Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wong Tani

Link Download Aplikasi GB Whatsapp Pro Anti Banned dan Tanpa Iklan Terbaru 2021

Teknologi | Wednesday, 08 Dec 2021, 07:49 WIB

Link Download GB Whatsapp Pro Anti Banned dan Tanpa Iklan kami sajikan pada tautan dibawah ini.

Link Download GB Whatsapp --->> Disini

GB (WA GB) kembali bikin heboh di dunia maya. Netizen ramai-ramai mengejek pengguna WA GB, karena aplikasi ilegal itu dinilai dapat mengganggu fitur privasi yang dipakai pengguna aplikasi resminya.

Uniknya, ejekan ini tak bermula secara serius soal privasi data. Hujatan netizen kepada pengguna WhatsApp GB dimulai ketika akun menfess dengan username @bertanyarl mem-posting sebuah kicauan soal stereotip pengguna WhatsApp dan WhatsApp GB.

“Tanyarl punya temen yg pake wa GB,rata² kek gitu sih orngnya,” kicau akun tersebut sembari memberi gambar yang menjelaskan bahwa pengguna WhatsApp resmi adalah orang normal, dan pengguna WhatsApp GB adalah orang alay hingga orang 'baperan'.

Tak disangka, kicauan tersebut ditanggapi lebih serius oleh netizen Twitter. Tweet itu mendapat banyak komentar yang didominasi kekhawatiran pengguna WhatsApp resmi bahwa WA GB dapat mengganggu fitur privasi mereka.

Seorang pengguna, misalnya, menyebut bahwa temannya yang memakai WhatsApp GB dapat melihat status last seen dirinya meski dia sudah mengatur agar keterangan tersebut tidak ditampilkan. Beberapa netizen juga mengeluh kalau pengguna WhatsApp GB tetap bisa melihat chat yang sudah dihapus.

Apa itu WhatsApp GB?

WhatsApp GB adalah aplikasi WhatsApp non-resmi atau ilegal. Artinya, aplikasi ini tidak dibuat oleh WhatsApp dan tak tersedia di toko aplikasi seperti Google Play Store maupun App Store. Pengguna yang mau pakai aplikasi ini perlu download di toko aplikasi non-resmi dalam bentuk dokumen APK.

Berdasarkan penelusuran kumparanTECH, aplikasi WhatsApp GB sejenis dengan aplikasi modifikasi atau mod. Ia dikembangkan oleh salah satu member senior forum XDA Developers—tempat para pengembang membagikan aplikasi dan mod yang dia buat—yang memakai username Has.007. Secara resmi, pengembangnya menyebut nama aplikasi sebagai GB WhatsApp, dan bukan WhatsApp GB seperti yang dicatut netizen.

Sama seperti aplikasi mod pada umumnya, WhatsApp GB menawarkan sejumlah fitur yang telah dimodifikasi dan tidak tersedia di aplikasi WhatsApp resmi. Beberapa di antaranya seperti:

Opsi untuk menyembunyikan yang last seen

Opsi untuk menyembunyikan pesan yang dikirim

Opsi untuk menyembunyikan tanda dibaca

Menggunakan nama grup hingga 35 karakter

Gunakan status dengan maksimal 255 karakter ketimbang 139 karakter di aplikasi resmi

Kirim broadcast ke 600 orang, bukan 250 orang

Mengelompokan chat dengan orang dan dengan grup

Karena ilegal, penggunaan WhatsApp yang dimodifikasi ini juga sudah dilarang oleh si pemilik resmi aplikasi.

"Aplikasi yang tidak didukung, seperti WhatsApp Plus, GB WhatsApp, atau aplikasi yang mengeklaim dapat memindahkan chat WhatsApp Anda antar telepon, adalah versi WhatsApp yang diubah. Aplikasi pesan tidak resmi ini dikembangkan oleh pihak ketiga dan melanggar Ketentuan Layanan kami. WhatsApp tidak mendukung aplikasi pihak ketiga ini karena kami tidak dapat memvalidasi praktik keamanannya," jelas WhatsApp di situs resminya.

Sejumlah netizen di posting-an @berntanyarl pun mengakui bahwa mereka menggunakan WhatsApp GB. Mereka bilang, fitur untuk melihat last seen orang tanpa terkecuali dan akses ke pesan yang dihapus memudahkan mereka untuk menjawab rasa penasaran.

Masalah utama WhatsApp GB

Kekhawatiran pengguna WhatsApp resmi terhadap WhatsApp GB memang dapat dipahami. Bagaimanapun, WhatsApp menyediakan pilihan bagi penggunanya untuk mengatur privasi mereka seperti menutup keterangan last seen dan hapus chat untuk semua orang. Dan ketika pengguna WhatsApp GB dapat mengakses informasi tersebut, fitur di aplikasi WhatsApp resmi tampak tidak berguna.

Namun, pengguna WhatsApp GB juga patut khawatir dengan keamanan data pribadi mereka. Sebab, aplikasi mod rentan disalahgunakan oleh hacker lewat modus operandi bernama man in the middle (MITM) untuk mengambil alih akun dan informasi pengguna.

Seperti namanya, serangan man in the middle (MITM) terjadi ketika ada pihak ketiga, dalam hal ini adalah hacker, yang duduk di antara dua server dan memotong lalu lintas percakapan. Hal ini dimungkinkan karena percakapan lewat WhatsApp GB tidak terenkripsi secara end-to-end berkat server yang dipakai non-resmi

Nah, ketika hacker berada di tengah-tengah percakapan, mereka bisa menguping, mencegat komunikasi, serta mencuri informasi. Dalam kasus WhatsApp modifikasi seperti WhatsApp GB, si peretas bisa mengaksesnya lewat chat.

Apa Itu WhatsApp GB yang Kembali Bikin Heboh Netizen?

Dalam sebuah posting di XDA Developers, seorang member senior dari tim WhatsApp GB dengan username xSylla menyebut bahwa pihaknya telah menghentikan pengembangan aplikasi mod tersebut. Ia mengumumkan hal ini pada 2018 lalu, yang berarti sangat mungkin WhatsApp GB yang tersedia di internet saat ini dikembangkan oleh pengembang yang lebih tidak jelas.

“Seperti yang diketahui semua orang, GBTeam benar-benar menghentikan pengembangan. Jadi jika ada pengembang lain yang akan mengedit dan merilis mod tersebut, mohon jangan menyebutkan nama GBTeam di mod itu,” jelas xSylla dalam sebuah posting di XDA Developers pada 17 Agustus 2018.

“Itu adalah waktu yang menyenangkan bersama kalian semua. Maaf atas ketidaknyamanannya, maka kami telah menutup situs web, akun sosial, dan mod kami. Tidak akan ada pengembangan lebih lanjut oleh kami,” pungkasnya.

Ahli keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, juga telah mewanti penggunaan WhatsApp non-resmi berpotensi diretas. Bisa saja aplikasi WhatsApp palsu yang dimodifikasi menggunakan proxy atau server perantara non-resmi, yang dimiliki oleh pencipta mod tersebut.

"Jadi server perantara ini bisa membaca semua pesan yang lewat," kata Alfons kepada kumparan pada 15 Juli 2020 lalu. "Ini sepertinya akses WhatsApp ilegal, seperti pakai VPN gratisan, ya risikonya datanya bocor."

sumber : kumparan.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image