Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhevy Hakim

Viral Surat Cinta Anak SD, Potret Suram Generasi

Info Terkini | Thursday, 17 Nov 2022, 12:30 WIB

Viral Surat Cinta Anak SD, Potret Suram Generasi

Oleh: Dhevy Hakim

Zaman memang sudah berubah. Kecanggihan teknologi telah banyak sekali membawa perubahan pada era kekinian. Informasi dan komunikasi bisa bergulir dengan sangat cepat. Melalui sosial media dalam genggaman HP seolah dunia hanya selebar daun kelor saja.

Akses informasi sangat mudah didapatkan. Sayangnya, berbagai informasi secara bebas bisa diakses dengan mudah oleh semua orang termasuk anak-anak. Hal inilah mau tidak mau membawa dampak negative kepada anak.

Penggunaan HP yang tidak bijak oleh sebagian orang menjadikan anak-anak juga mengakses berbagai informasi tanpa ada saringan. Wajar, konten-konten yang semestinya tidak layak dilihat dan didengar anak-anak justru acapkali diketahui oleh mereka.

Viralnya surat cinta yang ditulis oleh anak usia SD kelas 6 di twitter sungguh mengagetkan publik. Orang dewasa yang membaca surat itu tentu dapat menilai bahwasanya surat itu tidak hanya dikatakan tidak pantas tapi juga menjijikkan. Sangat tidak layak anak seusia SD sudah mempunyai pikiran seperti itu. Bahkan barangkali orang yang sudah menikah saja belum tentu punya pikiran seperti yang dituliskan seorang anak SD kelas 6 tersebut.

Potret Buram Generasi

Miris! Sungguh disayangkan. Usia anak SD semestinya masih asyik dalam dunia bermain dengan temannya sudah teracuni pemikiran negative. Usai anak SD di jaman dahulu, barangkali masa –masnya generasi millenials masih SD saja usia segitu masih suka bermain petak umpat, layangan, boneka dll. Generasi millenials rata-rata baru mengenal HP saat duduk di bangku kuliah itupun bukan HP android yang bisa untuk mengakses aplikasi apa saja.

Tentu adanya surat cinta yang viral tersebut menjadi tamparan keras buat kita semua. Baik kita sebagai orang tua, masyarakat, dunia pendidikan maupun Negara. Mengapa? Kejadian ini sesungguhnya menjadi indikasi buramnya generasi saat ini. Bagaimana tidak, jika anak-anak semestinya tugas utamanya belajar justru dipenuhi dengan pikiran-pikiran negative tentu karakter yang ada pada anak-anak tersebut tidak lepas dari pemikiran yang mereka miliki.

Sedangkan anak-anak saat ini 10-20 tahun mendatang pasti akan menjadi generasi penerus bangsa ini. Merekalah yang nantinya meneruskan estafet perjuangan bangsa ini. Bisa dibayangkan jika generasinya tidak memiliki ilmu, keahlian, keterampilan, karakter bangsa serta motivasi diri tentu bangsa ini dapat dibayangkan akan kalah dengan bangsa lain. Barangkali pula sangat mudah bagi penjajah untuk semakin menguasai sumber daya alam negeri ini.

Buah Sekuler Makin Nyata

Adanya surat cinta pada dasarnya patut dipertanyakan adalah bagaimana bisa seorang anak usia kelas 6 SD sudah memiliki pemikiran seperti itu kepada teman perempuannya saat mengungkapkan rasa sukanya. Pada umumnya yang biasa ditemui jika anak usia remaja mengungkapkan rasa suka sama temannya ya hanya sekadar bilang aku suka kamu, I love you saja. Bukan semcam yang tulis di surat viral itu.

Apa yang ditulis di dalam surat cinta tersebut tentu hasil dari apa yang biasanya dilihat dan didengar oleh Si Anak itu sehingga sampai ada pemikiran ungkapan yang tidak pantas. Bagaimanapun seorang anak adalah awalnya suci. Ibarat kertas yang putih tinggal apa yang dituliskan didalamnya.

Jika menelisik lebih jauh, pada kenyataannya saat ini telah terjadi sekulerisasi di berbagai bidang. Sekulerisasi sebagai upaya memisahkan agama dalam pengaturan urusan dunia benar-benar telah terjadi. Buahnya pun semakin nyata. Dengan sekuler pada akhirnya yang menjamur adalah kebebasan (liberal). Maka, sering kita temua tontonan seperti film maupun sinetron di televisi yang berbau pornoaksi, social media mudah mengakses aurat ataupun hal-hal yang bisa membangkitkan syahwat.

Belum lagi berbicara dunia pendidikan juga massif terjadi sekulerisasi sehingga di sekolah pun anak-anak seperti kurang mendapatkan bekal agama. Anak-anak seperti kurang memahami batasan mana yang boleh untuk dirinya dan mana yang tidak boleh. Fenomena pergaulan bebas, seks bebas, hamil di luar nikah sampai aborsi kian hari seolah semakin bertambah.

Islam Solusi bagi Generasi

Agama adalah benteng pertahanan bagi setiap orang. Bagi seorang muslim tentu menjadi kewajiban tersendiri untuk memahami agamanya. Dalam hal ini generasi saat ini semestinya diberikan bekal agama yang mendalam bukan malah dijauhkan dari agamanya.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin tentu keberdaannya membawa berkah saat diterapkan. Sebelum rasulullah sallahu ‘alaihi wassalam wafat, sungguh islam sudah dalam kondisi kaffah (menyeluruh). Islam menjadi agama yang sempurna lagi paripurna yang mampu menyelesaikan semua persoalan manusia.

Pun masalah generasi, sejatinya harapan melahirkan generasi yang hebat hanyalah pada islam. Kenapa? Karena islam mewajibkan bagi setiap seorang muslim untuk terikat pada hokum Allah. Sedangkan syariat komplit adanya dari mulai mempersiapkan sejak dini bagaimana memilih pasangan, kemudian pola pengasuhan anak, pola pergaulan, dan tentunya pola penjagaan jenis manusia.

Negaralah yang berkewajiban menjaga jenis kelestarian manusia sehingga nasabnya jelas. Oleh karenya Negara akan menjaga tontonan, hiburan, tempat –tempat umum, tempat rekreasi, kecanggihan teknologi dll supaya tidak menjadi sarana yang membangkitkan syahwat. Dengan pola penjagaan dari Negara inilah, generasi terjaga dari hal-hal yang tidak sepatutnya mereka lihat dan dengar.

Wallahu a’lam bishowwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image