Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ummu azka

Belajar Seru Bersama Ibu

Sekolah | 2022-11-14 09:15:24

Belajar Seru Bersama Ibu

Oleh: Netty Al Kaysa

Pendidikan pertama dan utama seorang anak adalah di tangan ibunya. Karena ibu adalah orang yang pertama kali berinteraksi dengan anak. Ibu yang paling intens sejak anak dalam kandungan, begitu lahir, dia pada hadhonah ibunya. Bonding ibu dengan anak juga kuat. apa yang menjadi doa ibu, perasaan ibu, biasanya mengikat anak-anak kita.

Ibu jugalah yang lebih memahami tumbuh kembang anak. Kapan anak-anak mulai bisa merangkak, berjalan, tumbuh gigi, bisa mengucapkan satu kata, dua kata. Semua tidak ada yang terlewat. Karena anak-anak selalu bersamanya. Selalu dibawa kemanapun ibu pergi. Selalu yang dicari ketika anak-anak membutuhkan perlindungan, kasih sayang, belaian. Ibu dan ibu yang selama 24 jam full membersamai mereka.

Ibu adalah orang yang paling tulus, ikhlas dan penuh pengorbanan. Sejak mengandung selama 9 bulan, meski payah, ibu tidak pernah menyesal atau marah. Melahirkan meski sakitnya luar biasa tetapi tidak pernah mengeluh, bahkan tangis bahagianya menyertai janin keluar dari kandungannya. Menyusui, lelah, begadang dia lakukan. Bahkan bagaimana caranya bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya hingga berusaha semaksimal mungkin. Makan sayur, minum ASI booster yang mungkin tidak disukainya. Tetapi mau melakukan hanya untuk anaknya. Bagaimana lelahnya ibu ketika merawat, mendidik, membesarkan , sungguh tidak ada yang bisa membalas, menghargainya dengan kemewahan ataupun dolar.

Ibu juga yang akan menjadi qudwah (teladan) anak karena dialah yang terdekat dengan anak. Ibu pulalah yang selalu berambisi untuk mewujudkan anak sholih. Sebagaimana banyak tercermin pada kisah salafus sholih seperti Muhammad Al Fatih, Imam Syafi’i, Sholahuddin al Ayyubi dan sebagainya.

Tugas ini memang berat. Tetapi penuh kemuliaan.

عن ابيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Begitu agung posisi ibu dalam Islam, sehingga Rasulullah menyebutnya sampai tiga kali. Inilah kemuliaan seorang ibu.

Apa yang dipelajari bersama Ibu?

Ibu kadang masih tidak percaya diri ketika anak-anak harus belajar di rumah. Merasa tidak mampu atau barangkali tidak mau. Lebih mudah mengantarkan anak ke sekolah-sekolah atau ke TPQ atau ke tempat kursus, les dan sebagainya untuk memenuhi pemahaman ananda. Sementara sebenarnya Al-Qur’an mulia telah memberikan tuntunan apa yang harus ibu ajarkan kepada ananda.

1. Aqidah

Dalam surat Luqman ayat 13 Allah berfirman ;

وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar."

Ini adalah pondasi awal yang harus diberikan ibu pada anak-anaknya. Jangan mempersekutukan Allah. Ibu harus berperan penting dalam penanaman aqidah. Bagaimana aqidah anak-anak maka tergantung seberapa besar dan kuat ibu menanamkannya.

2. Adab pada orang tua

Masih dalam surat yang sama, Allah berfirman dalam Qur’an surat Luqman ayat 14 :

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ ۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Setelah memerintahkan untuk mentauhidkan Allah, maka yang bisa ibunda ajarkan kepada ananda adalah adab kepada kedua orang tuanya. Yaitu bersyukur atas apa yang telah dilakukan orang tuanya. Pengorbanan dan kasih sayang yang besar. Dengan anak pandai bersyukur pada orang tua, maka untuk bersyukur kepada Allah yang lebih banyak memberikan karunianya akan lebih mudah.

3. Syari’ah dan dakwah

Surat Luqman ayat 17 menyebutkan :

يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ ؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ ۚ

Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

Syariah yang pertama harus dipahamkan oleh ibu pada anaknya adalah sholat. Sholat tiang agama. Sholat amalan yang dihisab pertama. Sholat sebagai standart baik buruknya perilaku. Karena sholat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Kewajiban memahamkan sholat ini bersamaan dengan perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya dua aktivitas ini sama wajibnya. Harus dilaksanakan keduanya. Bukan memilih salah satunya. Atau meninggalkan satu diantaranya.

Tiga hal ini merupakan pondasi awal pendidikan ananda. Ibu harus memahaminya dan mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh dan optimal. Persiapan itu meliputi ;

1. Memahami tujuan pendidikan dalam Islam yaitu membentuk syuksiyah Islam

2. Memahami metode pembelajaran dalam Islam (Talaqqiyan Fikriyan)

3. Memahami tahap perkembangan ananda (baik emosi, motorik, bahasa, kognitif, dan sebagainya)

4. Memperbanyak wasilah dan uslub belajar (crafting, storytelling, dsb).

Dengan persiapan yang matang belajar seru bersama ibu akan bisa kita wujudkan. Ibu tangguh akan selalu berupaya di atas rata-rata. Agar menjadi ibu yang dirindukan surga di nanti masa. Walalhu’alam bi showab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image