Orang Tua Pembelajar, Anak Pintar
Gaya Hidup | 2021-12-10 16:20:53Kehidupan masyarakat di kota-kota besar sangat dinamis dengan berbagai aktivitasnya. Jantung kehidupan kota terus berdenyut mulai dari pagi buta sampai larut malam. Bahkan untuk beberapa kota disematkan sebagai ''kota yang tidak pernah tidur''. Menariknya hampir semua penduduk dewasa adalah pekerja dengan beragam profesi, baik formal maupun informal. Dan fenomena ayah dan ibu bekerja adalah hal lumrah dalam kehidupan keluarga masyarakat perkotaan. Seorang wanita atau ibu yang bekerja umumnya memang dilatarbelakangi dengan tingkat pendidikannya yang baik. Selain itu ada banyak alasan yang membuat seorang ibu terjun ke dunia kerja sebagaimana halnya kaum pria.
Namun kehidupan keluarga dengan kedua orang tua bekerja tentunya akan berdampak pada perkembangan anak-anaknya. Kurangnya perhatian dan kasih sayang, kurangnya penumbuhan karakter atau akhlak adalah hal yang umumnya terjadi. Lebih miris lagi jika pendidikan dasar terkait adab, etika, karakter pada masa balita dan usia emas anak anda didapat lebih banyak atau dicontoh dari asisten rumah tangga.
Sebagian orang tua yang benar-benar sibuk dengan profesi dan aktivitasnya sendiri kadang “menyerahkan” pendidikan anak-anaknya pada sekolah. Tidak mau ribet dan repot, mereka berfikir bahwa tugas mendidik anaknya adalah tugas guru dan sekolah. Yang penting telah memenuhi kebutuhannya secara fisik, telah membayar uang sekolah dan biaya-biaya lainnya. Namun ketika ada masalah atau gagal memenuhi harapan orang tua, mereka menyalahkan para guru dan sekolah.
Di sisi lain, banyak orang tua yang sebenarnya sadar bahwa mendidik anak-anaknya adalah tugasnya, namun masalahnya adalah para orang tua tidak mengetahui atau tidak mempunyai pengetahuan yang memadai untuk mendidik dengan benar dan tepat. Pengetahuan mendidik anak hanya yang didapat dari pengalaman atau dicontohkan dari orang tuanya dulu. Jika dahulu kehidupan masyarakat lebih sederhana mungkin cukup dengan bekal pengetahun turun temurun. Namun kehidupan dimasa kini lebih dinamis dengan permasalahan yang kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang lebih untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan dan kehidupan anak-anak zaman now.
Hal pertama yang perlu kita pahami bersama untuk mengembalikan peran orang tua sebagai pendidik utama dalam keluarga adalah mengubah mindset tentang siapa yang harus belajar. Karena biasanya orang tua hanya menyuruh anaknya untuk belajar sementara si anak tidak melihat orang tuanya belajar. Contoh yang kontradiksi misalnya si anak sedang belajar namun ibunya asik menonton sinetron televisi, bapaknya asik dengan gadgetnya sendiri. Dan jika ada pertanyaan dari anak dikatakan nanti saja tanyakan sama gurunya. Mindset orang tua sebagai pembelajar utama dalam keluarga sudah seharus diterapkan. Dan penciptaan suasana belajar yang kondusif menjadi salah satu kunci sukses untuk keberhasilan proses pendidikan di rumah.
Banyaknya keluhan dari para orang tua terkait kebijakan pembelajaran dari rumah saat pandemi mengisyaratkan ketidaksiapan dan gamangnya para orang tua dalam menyikapi dan mendampingi proses pembelajaran anaknya saat dirumah. Yang menarik keluhan tersebut tidak sedikit dialami oleh orang tua yang notebene berpendidikan sampai perguruan tinggi. Alasannya masuk akal karena ilmu mendidik anak ini spesial, tidak diajarkan pada mereka yang kuliah pada jurusan teknik, ekonomi, hukum, kedokteran, pertanian administrasi dan lainnya Maka sudah semestinya kebijakan belajar dari rumah tersebut dijadikan momentum untuk para orang tua baik seorang bapak maupun ibu untuk sama-sama belajar lebih dalam terkait pengetahuan dalam mendidik anak.
Belajar zaman sekarang bisa dari mana saja. Ayah dan bunda bisa belajar dari buku, seminar parenting, termasuk referensi yang bisa dicari dari mbah google. Namun perlu diingat bila anda mengambil referensi dari internet harus jeli agar bisa mengambil dari sumber yang terpercaya. Saya pribadi menyarankan agar para orang tua membekali dengan buku-buku terkait ilmu mendidik anak tersebut. Selain bisa lebih dipertanggungjawabkan, membacanya bisa lebih nyaman bila dibanding membaca dari layar laptop atau handphone. Anda juga bisa mengoleksi buku terkait pendidikan dari buku saya judulnya “Sukses Mendidik Anak Dimulai dari Rumah”. Bukan promosi ya he he, hanya sekadar memberi alternatif atau solusi.
Apa saja sih ilmu-ilmu yang perlu dipelajari terkait mendidik anak? Ilmu dan wawasan untuk mendidik anak yang perlu diketahui oleh para orang tua yang pertama adalah penumbuhan karakter atau akhlak. Bagi umat islam tentunya karakter atau akhlak bersumber dari Alquran dan contoh teladan Nabi Muhammad Saw. Anda pun bisa mempelajari lebih detail dari bukunya Abdullah Nashih Ulwan yaitu Tarbiyatul Aulad, Pendidikan Anak dalam Islam. Selanjutnya ilmu-ilmu pendidikan yang sudah dikaji secara ilmiah paling tidak adalah ilmu untuk memahami makna dan prinsip dari belajar dan mengajar, mengenali anak sebagai pembelajar, otak dan kecerdasan anak serta fase-fase pendidikan sesuai perkembangan anak. Ilmu-ilmu hasil kajian ilmiah tersebut termasuk yang ada ulasannya dibuku saya ya. Dengan ilmu-ilmu tersebut orang tua akan mempunyai wawasan, pandangan, dan persepsi yang benar dan jelas tentang mendidik anak.
Tugas utama mendidik tetaplah ada pada orang tua masing-masing. Orang tua adalah guru pertama bagi anaknya dan keberadaannya menjadi bagian terpenting dalam pendidikan anak yang memang dimulai dari keluarga. Tentunya bukan sesuatu yang membanggakan manakala ayah dan ibu hanya memiliki kemampuan membesarkan anak saja tanpa ada perjuangan untuk mengantarkan kesuksesan anak-anaknya.
Dengan memiliki bekal dan ilmu-ilmu yang terkait dengan pendidikan bukan berarti orang tua menjadi seperti guru di sekolah. Peran orang tua terpenting diantaranya menjadi teladan dalam pembelajaran dan penumbuhan karakter termasuk didalamnya adab, etika, tata krama. Manfaat langsung akan terasa dimana para orang tua akan paham cara lain dalam menemani atau mendampingi anak belajar di rumah.
Selain itu tentunya anda akan siap mendampingi belajar bukan hanya pada masa pandemi, namun selalu siap pada masa normal ataupun new normal. Apapun tingkah laku atau tindak tanduk anak anda bisa menjadi pembelajaran dan inspirasi agar kita terus belajar dan belajar. Paradigma atau mindset orang tua adalah pembelajar utama dalam keluarga harus selalu diperbarui sepanjang perjalanan kehidupan. Dan semoga anda para orang tua selalu menghadapi anak anda dengan senyuman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.