Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Humas Kumham NTT

Penguatan Peran Humas Pemerintah, Ismoyo: Ubah Strategi Penyampaian Informasi Yang Lebih Manjur

Info Terkini | Tuesday, 01 Nov 2022, 06:57 WIB
Doc. Humas Kemenkumham NTT

Kupang - Public Relations atau Humas pada instansi pemerintahan menjadi ikon terpenting di era industri digitalisasi yang berperan sebagai mediator komunikasi atau media penghubung pesan antara instansi pemerintah dengan masyarakat. Melihat hal tersebut, Jajaran Kemenkumham NTT menyelenggarakan Penguatan Kehumasan Peran Humas di Era Digital yang melibatkan Jajaran Kantor Wilayah dan imigrasi se Nusa Tenggara Timur di Hotel Neo Aston Kupang, Senin (31/10/2022).

“Kehumasan saat ini merupakan sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan di era digital, terlebih pada era keterbukaan informasi publik ini. Dimana era digitalisasi sangat berpengaruh terhadap fungsi kehumasan, dilihat dari masyarakat yang mulai fasih dalam hitungan detik tanpa ada batasan ruang dan waktu untuk berkomunikasi,” ujar Kepala Divisi Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM NTT, I. Ismoyo saat membuka kegiatan

Menurut Ismoyo, Revolusi komunikasi berbasis digital menyebabkan peran humas menjadi sangat penting saat ini, bukan hanya sekadar penyampaian informasi melainkan juga menyediakan wadah kepada masyarakat untuk merespon informasi tersebut.

“Dalam era digitalisasi ini juga fungsi pelayanan dan penyampaian informasi terhadap masyarakat tidak hanya secara tatap muka melainkan dapat memanfaatkan fungsi dari Teknologi informasi sehingga perlu adanya strategi penyampaian yang menarik melalui media ini,” imbuhnya

Ismoyo menjelaskan, bahwa dalam era digital fungsi pelayanan maupun penyampaian informasi kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada ruang dan waktu yang harus tatap muka melainkan dapat menggunakan fungsi Teknologi Informasi yakni melalui media sosial yang dapat sewaktu-waktu dapat memberikan pelayanan dan menyebarkan informasi terkait dengan satuan kerja tersebut. Disisi lain juga beberapa instansi baik vertikal maupun daerah menjadikan fungsi kehumasan untuk meningkatkan daya saing penyampaian informasi sehingga antar satu instansi dengan yang lain berlomba untuk memberikan informasi yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi.

“Semua instansi vertikal saat ini maupun instansi daerah tidak tinggal diam meninggalkan kegiatan kehumasan, bahkan mereka berpikir bagaimana sekarang kehumasan menjadi sebuah alat untuk meningkatkan daya saing organisasi ,”jelasnya.

Ismoyo berharap, dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan nilai manfaat dalam berorganisasi dan masyarakat.

Sementara itu, I G A Rina selaku narasumber dalam paparannya terkait dengan “Peran Humas di Era Digital” menjelaskan terkait beberapa strategi-strategi yakni diantaranya manajemen isu, mengelola media sosial dan produk tulisan PR.

Rina menambahkan, Terkait dengan Manajemen isu, hal tersebut dapat membantu pihak manajemen untuk mampu berkompetisi di era global dan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan, situasi atau peristiwa. Selain itu juga bisa dikembangkan untuk mengidentifikasi isu potensial yang tidak hanya berdampak negatif semata, tapi juga mengidentifikasi isu potensial positif yang bisa mendukung pembentukan reputasi positif organisasi. Pada dasarnya manajemen isu merupakan pendekatan proaktif dan sistematis untuk memprediksi masalah, antisipasi ancaman, mengurangi kejutan, menyelesaikan isu dan mencegah krisis, dimana memiliki beberapa tahapan seperti, Identifikasi Isu; Analisis Isu; Pilihan strategi; Pelaksanaan rencana; dan evaluasi.

Selain itu, dalam pengelolaan kehumasan di era digital saat ini dapat memanfaatkan beberapa kiat-kiat kehumasan diantaranya menjadi kolumnis/blogger tamu atau tamu podcast, Bangun Hubungan dengan influencer atau pembuat konten yang relevan dengan merek, Berinteraksi dan terlibat dengan jurnalis, Pemberitaan pada media sosial, penerapan rencana komunikasi krisis media sosial, dan Berkomunikasi dengan target audiens.

Penggunaan produk tulisan PR juga merupakan salah satu aspek yang tidak kalah penting yang dimana didalamnya berisi teknik penulisan yang jelas, singkat padat dan jelas, penggunaan tata bahasa dan penulisan yang berpedoman pada 5W+1H (What, Who, Where, Why, When dan How), beberapa bentuk tulisannya PR yakni biografi singkat, backgrounder, feature, leaflet, flyer, brosur, news letter.

“Diharapkan dengan pelaksanaan penguatan kehumasan peran humas di era digital dapat menambah wawasan dan meningkatkan kreativitas terhadap humas yang ada di instansi pemerintah ,” ujarnya Rina menutup paparannya tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Divisi Imigrasi, Ismoyo dalam arahannya terhadap pengelolaan kehumasan strategik secara praktis dalam dukungan tugas keimigrasian dalam perspektif empiris secara teknis meliputi Kehumasan dalam pendekatan Pelayanan Publik, Publikasi dan Penyebaran Informasi, Pejabat Pengelola dan Dokumentasi & Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Intelijen Keimigrasian.

Ismoyo sebelum menutup kegiatan juga menjelaskan terkait dengan strategi kehumasan yakni mencerdaskan masyarakat/ Publik, membangun kesadaran/ Publik awareness, memajukan institusi, mendukung dan mengamankan tusi keimigrasian, dan menyesuaikan apa yang diinginkan publik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image