Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sevilla Putri Nuraini

Cerita pilu pedagang kaki lima

Curhat | Monday, 31 Oct 2022, 21:40 WIB

Salah satu cerita pedagang kaki lima di daerah Kenjeran Surabaya

Sahabat semuanya bagiamana kabar kalian hari ini? Semoga saja kabar kalian semua baik - baik saja. Saya dan tim saya ingin membagikan hasil wawancara dari seorajg pedangnya kaki lima di daerah jalan kenjeran Surabaya. Saya akan menceritakan berupa cerpen ini. Semoga cerita ini bisa membuat kita semua selalu bersyukur dengan keadaan dan tidak mudah menyerah untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sahabat semuanya mari simak cerita pendek tim saya.

Berawal dari seorang ibu penjual lontong balap dan lontong kupang di daerah Kenjeran Surabaya mendapat perhatian dari tim kami, untuk kami wawancarai. Lontong balap yang enak tersebut dijual diatas gerobak biru tersebut menjadi ciri khas tersendiri pedagang kaki lima yang sering kita jumpai di sekitaran jalan daerah jalan kenjeran. Namun dibalik itu semua, bu mirna mempunyai cerita hidup sendiri yang akan membuat kita merasakan apa yang bu mirna rasakan pada saat itu.

Bu Mirna asal Tuban tersebut menjual lontong balap dan kupang karena suaminya menderita diabetes tipe dua. Yang dilakukan bu mirna karena merupakan tulang punggung keluarganya untuk saat ini. Bu mirna rela mendorong gerobaknya dari kost yang jaraknya cukup jauh dari tempat ia tinggal sekarang sampe ke daerah jalan kenjeran. Bersama suaminya bu mirna menjual lontong balap dan kupang dan tidak keliling atau menetap dijalan kenjeran karena memiliki tampat yang strategis dan ramai.

Disaat pandemic covid-19, penjualan ibu mirna sangat sedikit dan sepi pembeli bahkan pernah tidak pernah terjual sama sekali dagangannya. Bu mirna bahkan pernah tidak berjualan karena kekurangan biaya dalam membeli bahan untuk membuat lontong balap dan kupang. Namun ia tidak berputus asa demi mencukupi kehidupan keluarganya yaitu suami dan sang anak Bu Mirna. Persaingan perdagangan online sungguh merajalela dan semakin melebar sehingga kesempatan Bu Mirna sangat sedikit untuk mendapatkan penjualan yang baik setiap harinya. Canggihnya teknologi merupakan faktor pendukung dalam berubahnya faktor peningkatan penjualan disaat pandemi ini. Bu mirna yang hanya bermodalkan handphone lama yang digunakannya tidak cukup untuk mengalahkan pesaing dagangnya yang serba menggunakan online.

Bu Mirna berjualan dari jam 8 pagi dan biasanya baru mendapat pembeli saat siang hari dan tutup jam 5 sore. Bahkan bu Mirna hingga rela datang dari Tuban dan tinggal di kos hanya untuk berjualan berharap memiliki nasib yang lebih baik. Bu mirna harus berjuang lantaran di masa pandemic ini mengalami masa sulit dalam berjualan. Sempat bu mirna berputus asa dalam berjualan lontong balap dan kupang, tetapi bu mirna terus meyakinan diri agar tetap terus berjualan lontong balap dan kupang demi memenuhi kebutuhan keluarga terutama suaminya.

Sang suami akhirnya ikut juga berjualan dengan keliling kampung yaitu daerah kantor kelurahan demi mendapatkan pundi-pundi rupiah untuk membantu istri tercinta. Terkarang rasa sakit yang dideritanya terasa dan mengganggu kegiatan berjualannya, tapi itu tidak menjadi hambatan karena niat sang suami ialah membantu istrinya, untuk biaya berobat jalan dan juga sebagai kepala keluarga yang baik. Kadang suami bu mirna mendapatkan hasil yang tidak cukup untuk kebutuhan sehari - hari jika di gabung dengan penghasilan dari bu mirna. Dan suami bu mirna harus terus untuk cek Kesehatan diabetesnya setiap minggu agar tidak semakin parah.

Saat ini suami bu mirna terkena dampak dari covid-19 dan habis 12 juta rupiah untuk pengobatan. Bu Mirna memiliki anak yang baik dan sedang ada di pondok lamongan sehingga membutuhkan biaya untuk keluarganya. Adanya vaksinasi dapat membantu bu mirna dalam menjaga imunitas diri agar kuat menghadapi pandemi covid ini. Perlunya dorongan dari pemerintah dan masyarakat sekitar agar dapat membantu Bu Mirna menjadi semangat dan tidak berputus asa ketika menghadapi keadaan yang ada saat ini.

Hingga saat pandemi sudah mulai berkurang, bu mirna dan suami sering mendapat pesanan lontong balap dan kupang dari kelurahan Kenjeran. Saat ini bu mirna terbantu karena pesanan tersebut walaupun masih kurang untuk biaya hidupnya dan rawat jalan suaminya. Bu mirna tetap selalu bersyukur atas keadaan yang dialaminya dan berdoa agar keluarganya mendapatkan kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Bu mirna mengharapkan bantuan dari pemerintah agar dapat membantu kebutuhan keluarganya. Karena bu mirna berasal dari Tuban, maka proses penerimaan bantuan sosial diproses terlebih dahulu oleh warga setempat agar bu mirna mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah yang seharusnya didapatkan dan digunakan dengan sebaik-baiknya akan tetapi bantuan itu hanya diperbolehkan untuk warga sekitar atau warga domisili asli Surabaya diKTPnya.

Dan bu mirna harus memanfaatkan teknologi seadanya untuk membantu peningkatan penjualan serta perekonomian keluarga agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan juga bu mirna dapat mengelola keuangan yang ada untuk membeli teknologi seadanya guna meningkatkan usaha bu mirna tersebut. Salah satunya ialah menggunakan sosial media seperti facebook, Instagram, twitter, dan lain sebagainya sebagai media promosi yang cepat dan murah yang dapat dilakukan bu mirna sepanjang waktu.

Bu mirna juga berharap agar bantuan Kesehatan dapat didaftarkan untuk membantu Kesehatan keluarga terutama suaminya yang adalah penderita diabetes tipe dua. Agar keadaan suami bu mirna menjadi lebih baik lagi berkat bantuan dan semangat dari pemerintah dan warga di sekitarnya yang turut membuat bu mirna menjadi siap dalam menjalani semua kegiatan yang bu mirna lakukan.

Sekian cerita pilu yang bisa tim kami sampaikan yang membuat semua kita harus bersyukur dengan keadaan karena bu Mirna semangat maka kitapun harus semangat, semoga kita semua diberikan kesehatan dan rezeki yang melimpah Aamiin yaa robbal aalaamiin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image