Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Triana Amalia

Kesalehanku adalah Cuanmu

Agama | Wednesday, 09 Nov 2022, 12:57 WIB

Setiap langkahnya selalu terucap doa. Setiap langkahnya diharapkan orang sekitar sebagai keberuntungan. Dan setiap langkahnya pasti orang-orang berharap ilmu akhirat darinya. Merekalah para santri yang selalu diingat pada tanggal 22 Oktober 1945. Latar kelahirannya yaitu pada saat momentum spirit Resolusi Jihad untuk menegakkan dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Semangat peringatan hari santri seharusnya dapat membukakan mata bahwa pengabdian santri dan kiai untuk negeri ini adalah lahir batin hingga kegigihan dan keikhlasan kiai dan santri. Paragraf pembuka ini dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), KH. Arif Fahrudin (Republika, 22/10/22).

WikiImages from Pixabay" />
Image by WikiImages from Pixabay

Sebab keberpengaruhan para santri, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyasar santri dengan memberikan pembinaan berupa meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, termasuk keuangan syariah. Kegiatan ini masuk ke dalam agenda peringatan Hari Santri yang diadakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munawwir, Krapyak, Bantul (Republika, 22/10/22). Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa pemahaman keuangan syariah bagi santri sangat penting. Menurutnya, tingkat literasi keuangan yang baik dapat menumbuhkan kesadaran mengenai kewaspadaan terhadap penawaran investasi ilegal atau bodong yang marak terjadi di masyarakat (CNBC Indonesia, 22/10/22).

Menteri agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan peringatan Hari Santri 2022 mengangkat tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Tema ini disinyalir memberi pesan bahwa santri selalu terlibat aktif dalam setiap perjalanan Indonesia. Ia pun mencontohkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin berasal dari santri serta memperjelas seorang santri itu bisa mengisi posisi apa saja yang dikehendaki, baik sebagai bagian dari pemerintahan ataupun pengusaha. Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani berujar bahwa acara Shalawat Kebangsaan menjadi ikhtiar untuk mendoakan arwah para pahlawan nasional yang telah gugur sekaligus mengetuk pintu langit bagi kebaikan negeri (Liputan6.com,23/10/22).

Sesuai dengan fakta yang telah diungkapkan, sungguh ironis, sebetulnya hari santri yang diperingati baru-baru ini sangat bertentangan dengan karakter santri yang menjadi sebab diperingatinya hari santri. Lihat saja bagaimana santri diarahkan pada pengembangan dan percepatan ekonomi syariah. Di lain hal, para santri dibiarkan diam pada negeri yang masih terjajah. Perlu disadari sebenarnya, kolonialisme jenis baru telah hadir di negeri ini. Pasalnya berbagai jenis Undang-Undang dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hanya menguntungkan para pemilik modal yakni kapitalis dan menyengsarakan rakyat terutama umat Islam. Inilah hasil dari sistem kapitalisme – sekuler.

Bila kita telisik kembali, banyak kasus pelecehan di ranah pesantren, para santri menjalani hubungan dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan, kekerasan antar santri di pondok, sampai kasus santri bunuh diri. Seorang santri yang dipandang memiliki kepribadian Islami dan luhur di masyarakat kini perlahan luntur. Di tengah menurunnya kualitas pribadi para santri, mereka pun diwajibkan untuk mendongkrak perekonomian negara. Pun proyek moderasi Islam banyak mengadopsi nilai-nilai Barat makin masif diaruskan melalui kurikulum moderasi beragama.

Hal yang harus diperjuangkan para santri saat ini adalah mengusir penjajah dari negeri kaum muslimin ini dengan semangat jihad. Negara yang harus mendukung para santri jadi pelaku perubahan di tengah penjajahan yang masih mencengkeram negeri ini. Tetapi alih-alih mengarahkan potensi para santri pada Islam, negara malah membajak potensi mereka demi kepentingan ekonomi yang hanya menguntungkan para pemilik modal dan penguasa.

Mungkinkah santri akan memberikan kontribusi positif terhadap kebangkitan umat dan peradaban mulia, jika santri justru dikebiri dalam menjalani syariat Islam? Para santri sejatinya adalah kaum muda harapan negeri karena santri merupakan orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh dan saleh, artinya apabila peran strategis santri dikembangkan sebagaimana definisinya, maka sungguh besar potensi santri untuk membangkitkan umat. Pada mereka ada potensi pemikiran cemerlang, Sumber Daya Manusia unggul dan kuat serta semangat membara untuk berdakwah dan berjihad. Semua ini akan muncul hanya jika para santri terbina dengan benar oleh pemikiran Islam Kaffah (menyeluruh) yang cemerlang. Santri sebagai calon-calon ulama akhir zaman harus mendapat perhatian dan pencerahan agar paham dengan masalah umat ini. Besar tumpuan pada para santri dan ulama ini akan lahir gelombang perubahan untuk menentang segala bentuk penjajahan sistem kapitalisme-sekuler dalam tuntunan Islam Kaffah.

Namun semua ini akan terwujud manakala santri dibina dengan ideologi Islam. Ideologi yang tegak di atas akidah yang lurus, darinya lahir sistem hidup yang benar, serta sesuai dengan tujuan penciptaan manusia. Kepemimpinan berpikir Islam mampu menjadi tuntunan sekaligus kaidah berpikir yang bisa mengarahkan umat maju dan membangun peradaban cemerlang pada masa depan. Di sinilah pemberdayaan para santri yaitu mengarahkan Islam sebagai ideologi. Semua solusi ini akan mudah jika diterapkan sistem pendidikan Islam. Di sistem yang rusak ini pemuda berideologi Islam hanya mampu dicetak oleh kelompok dakwah berasaskan ideologi Islam. Kelompok yang mengaruskan perjuangan membangkitkan kehidupan Islam melalui berbagai gerakan penyadaran yang dikemas kreatif sebagaimana kelompok dakwah Nabi Muhammad SAW yang dibentuk di Mekah yang berhasil dicetak oleh beliau menjadi pemuda-pemuda yang imannya kuat, amalnya tinggi, dan siap berjuang demi kemuliaan Islam, mereka terlibat penuh dalam dakwah Islam demi tegaknya syariat Islam. Merekalah para sahabat Rasulullah SAW yang harusnya diteladani oleh para santri di zaman ini. Bukan membiarkan kesalehan dibayar murah oleh para cukong.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image