Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Mensyukuri Nikmatnya Kesempatan Beribadah

Agama | Wednesday, 16 Nov 2022, 09:07 WIB

Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Perintah ini mengindikasikan jika Allah membuka komunikasi yang seluas-luasnya untuk mengadukan segala masalah yang dihadapinya serta menguji sejauh mana kecintaan manusia yang bersangkutan kepada Allah yang menciptakannya.

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS.Adz-Zariyat : 56).

Perintah ibadah ini kepada umat manusia senantiasa memberikan motivasi kepadanya agar senantiasa selalu mengingat Allah di dalam setiap hidupnya. Manusia yang mampu menggunakan waktunya untuk beribadah adalah manusia yang sangat beruntung. Mengapa demikian ? Sebab saat ini banyak manusia yang terlena menghabiskan waktunya untuk mengejar ambisinya yang terkait urusan dunia dan melupakan urusan akhiratnya sehingga ia hanya disibukkan dengan urusan dunia tanpa mendapatkan ketenangan hati dan kebahagiaan.

Shalat adalah perintah Allah yang setiap waktu harus dilaksanakan dan tak boleh ditinggalkan. (Foto :Republika.co.id/Thoudy Badai)

Dunia itu penting bagi kehidupan tetapi tidak membuat diri kita hanya sibuk menguruskan hal itu hingga melupakan kita di dalam mengingat Allah. Siapa saja yang mendapatkan kesempatan melakukan ibadah kepada Allah dan ibadah kepada manusia adalah orang yang mendapatkan nikmat yang sangat luar biasa. Allah bertanya, nikmat mana yang akan kalian dustakan ? Jadi yang dapat nikmat ini sungguh beruntung karena selamanya melakukan apapun selalu terkait dengan keridhoan Allah sehingga apa yang dilakukannya takkan sia-sia.

Coba renungi betapa nikmatnya ketika kita mampu melaksanakan Shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid bagi kaum laki-laki.Ketika Allah memanggil dengan Hayya ala sholah, mari kita mendirikan Shalat dan dilanjutkan dengan Hayya alal Falah, mari mendapatkan kebahagiaan. Maka tentu saja yang mampu melakukan hal ini secara kontinyu maka lebih berpeluang mendapatkan kebahagiaan yang diinginkannya daripada yang mungkin menunda-nunda waktu Shalat.

Belum lagi ibadah shaum wajib atau shaum sunnat, bersedekah, bertohalabul ilmi, membaca al Quran atau berbuat kebaikan kepada orang lain. Tentu saja hal ini adalah nikmat yang tak terkira. Kita memahami, punya harta, punya jabatan, bisa makan minum yang enak atau bisa menikmati fasilitas hidupyang ada adalah nikmat tetapi nikmat terbesar itu adalah nikmat saat selalu diberi kesempatan melaksanakan ibadah dalam keadaan apapun.

Kesempatan beribadah adalah waktu berharga karena kita diberi kesempatan untuk dapat mengingat dan dekat dengan Allah. Setiap ibadah yang dilakukan secara tulus sesuai tuntunan agama maka itu takkan pernah merugikan. Kesempatan melakukan ibadah apapun sangat mahal harganya karena banyak manusia yang lupa terhadap nikmat seperti ini. Maka dari itu selama kita sehat maka mari manfaatkan waktu yang ada untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Jadi saat kita diberi waktu luang dan kondisi kesehatan yang prima sudah tentu harus dimanfaatkan untuk selalu melakukan kebaikan terkhusus melakukan ibadah. Beribadah kepada Allah tentu saja membuat diri selalu merasa dekat dengan Allah. Melaksanakan ibadah kepada Allah tidak akan pernah lelah jika pahami bahwa itu semua adalah nikmat. Sehingga sangat pantas kita harus bersyukur atas nikmat yang diberikan itu. Dengan bersyukur maka Allah akan tambah nikmat kita.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 18).

Oleh karenanya kita tak perlu menghitung nikmat yang diberikan oleh Allah. Namun yang terbaik adalah manfaatkan kesempatan beribadah itu secara baik karena Allah menyukai orang yang memnafaatkan kesempatan. Selain setiap saat kita selalu bersama Allah juga kita memiliki peluang besar menyampaikan hajat kita dan insha Allah hajat-hajat itu akan dikabulkan oleh Allah SWT.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image