwah Islam Melalui Sepak Bola

Olahraga | Monday, 21 Nov 2022, 16:44 WIB
Ilustrasi Piala Dunia by Pixabay

Piala dunia, merupakan event terbesar dalam ajang kompetisi bola internasional. Di mana, turnamen sepak bola internasional empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional pria senior anggota FIFA tersebut sedang berlangsung diQatar, sejak 20 November kemarin hingga 18 Desember 2022 mendatang. Untuk pertama kali, Qatar menyelenggarakan turnamen ini dan menjadi Piala Dunia FIFA pertama yang pernah diadakan di Jazirah Arab, dan di negara mayoritas berpenduduk Muslim.

Piala Dunia FIFA 2022 ini juga akan menjadi Piala Dunia FIFA kedua yang diadakan sepenuhnya diAsia setelah Piala Dunia FIFA 2002 diKorea Selatan dan Jepang. Selain itu, turnamen ini akan sangat menarik jika kita bisa melihat dari berbagai aspek, salah satunya adalah dari segi penyebaran budaya dan agama.

Seperti yang kita tahu, piala dunia kali ini serasa jauh berbeda dari piala dunia biasanya. Mengapa bisa demikian? Ya karena kali ini diselenggarakan di jazirah arab yang memang mayoritas penduduknya muslim dan kental akan agama serta budaya yang mereka yakini mampu menyedot perhatian publik. Selain itu, Qatar juga menggelontorkan dana yang cukup besar demi terselenggaranya acara tersebut seperti dilansir dari Forbes, Qatar diperkirakan telah menghabiskan dana sebanyak US$220 miliar atau senilai Rp3.410 (kurs Rp15.500) sejak pertama kali ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia pada akhir 2010.

Nominal yang digelontorkan oleh Qatar tersebut tercatat 15 kali lipat lebih besar dari pengeluaran Rusia digelaran Piala Dunia 2018. Maklum saja, gelaran tersebut menjadi Piala Dunia pertama yang diadakan di Timur Tengah. Dengan demikian, Piala Dunia diQatar menjadi yang termahal sepanjang sejarah. Membengkaknya anggaran penyelenggaraan Piala Dunia Qatar 2022 disokong oleh sejumlah faktor. Selain melakukan pembenahan pada sarana olahraga, Qatar juga membangun sejumlah infrastruktur lain seperti bandara, hotel, serta jaringan metro yang mumpuni. Bisa kita lihat dari berbagai fasilitas dan kemegahan yang mereka tawarkan di berbagai sudut kota yang akan menjadi tempat perhelatan sepak bola internasional tersebut.

Serta tak kalah menariknya yaitu soal aturan yang diterapkan dalam menonton sepak bola kali ini salah satunya soal aturan tidak boleh membawa makanan atau minuman yang berbahan babi dan alkohol serta soal pakaian yang harus lebih sopan. Disini sangat menarik untuk kita bahas, khususnya mengenai apa yang dilakukan oleh tuan rumah akan sangat berpengaruh terhadap pandangan dunia terhadap budaya dan sekaligus bisa menunjukkan bagaimana agama islam secara seutuhnya. Terbukti di awal pembukaan semalam, langsung di mulai dengan lantunan ayat suci alqur’an yang se olah itu menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengan piala dunia sebelumnya. Sekaligus menunjukkan betapa tegasnya negara Qatar terhadap kritik barat karena banyaknya larangan selama perhelatan piala dunia yang mereka selenggarakan.

Dakwah Islam Melalui Sepak Bola

Seperti yang kita tahu dalam sebuah syiar agama memang banyak berbagai cara bisa kita lakukan, salah satunya dengan menyampaikan kebaikan yang sekiranya menjadi perhatian atau teladan bagi yang lainnya. Sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, ia memberikan definisi dakwah sebagai upaya mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sama seperti halnya yang sudah dilakukan oleh negara Qatar dalam perhelatan piala dunia kali ini. Di mana, dalam upaya mencegah kemungkaran dan kemaksiatan yang terjadi di negara tersebut, pemerintah melarang melakukan seks bebas, pengibaran bendera LGBT, membawa makanan babi dan minuman alkohol serta memakai pakaian yang kurang sopan utamanya pada wanita selama menonton pertandingan, selain itu masih banyak aturan yang memang mendasarkan agama islam sebagai rujukan di negara tersebut. Terbukti dengan banyaknya spanduk yang memuat hadist Nabi Muhammad dalam upaya menyambut fans sepak bola dari berbagai belahan dunia.

Upaya tersebut tentunya membuahkan hasil yang luar biasa, terbukti dalam waktu sepekan saja sudah ada sekitar 558 orang yang memeluk agama islam. Hal tersebut sesuai dengan konfirmasi yang dilakukan oleh salah satu dai asal Qatar Dr. Faisal Al-hashemi. Ia juga menyambut gembira sekaligus mendukung penuh orang yang masuk Islam tersebut, karena menurutnya mereka layak dan berhak mengetahui kerahmatan dan agama yang damai.

Dengan demikian apa yang dilakukan oleh negara Qatar hari bukan hanya tentang magnet sepak bola, melainkan lebih memanfaatkan momentum sepak bola sebagai ajang untuk menyiarkan agama islam kepada dunia, saya sangat mendukung upaya tersebut guna menampik segala opini negatif barat terhadap agama islam. Sekaligus mengapresiasi sikap presiden FIFA Gianni Infantino, yang sangat tegas dan memandang barat sangat munafik, hanya karena persoalan aturan minum di area stadion dan soal pelanggaran HAM yang menurutnya seharusnya introspeksi diri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image