Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yunus

Strategy Blue Bird Menghadapi Crisis Management Hingga Berkoalisi Dengan Go-Jek

Politik | 2022-11-05 19:22:49


Direktur PT Blue Bird Adrianto Djokosoetono dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam peluncuran fitur baru (30/3/2017)
Direktur PT Blue Bird Adrianto Djokosoetono dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam peluncuran fitur baru (30/3/2017)

Perusahaan sesungguhnya berada dalam sebuah lingkungan dinamis dimana faktor eksternal berkembang begitu pesat. Praktek keseharian perusahaan disadari atau tidak membawa konsekuensi bagi pemangku kepentingan perusahaan. Pihak manajemen tidak bisa lagi menerapkan kebijakan yang hanya semata mengejar profit tanpa memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan. Kesenjangan yang terjadi antara pengharapan perusahaan dengan apa yang diinginkan oleh pemangku kepentingan seiring dengan keberadaan perusahaan dalam suatu lingkungan bisa memicu munculnya isu yang jika diabaikan dapat mengancam aktivitas dan reputasi perusahaan. Ketika isu tidak berhasil dikelola dengan baik, isu akan berkembang menjadi krisis. Pada tahapan ini, pihak manajemen perusahaan membutuhkan energi agar krisis tidak berkembang liar dan mengancam reputasi perusahaan. Saat bersamaan potensi krisis tidak terduga pun bisa menghantam perusahaan. Krisis, apapun bentuknya dapat menimpa perusahaan dengan tidak terduga, cepat atau perlahan, terlepas dari besar atau kecilnya perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan, sayangnya, menolak menyatakan bahwa perusahaan mereka berpotensi mengalami krisis dan cenderung mengabaikan potensi krisis yang muncul. Pihak manajemen perusahaan yang tidak siap akan melihat isu dan krisis sebagai sebuah hambatan. Konsekuensinya, kebijakan yang diambil pun lebih cenderung bersifat reaktif dari pada proaktif dan menyeluruh. Hal ini biasanya karena adanya persepsi di kalangan manajemen bahwa isu atau krisis tertentu tidak akan mungkin menimpa perusahaan. Sedangkan pihak manajemen yang siap terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi terhadap perusahaan akan melihat isu dan krisis sebagai sebuah tantangan untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan. Itulah sebabnya ada pernyataan yang menyatakan bahwa isu atau krisis merupakan sebuah titik balik turning point) bagi perusahaan untuk bangkit, berkembang, dan keluar dari krisis atau justru menjadi terpuruk dan akhirnya kolaps diterjang isu dan krisis yang tidak siap dihadapi. Janine L. Reid (2000) dalam pengantar bukunya Crisis Management menyatakan, ”Tidak ada satu pun perusahaan yang kebal terhadap krisis dan bahwa krisis tidak memilih.” Sedangkan Kasan Mulyono, Manajer Public Relations PT Newmont Nusa Tenggara, dalam sebuah Talkshow Public Relations di Yogyakarta pada akhir Desember 2005 menyatakan, ”Sedia payung sebelum hujan. Bersiaplah menghadapi krisis sebelum krisis menerpa”.

Strategi Blue Bird

1. Inovasi management

Berbagai inovasi dalam manajemen teresebut meletakan fundamental model bisnis Blue Bird, meliputu customer relations, channels, key partners, value propositions, key activities, dan customer segment. Signifikansi pengaruh dari inovasi yang dilakukan secara bertahap sangat terlihat dalam capaian bisnis. Dengan pengerjaan yang baik dan maksimal, komponen di atas telah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan melalui revenue streams dan cost structure back office.

2. Inovasi melayani

Dalam core bisnis transfortasi ini Blue Bird menggabungkan strategi pemasarannya dengan menggabungkannya dengan program CSR (Customer Social Responsibility) yaitu menghadirkan Lifecare Taxi sebagai taksi khusus difable. Taksi ini didesain khusus dengan dilengkapi fitur kursi otomatis untuk menaikan atau menurunkan penumpang.

Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi saat ini membuka peluang baru bagi tumbuhnya bisnis transportasi online di Indonesia. Sejumlah pengusaha secara kreatif mengoptimalkan fungsi aplikasi yang dapat diunduh dari smartphone guna menyediakan layanan transportasi praktis untuk masyarakat urban.

Devlin (dalam Kriyantono, 2012:180) menerangkan bahwa manajemen krisis merupakan langkah-langkah khusus yang diambil untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh krisis. Untuk menghentikan dampak negatif dari suatu krisis biasanya diperlukan proses bertahap-mulai dari upaya persiapan hingga penerapan beberapa strategi dan taktik. Burnett dan Shelley Wigley dan Weiwu Zhang (dalam Kriyantono, 2012:181) menyimpulkan bahwa manajemen krisis, termasuk komunikasi dalam situasi krisis, sebagian besar merupakan tanggung

PT Blue Bird Tbk (BIRD) melanjutkan kolaborasi kerja sama dengan Gojek setelah bermitra pada 1 Februari 2017 atau 3 tahun lamanya. Kerja sama itu diperpanjang lagi pada 4 Februari 2020. kema kerja sama dari keduanya ini yakni Gojek sebagai perusahaan IT hanya menambah layanan pemesanan taksi Blue Bird di dalam aplikasinya. Kerja sama itu sangat menguntungkan bagi driver Blue Bird meskipun pihaknya juga sudah memiliki aplikasi sendiri yakni My Blue Bird.

Taktik Blue Bird bekerja sama dengan Gojek :

Go Blue Bird adalah manajemennya sama dengan Blue Bird, jadi mengandalkan kecepatan dan ketepatan

1. Strategi marketing selalu mengikuti trend

2. Bekerja sama dengan banyak partner : Strategi pemasaran Gojek dengan sistem bekerjasama dengan sebuah pihak dapat membuat banyak pihak yang ikut merasakan keuntungan. Jadi, adanya keuntungan kedua belah pihak dengan adanya kerja sama demi saling meningkatkan bisnis. Contohnya jika bisnis kuliner bekerja sama dengan Go-Food, minimarket dengan Go-Mart dan masih banyak kerja sama lainnya.

3. Fokus ke customer experience dan customer journey : Mengutamakan layanan customer experience dan customer journey membuat Gojek mampu menjawab semua kebutuhan. Baik dari keluhan, segala sesuatu yang dibutuhkan dan layanan transaksi hanya di satu aplikasi saja. Karena kemudahan ini, pengguna tidak harus install banyak aplikasi karena semua sudah disediakan Gojek.

Disusun Oleh :

1. Affan Ibrahim

2. Nurul Juandini Putri

3. Yunus

Dosen Pengampu : Lilik Sumarni, S.Sos., M. Si.

#Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

#Ilmu Komunikasi

#Public Relations

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image