Mengajarkan Siswa untuk Menyayangi Guru
Guru Menulis | 2022-11-15 10:30:54Buku Kasih Sayang untuk Guru berisi berbagai cerita mendidik dan seru yang bisa menginspirasi kita untuk selalu hormat dan sayang kepada guru kita. Buku ini ini diterbitkan Leguty Media berkolaborasi dengan guru-guru dari SMA Negeri 4 Kota Mataram, Prov. Nusa Tenggara Barat.
Dengan target pembaca anak-anak, buku ini mengambil tema-tema sederhana seperti mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru, memberi salam, selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru, menaati perintah guru, dan masih ada cerita mendidik lainnya.
Buku ini mendapat sambutan positif dari Bapak kepala sekolah SMA Negeri 4 Kota Mataram, Drs. Jauhari Khalid, M.Pd. "Buku ini sangat cocok dibaca oleh para pencari ilmu karena bisa menumbuhkan semangat menghargai guru."
Menurut koordinator program penulisan buku, Kak Daeng Siti Hurriyah, S.S.SE. dengan membaca buku Kasih Sayang untuk Guru, kita bisa belajar cara menghormati Guru. Semua penulis yang terlibat dalam penulisan buku ini berusaha menuangkan ide tulisan dengan sepenuh hati. Berharap anak-anak sebagai pembacanya akan mempunyai rasa kasih sayang dan menghormati guru. Dengan perilaku yang baik itu anak-anak akan menjadi murid baik, sopan, santun, dan menghargai guru.
Salah satu cerita berjudul Selalu Mengerjakan Tugas yang Diberikan Guru yang ditulis oleh Kak Emilya, S.Pd., M.S.I berisi tentang betapa serunya sebuah kelas yang siswa-siswinya berlomba-lomba untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Ketekunan akan berbuah manis dan menjadi bekal ketika kami tamat nanti.
Cerita lain datang dari Kak N.M. Asri Widyacanari, S.Pd. dengan judul Tidak Memotong Pembicaraan Guru. Coba kita simak ceritanya.
Hari ini guruku sedang mengajar Matematika tentang program linear. Aku duduk bersama dengan Tika. Ketika guru kami sedang menjelaskan materi pelajaran dan kami yang berada di dalam kelas sedang mendengarkan dengan seksama, tiba-tiba Tika memotong pembicaraan guru kami. Dengan suara yang keras serta lantang langsung saja mengemukakan pendapatnya, sehingga situasi di dalam kelas menjadi ribut dan kurang terkendali.
Menghadapi situasi kelas yang ribut dan kurang terkendali, dengan sabarnya beliau menenangkan kami yang sedang riuh dan saling sahut-menyahut. Setelah kelas kami tenang.
“Tika, ketika guru sedang berbicara, tidak baik memotong pembicaraanya.”
Dengan tenang dan sabar, guru kami memberikan saran kepada Tika dan juga kami semua. Etika ketika ingin bertanya atau mengemukakan pendapat di saat Guru sedang menjelaskan materi pelajaran, kami harus mengangkat tangan terlebih dahulu. Setelah diberikan kesempatan untuk berbicara oleh guru, barulah kami dapat berbicara tentang apa yang ingin diungkapkan. Apakah itu sebuah pertanyaan ataupun sebuah pendapat.
Nah, itu beberapa cuplikan cerita yang ada di buku ini, dari buku Kasih Sayang untuk Guru, kita semua bisa belajar tentang berbagai cara untuk menghormati dan menghargai guru kita. Salam litersi dan salam sayang dan sejahtera untuk semua guru-guru Indonesia. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.