Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NUR AINIS

Pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia.

Bisnis | Monday, 17 Oct 2022, 19:05 WIB

Tujuan pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut. Selama ini pembangunan selalu diprioritaskan pada sektor ekonomi, sedang sektor lain hanya bersifat menunjang dan melengkapi sektor ekonomi. Pembangunan selain memberi dampak positif juga memberi dampak negatif terutama yang berkaitan dengan berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja .Dalam proses pembangunan, sektor industri dijadikan sebagai prioritas pembangunan yang diharapkan mempunyai peranan sebagai leading sector atau sektor pemimpin bagi pembangunan sektor-sektor lainnya .Sektor industri dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga dengan keunggulan sektor industri akan didapat nilai tambah yang tinggi, yang pada akhirnya tujuan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi lebih cepat terwujud. Kenyataannya tidak semua negara berhasil mengembangkan sektor industrinya yang disebabkan oleh kebijakan yang tidak tepat dan tidak konsisten, sehingga mempengaruhi kinerja sektor industri itu sendiri .Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi melalui proses industrialisasi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja . Produk-produk industrial selalu memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain . Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya.

Kebijakan moneter dan fiskal merupakan komponen fundamental untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan fungsi ekonomi tergantung pada kegiatan koordinasi kebijakan moneter dan fiskal dan tidak adanya koordinasi ini mengarah pada kinerja ekonomi keseluruhan yang buruk. Kebijakan-kebijakan ini dilakukan oleh dua otoritas yang terpisah, mereka saling bergantung, dan oleh karena itu, sangat penting untuk mencapai kerangka kerja bauran kebijakan yang konsisten dan berkelanjutan .Kehadiran hubungan yang berbeda antara pasar tenaga kerja dan kebijakan fiskal menimbulkan kemungkinan dampak yang buruk. Tingkat pengangguran adalah bagian dari perbedaan antara angkatan kerja dan pekerjaan pada angkatan kerja menimbulkan masalah teoritis dan empiris: pada sisi teoritis, tenaga kerja dapat dianggap sebagai proksi dari penawaran tenaga kerja (penawaran tenaga kerja sama dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan). Di sisi empiris, GDP mempengaruhi tingkat angkatan kerja karena orang yang menganggur menjadi berkecil hati dan keluar dari angkatan kerja selama periode tersebut .Kondisi perekonomian tidak selalu berjalan mulus namun seringkali terpukul akibat adanya shock atau guncangan, di mana guncangan tersebut dapat menyebabkan terjadinya masalah makro seperti pengangguran (rendahnya tingkat kesempatan kerja), inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran. Salah satu guncangan tersebut terjadi pada variabel moneter sehingga memengaruhi jumlah output dan kesempatan kerja suatu negara . Untuk meredam efek guncangan tersebut, sebagai otoritas moneter, bank sentral telah menerapkan kebijakan moneter yang dapat berbentuk pengendalian besaran moneter variabel suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan .

Perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor industri mengalami fluktuatif dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015 sektor industri mampu menyerap 31.637.855 tenaga kerja, kemudian turun menjadi 31.515.320 di tahun 2016 dan kembali meningkat pada tahun 2017 sebanyak 33.581.986 tenaga kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri di Indonesia telah mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja.Penyerapan tenaga kerja juga tidak terlepas dari peranan pemerintah sebagai penyusun instrumen kebijakan yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian di Indonesia. Instrumen kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah meliputi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal mencakup kekuasaan mengenakan pajak dan membelanjakan atau mengeluarkan uang sedangkan kebijakan moneter menyangkut suku bunga dan jumlah uang yang beredar .

Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri, hal ini mengartikan bahwa meningkatnya jumlah uang beredar diikuti di Indonesia pada tahun 1990-2017 diikuti dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja sektor industri, begitu pula sebaliknya. Hal menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Terdapatnya pengaruh yang signifikan antara jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah uang beredar akan mengakibatkan tersedianya likuiditas kepada perekonomian sehingga perekonomian menjadi lebih bergairah. Tersedianya likuiditas yang cukup bagi perekonomian akan berdampak terhadap peningkatan sektor-sektor ekonomi produktif sehingga sektor tersebut bisa meningkatkan produktivitasnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka akan dapat mempengaruhi peningkatan penyerapan tenaga kerja industri. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan pertumbuhan jumlah proyek sektor industri dan jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image