Kabar Gembira Bagi yang Berbuat Kebaikan
Agama | 2022-11-17 14:24:26Ada kabar gembira bagi orang yang gemar berbuat baik! Bahkan kenikmatan itu tiada tandingannya.
Shuhaib Al-Rumi meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersenandung, “Apabila penghuni surga telah masuk ke surga, maka Allah Tabâraka wa Ta'âlâ berfirman, apakah kalian ingin Aku menambah kenikmatan yang sudah ada?' Mereka berkata, bukankah wajah kami putih? Bukankah engkau akan memasukkan kami ke surga dan menjauhi kami dari api neraka?" Dia lupa, "Maka dibukalah hijab. Tidaklah mereka diberikan sesuatu yang paling dicintai oleh semata-mata daripada melihat Tuhan Azza wa Jalla." Kemudian dia membaca ayat, Bagi orang-orang yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan dan tambahan.
Shuhaib meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang tafsir ayat, Bagi orang-orang yang berbuat baik akan mendapat kebaikan dan tambahan. Maka beliau menjawab, “Apabila penghuni surga masuk ke surga, dan penghuni neraka masuk ke neraka, seorang penyeru akan memanggil, wahai para penghuni surga! lakukan.' Para penghuni surga berkata, 'Bukankah wajah kami telah bercahaya, timbangan amal baik kami berat, dan Allah telah memindahkan kami dari api neraka?" Maka mereka pun bisa melihat-Nya. Demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang lebih mereka cintai daripada melihat Tuhan mereka."
Allah SWT. menjelaskan dalam Al-Quran dan menyatakan kepada kita tentang orang-orang yang selalu menerangi wajah mereka. Lalu mereka pun menjalani hidup dengan naungan rahmat Allah, yang kemudian memasukkan mereka ke dalam surga. Kemudian Allah memberikan anugerah tambahan kepada kita, yakni dengan memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat melihat-Nya. Firman Allah Swt., Adapun orang-orang yang bercahaya berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); keabadian mereka di dalamnya (QS Ali 'Imrân [3]: 107).
Itulah orang-orang yang selalu menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, dan menyempurnakan janji kepada Tuhan mereka. Mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka abadi di dalamnya. Yakni di surga-Nya dan tempat kemuliaan-Nya, mereka dalam keadaan kekal dan abadi. Allah SWT menjadikan kita sebagai orang-orang yang layak mendapatkan rahmat-Nya, menjauhi kita dari jalan bid'ah dan kesesatan, dan membimbing kita ke jalan orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah SWT. berfirman, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak tertutup debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka adalah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya (QS Yûnus [10]: 26).
Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam. Yakni kegelapan dan debu hitam yang menempel pada wajah sebagai akibat dari kerugian yang mereka terima, sebagaimana terjadi pada orang-orang kafir dan berbuat jahat. Kekufuran mereka ini merupakan bentuk kekufuran akidah, sedangkan kejahatan mereka adalah kefasikan dan kemaksiatan. Dan tidak (pula) kehinaan. Yakni kerendahan, ketidakberdayaan, dan ketercelaan.
Orang-orang yang berbuat baik tidak akan pernah mendapatkan kehinaan yang terlihat maupun tertutup, sebagaimana para penghuni neraka mendapatkannya. Mereka tidak akan pernah merasakan kerugian ketika kembali kepada Allah. Bahkan, keadaan mereka sebagaimana digambarkan Allah Swt. dalam firman-Nya, Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati (QS Al-Insân [76]: 11). Yakni kejernihan pada wajah mereka dan kegembiraan dalam hati mereka. Semoga Allah memasukkan kitake dalam golongan penghuni surga dengan kemurahan-Nya dan rahmat-Nya.
Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Pernah ditanya tentang ayat, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Lalu beliau menjawab, “Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia akan mendapatkan kebaikan, yakni surga. Adapun pahala tambahan bagi mereka adalah melihat Allah Yang Maha Mulia.”
Ubay bin Ka'b r.a. berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang maksud 'tambahan' dalam firman Nya, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." Lalu beliau menjawab, "Yaitu melihat Allah Yang Maha Penyayang." Dikatakan pula bahwa maksud tambahan pahala adalah pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, atau bahkan lebih dari itu.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dan Ali ibn Abi Thalib r.a., "Maksud tambahan pahala adalah kamar tidur yang dibangun dari permata dan memiliki sepuluh pintu masuk." Mujahid berkata, “Maksud al-husnâ adalah kebaikan dibalas dengan kebaikan yang setimpal. Sedangkan maksud al-ziyâdah adalah ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya.” Sementara itu, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, "Al-husna itu adalah surga, sedangkan al-ziyâdah itu adalah apa saja yang dianugerahkan oleh Allah di dunia dari keutamaan-Nya, dan Dia tidak akan menghisab mereka pada hari nanti."
Ada juga yang berpendapat bahwa al-husnâ itu adalah kabar gembira, sedangkan al-ziyâdah adalah kemampuan untuk melihat Allah Yang Mahamulia. Firman-Nya, Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat (QS Al-Qiyâmah [75]: 22-23).
Pendapat lain mengatakan bahwa maksud al-ziyâdah adalah ketika awan bergerak menuju para penghuni surga. Maka turunlah kepada mereka segala sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat. Lalu awan itu berkata, "Wahai penghuni surga! Apa yang kalian inginkan dari hujan yang aku turunkan?" Mereka tidak menginginkan apa-apa kecuali agar hujan itu diturunkan kepada mereka.
Ada pula yang berpendapat bahwa al-ziyâdah adalah ada satu hari yang mereka lewati, sedangkan tujuh puluh malaikat berkeliling di rumah salah seorang dari mereka. Setiap malaikat ini membawa hidayah dari Allah yang tidak dimiliki siapa pun. Mereka tidak pernah melihat hidayah seperti itu sebelumnya. Karena itu, Mahasuci Allah Yang Mahaluas, Maha Mengetahui, Mahakaya, Maha Terpuji, Mahatinggi, Mahabesar, Maha Perkasa, Mahakuasa, Mahabaik, Maha Pengasih, Maha Mengurusi, Mahabijaksana, Mahalembut, Mahamulia yang tidak ada sesuatu apa pun dapat membandingi-Nya.
Dalam ayat itu Allah ingin memberitahukan kepada kita bahwa siapa saja yang berbuat baik di dunia dengan penuh keimanan dan amal saleh, dia akan mendapatkan di negeri akhirat kebaikan yang tidak terbandingi. Firman-Nya, Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (QS Al-Rahmån [55]: 60).
Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.