Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LPM El-Hakim

Kebaikan mu adalah kebahagiaan ku

Sastra | Friday, 04 Nov 2022, 09:08 WIB

Bus gratis menjadi andalan banyak orang. Didalam bus banyak penumpang diantaranya ada anak-anak, dewasa, remaja dan orang tua. Setiap halte ada penumpang yg turun dan naik bus, yang berbeda-beda tujuan. Saat di halte selanjutnya ada penumpang yang naik bersama beberapa orang lain, yang merupakan teman temannya. Penumpang yang baru saja naik bus, seorang ibu bersama anaknya.

Sepanjang perjalanan anak dari seorang ibu tersebut ngobrol sama teman-temannya yang sama-sama baru pulang dari acara ulang tahun teman mereka. Suara obrolan mereka sampai penumpang yang di sebelah ikut menyimak.

Saat halte tujuan teman dari anak ibu itu sudah dekat,mereka siap-siap untuk turun. Lalu anak tersebut meminta pada ibunya untuk ikut teman-temannya. Namun ibu itu tidak mengizinkan sambil merangkul anaknya. "Sekarang sudah malam mereka mau istirahat".

" Tapi aku mau main sama Nini, "salah satu temannya.

" Nini mau pulang sudah ditunggu sama abanya. " Kata ibu tersebut dengan mengelus kepala dan melihat wajah anaknya.

"Aku kan masih mau main". Minta anak itu dengan mendesak.

" Ya, sekarang mau ikut nini apa ikut ibu? ", Tanya ibu dengan tegas dan menatap anaknya.

Anak tersebut memilih untuk tetap sama ibunya. Nini dan teman-teman turun di halte, meninggalkan mereka. Karena tujuan ibu dan putrinya masih jauh sehingga tinggal berdua dan beberapa penumpang yang lain, pemberientian bus terakhir.

Dengan inisiatif ibu yang melihat anaknya menungu kapan sampai tujuan mereka, mengajak anaknya main jepit jempol, "kita main jepit jempol yuk. "

"Yuk, nanti yang kalah disuruh apa? ", jawab anak tersebut dengan wajah sumringah.

" Nanti yang kalah ikutin apa kata yang menang".

"Okey", langsung tunjukin jempol dan pegang tangan ibu. Saling berebut untuk dapat jempol yang bisa di jepit. Akhirnya ibu pun yang menang dan memeluk anaknya.

" Nanti setelah sampai rumah cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi, okey", perintah ibu yang senang lihat putrinya tertawa karena dia kalah.

"Siap bu", dengan senyum lebar.

"Ibu, apa kah masih lama kita sampai? ", sambungnya

"Sebentar lagi kita sampai. " Sambil memperhatikan barang-barang yang khawatir ada yang tertinggal.

Keakrapan seorang ibu kepada anaknya sangat berarti bagi seorang anak yang rindu dengan kasih sayang dan bimbingan orang tua. Waktu bersama keluarga itu sangat berharga, tidak semua anak bisa merasakan sayang dan perhatian penuh orang tua karena sibuk pekerjaan atau ada yang membersamai anak-anaknya tetapi keributan yang mereka dapat dari orang tua. Keluarga adalah tempat kembali untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan dan ketenangan serta dukungan yang bersinergi bagi anak-anak. Bahkan seorang anak akan berbakti dan hormat kepada orang tua bila ibu dan ayah penuh memberi perhatian dan bimbingan terhadap anaknya dengan arahan membangun kebaikan masa depan anak tersebut.

Orang tua yang sayang terhadap anaknya adalah yang mengajarkan dan membimbing anaknya untuk menjadi sukses dengan cara yang baik, bukan menuruti semua keinginan anak tanpa arahan yang tidak baik.

suara lpm el-hakim/ Fauziah Fitri

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image