Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Imanuddin Kamil

Peluncuran E-Book, 'Berbeda, Berdialog dan Berjuang Bersama'

Sejarah | Tuesday, 07 Dec 2021, 08:33 WIB

Oleh : Imanuddin Kamil

Di tengah dahaga bangsa akan narasi kebersamaan dan kerjasama, sebuah E-Book yang memotret kolaborasi tokoh-tokoh bengsa diluncurkan. Kehadiran buku digital ini diharapkan mampu menjadi asupan gizi mencerahkan untuk menghalau rasa lapar pertiwi akan keteladanan tokoh bangsa dalam mengelola perbedaan.

Adalah Dr. Adian Husaini, ketua program Doktor Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang juga saat ini memimpin organisasi Dewan Da'wah yang berinisiatif mengumpulkan koleksi tulisan-tulisannya yang diterbitkan menjadi sebuah buku diberi judul, "Berbeda, Berdialog, dan Berjuang Bersama".

"Sebenarnya buku ini sangat sederhana, merupakan kumpulan tulisan yang sempat saya kumpulkan dalam satu malam dari kumpulan 1000 artikel yang saya tulis di web adianhusaini.id. Ada sekitar 20-an artikel yang terkait keislaman dan keindonesiaan... Dan saya rasa dalam situasi sekarang ini sangat penting kita memahami masalah Islam dan Indonesia dalam satu perspektif yang tepat yang sudah dicontohkan para ulama dan para tokoh kita dulu.” Demikan diungkapkan Dr. Adian dalam acara peluncuran bukunya pada Ahad, 5 Desember 2021.

Turut hadir dalam acara launching buku yang digelar secara daring itu Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin bersama 250-an peserta zoom. Dalam kesempatan tersebut, Kyai Didin memberikan sambutannya sekaligus mengantarkan peluncuran buku pada malam hari itu.

Dalam sambutan singkatnya Kyai Didin mengapresiasi kreatifitas dan kesungguhan penulis dalam melahirkan karya yang memberikan pencerahan melalui potret perjalanan kehidupan bangsa dalam keteladanan para tokohnya.

"Intinya adab. Negara ini telah dibangun oleh The Founding Fathers, para orang tua kita dengan meletakan pondasi adab. Adab di atas segala-galanya, termasuk adab di dalam berbeda pendapat”, tegas kyai Didin yang juga sebagai Ketua Pembina Dewan Da’wah.

Kyai Didin menambahkan bahwa, dalam menghadapi perbedaan pandangan yang cukup tajam dibutuhkan dialog. Berbeda pendapat bukan sesuatu yang harus dihindari. Namun harus dihadapi dengan dialog, In sya Allah akan ada makhraj. “Sekarang itu yang berkembang justru saling fitnah, saling hujat, saling menggunting dalam lipatan. Habis energi kita”, pungkas kyai yang sempat diusung menjadi capres RI beberapa waktu lalu.

Sementara itu, penullis buku, Dr. Adian Husaini dalam paparan bedah bukunya mengupas beberapa artikel menarik yang menggambarkan bagaimana tokoh-tokoh bangsa kita dahulu melakukan dialog mencerahkan. Mereka berdebat tapi mampu memberikan solusi terbaik bagi bangsa. Mereka berbeda bahkan tak jarang perbedaan pandangannya begitu tajam, namun tetap menjaga persahabatan.

Bagaimana M. Natsir yang memiliki perbedaan pandangan dengan Bung Hatta dalam beberapa persoalan, namun dapat bergandengan tangan berjuang bersama mendirikan universitas pertama di Indonesia. Atau Bung Karno dan A. Hassan yang berdebat sengit dalam polemik lawas; “Islam Sontoloyo” Bung Karno dilawan tulisan “Insinyur Berotak Lumpur” A. Hassan. Itu semua tidak menggoyahkan persahabatan keduanya yang sudah terjalin dan terabadikan dalam 12 surat-surat Bung Karno di Ende kepada Hassan.

Keteladanan Soekarno, Hatta, M. Natsir, A. Hassan Pak Dirman dan para ulama serta tokoh bangsa terdahulu lainnya ini, dapat ditemukan dalam judul artikel seperti; Panitia Sembilan: Cara Bung Karno Merakit Perbedaan Mewujudkan Kemerdekaan, Dialog Bung Karno dengan Guru Mohammad Natsir, Tingginya Budaya Ilmu dalam Surat-surat Bung Karno kepada A. Hassan, Cara Beradab Menjadi Negara Hebat, Beginilah Kehebatan Ulama Kita, atau dalam artikel terakhir berjudul, Toleransi dan Pengorbanan dalam Perjuangan.

Penasaran dengan artikel lainnya di buku ini? Silakan download E-Book nya pada tautan link berikut ini; https://mediadakwah.id/yuk-download-buku-berbeda-berdialog-dan-berjuang-bersama-karya-dr-adian-husaini/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image