Tiga Dosen UII Latih Warga Umbulmartani Olah Minyak Jelantah Jadi Solketal

Teknologi  
Imam Sahroni (tengah) saat menjelaskan proses membuat produk serba guna dari minyak jelantah. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikelilingi banyak kampus, salah satunya Universitas Islam Indonesia (UII). Sehingga warganya mayoritas memiliki usaha kuliner yang banyak menggunakan minyak goreng.

Hal ini berkorelasi positif dengan banyaknya limbah minyak goreng atau jelantah yang dihasilkan warga Umbulmartani. Untuk Indonesia, konsumsi minyak goreng mencapai 290 juta ton/tahun. Bila jelantah tersebut tidak dimanfaatkan tentu akan mencemari lingkungan.

BACA JUGA : Tiga Dosen Jurusan Kimia UII Teliti Kelapa Sawit untuk Obat Covid

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kondisi ini menginspirasi tiga dosen UII untuk melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) memanfaatkan jelantah untuk dijadikan solketal kepada Karang Taruna dan PKK Umbulmartani. Ketiga dosen UII adalah Imam Sahroni SSi, MSc, Muhammad Miqdam Mussawa SSi, MSc dari Prodi Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Lutfia Isna Ardhayanti SSi, MSi dari Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Dijelaskan Imam Sahroni, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, solketal merupakan bahan aditif yang baik untuk bahan bakar dan meningkatkan angka oktan. Solketal dapat diproduksi dari gliserol (hasil samping produksi biodiesel dari minyak jelantah) dengan pelarut aseton dan katalis asam.

Lebih lanjut Imam Sahroni menjelaskan sejak Januari 2016 pemerintah telah menerapkan program B20 yaitu pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar, yang menghasilkan produk Biosolar B20. "Tetapi B20 mempunyai kekurangan seperti pembakarannya yang kurang sempurna, sehingga menyebabkan mesin cepat panas. Saat diesel panas maka kinerjanya akan menurun sehingga kurang efisien," jelas Imam Sahroni.

BACA JUGA : Kolaborasi Dosen Prodi Kimia dan Kelautan UNIPA Kembangkan Pelet Ampas Sagu

Menurut Roni, panggilan akrab Imam Sahroni, sejauh ini, masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng tersebut. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan bakar alternatif yang bersifat ramah lingkungan seperti solketal.

Karena itu, tiga dosen UII yang dibantu mahasiswa ini berupaya untuk mengedukasi masyarakat agar bisa mengolah limbah minyak goreng atau jelantah. Mereka memilih Karang Taruna dan PKK Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY. "Tujuannya, meningkatkan nilai tambah limbah minyak goreng dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan," kata Roni.

Program PKM ini dilaksanakan secara luar jaringan (Luring) pertemuan dengan Karang Taruna di Balai Kalurahan Umbulmartani, Sabtu (18/6/2022). Sedang pertemuan rutin, monitoring dan evaluasi program dilaksanakan hingga Sabtu (30/7/2022).

Mahasiswa UII melatih Karang Taruna mengolah minyak jelantah menjadi solkatel. (foto :istimewa)

Program PKM dilakukan dengan lokakarya dan pelatihan mengenai potensi penggunaan minyak jelantah menjadi produk yang serba guna. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain, pelatihan warga untuk mengidentifikasi kapan minyak goreng tidak boleh lagi digunakan untuk memasak, pelatihan pengumpulan minyak jelantah dan penjernihannya. Kemudian, pelatihan konversi minyak jelantah menjadi solketal energi baru dan terbarukan. Pelatihan membuat produk serba guna seperti sabun batang, sabun cair, dan lilin aromaterapi.

Pengabdian kepada Masyarakat ini mendapat pendanaan dari Direktorat Riset Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sementara menurut Siti, salah seorang anggota PKK Umbulmartani, program PKM yang dilaksanakan Dosen UII ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi masyarakat Umbulmartani. "Saya sebagai ibu rumah tangga mendapat ilmu dari kegiatan ini. Dari kegiatan ini kita dapat membuat kegiatan di rumah, kita manfaatkan minyak jelantah yang di rumah, terus nanti kita sudah bisa (memproduksi produk serbaguna) otomatis kita bisa menularkan kepada masyarakat yang lain," kata Siti. (*)

BACA JUGA : Tiga Dosen Kimia UII Kembangkan Fotokatalis untuk Atasi Limbah Batik

Karang Taruna Kalurahan Umbulmartani seusai mengikuti pelatihan mengolah jelantah menjadi solketal. (foto : istimewa)

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image