Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vina erni pratiwi

Peran Generasi Milenial Perempuan dalam Ekonomi Digital

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 16 Nov 2022, 04:18 WIB

Seiring berkembangnya teknologi, arus informasi dan globalisasi memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan seluruh generasi milenial. Perubahan zaman yang sangat cepat dan informasi yang tak terbatas menuntut manusia untuk selalu siap dalam segala situasi dan kondisi. Hal ini menjadi tantangan yang serius untuk generasi milenial. Penyediaan fasilitas berupa sarana dan prasarana IT di seluruh lembaga pendidikan maupun non-pendidikan harus bisa memberikan kemudahan akses bagi generasi milenial. Harapannya seluruh generasi milenial memiliki kapasitas dan kapabilitas yang sama serta keterampilan yang memadai sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Generasi milenial juga dituntut untuk memiliki kesadaran akan pentingnya mengembangkan kewirausahaan berbasis digital melalui media sosial.

Perkembangan teknologi berdampak pada perekonomian yang mengakibatkan pergeseran tren pekerja yang tidak hanya bergantung pada tenaga manusia saja namun juga pada penguasaan modal, skill dan kompetensi teknologi. Hal ini berdampak pada pergeseran tren dunia kerja dari sector manufaktur ke sector jasa yang membutuhkan tenaga kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled labour. Indonesia dengan demografi penduduk yang sebagian besar berada di usia produktif dan kelas menengah, serta status sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, mempunyai potensi sebagai pemimpin e-commerce/market place dalam era ekonomi digital. Kemajuan teknologi informasi menggiring masyarakat pada gaya hidup digital. Era serba digital, segala mobilitas kebutuhan hidup masyarakat sebagian besar akan mengarah pada kemudahan pemanfaatan tekhnologi digital. Termasuk di dalamnya, siklus jual beli dan gaya konsumtif masyarakat akan beralih pada era digital berbasis internet atau yang lebih dikenal dengan istilah e-commerce atau marketplace. Minat masyarakat bertransaksi jual beli online yang notabene lebih praktis dan mudah lebih meningkat dibandingkan pasar tradisional dan mall-mall modern.

Persaingan global di era digital yang semakin ketat dan perkembangan dunia teknologi yang cepat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Di era digital banyak peluang usaha yang bisa diciptakan, banyak juga generasi muda yang sukses mendirikan bisnis digital di usia 20an, tidak terkecuali perempuan. Inovasi digital tanpa batas membuka ruang seluas-luasnya untuk berkreasi dan berekspresi. Ruang ekspresi telah memberikan peluang untuk perempuan berinteraksi membangun networking dan koneksi sosial bisnis. Namun peran perempuan sebagai pemimpin dan inovator bisnis digital sering kali belum mendapatkan pengakuan yang cukup.

Isu kesetaran gender di Indonesia memang masih menjadi tantangan. Kesenjangan gender di Indonesia terjadi di industri yang sedang berkembang pesat yaitu e-commerce. e-commerce adalah industry online yang berkembang di Indonesia dengan sasaran konsumen belanja adalah perempuan. Hal tersebut seharusnya menjadi urgensi produsen bisnis untuk menyediakan ruang perempuan di jajaran manajemen.

Meskipun perempuan menjadi target konsumen yang potensial namun posisi strategis dalam pengambilan keputusan masih di dominasi oleh laki-laki. Padahal dengan perbandingan gender yang seimbang, pertisipasi perempuan dapat membeerikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis. Ide dan aspirasi perempuan akan menjadi kontributif karena lebih memahami konsumen perempuan dari berbagai lapisan dengan lebih baik.

Beberapa masalah yang muncul akibat efek dari digitalisasi bagi perempuan selain kesenjangan gender adalah human trafficking, eksploitasi perempuan dan prostitusi berbasis digital yang menempatkan perempuan sebagai objek. Modernisasi di berbagai bidang satu sisi menyisakan perempuan dalam posisi terbelakang. Teknologi digital berbasis internet yang merupakan pintu ilmu pengetahuan nyatanya memberikan pengaruh yang tidak selalu sama bagi setiap orang. Pengaruh po;a piker dan support lingkungan juga menjadi factor penting dalam menentukan peluang dan keberanian perempuan untuk bersikap inovatif dalam mencapat kemajuan.

Tantangan terbesar bagi perempuan di era ddigital terletak pada kemauan perempuan untuk saling terhubung dan menguatkan satu sama lain, karena peran perempuan untuk revolusi digital sangat minim. Di tengah isu stereotype dan kesenjangan gender yang berkembang di era ekonomi digital, tidak sedikit perempuan yang mampu bertahan dan menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya untuk lebih kuat dan berani melangkah maju melakukan hal positif di luar zona nyaman domestic dengan memanfaatkan internet. Dengan demikian teknologi digital memainkan peran yang signifikan untuk karis bisnis perempuan dan juga dalam pembangunan ekonomi nasional. Ada tiga hal yang menjadi kekuatan teknologi digital dalam membantu peran perempuan berkontribu di ranah public, yaitu: kemudahan akses informasi yang memberikan update pengetahuan seluas-luasnya, market place dan media sosial yang menjadi tempat menjalankan bisnis ekonomi secara digital dengan akses yang mudah, efisien, dan fleksibel, dan yang terakhir akses networking yang tidak ada batas.

Kesadaran melek teknologi yang diarahkan pada hal-hal yang positif, tentunya membuat perempuan memiliki daya saing yang tinggi. Stereotype bahwa perempuan hanya menguasai urusan domestic akan mengalami pergeseran di era digital. Perempuan tidak hanya fokus pada tugas-tugas domestiknya saja namun juga memiliki kapabilitas di bidang ekonomi public dan berperan dalam mendukung perekonomian keluarga. Peran ganda yang dijalankan oleh perempuan dengan maksimal akan memaksimalkan peluang di era transformasi digital dan meminimalisir segala kesenjangan dan ketertinggalan.

Ada beberapa kelebihan dalam menjalankan bisnis di era ekonomi digital, salah satunya adalah perempuan lebih leluasa dalam mengatur waktu kerja, karena mobilitas bisnis sepenuhnya melalui online. Inovasi teknologi ada untuk dimanfaatkan bukan untuk diperdebatkan. Bagi perempuan yang memiliki banyaak stereotype inferior dimasyarakat, adanya digitalisasi ekonomi menjadi poros akses pengembangan diri, saling mendukung sesama perempuan untuk maju bersama-sama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image