Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image niqi carrera

Dana Parpol Naik, Pantaskah?

Politik | Saturday, 08 Oct 2022, 00:55 WIB

Usulan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk tiga kali lipat dukungan untuk partai politik dari 1.000 rupiah menjadi 3.000 rupiah per suara menuai kritik dari netizen. Mendagri dinilai terlalu memanjakan partai, namun acuh terhadap penderitaan rakyat.

https://jatiminstitute.com/

Kita masih ingat soal Dana Pensiun PNS (PNS) yang kemarin membebani dan harus ditata ulang karena ditanggung kas negara. Setelah itu, subsidi bahan bakar minyak (minyak tanah) meningkat signifikan, memaksa harga partalite naik. Sekarang, anehnya dana bantuan untuk para parpol akan dinaikkan.

Mungkin kita sebagai rakyat harus memahami, usulan ini dapat mengatasi masalah pendanaan partai politik yang selama ini bergantung pada investor. Mengurangi jumlah orang dari dalam jajaran kepemimpinan yang mampu berkontribusi pada pembuatan kebijakan akan mengurangi jumlah pengaruh yang dimiliki individu-individu ini. Bisa jadi kebijakan ini akan membantu partai politik lebih objektif dalam mengambil keputusan karena tidak lagi terikat pada investor.

Mantan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengakui kebijakan itu tidak populer dan tidak tepat, apalagi di masa krisis keuangan dan kenaikan harga bahan bakar saat ini. Pemerintah harus fokus pada kebutuhan warganya terlebih dahulu. Ia juga menilai kenaikan bantuan parpol hingga tiga kali lipat merupakan kebijakan yang kurang tepat.

***

Partai politik sebenarnya memiliki kedudukan penting. Selain membantu mewujudkan kepentingan rakyat, partai politik juga berperan dalam mengawasi berjalannya sistem negara. Praktik politik di negara-negara kapitalis seringkali melibatkan interaksi yang berorientasi pada hal-hal material, termasuk partai politik.

Praktek ini umum dalam sistem demokrasi. Partai politik semakin mengandalkan penggalangan dana untuk mendapatkan uang dari kepentingan komersial. Ini mengungkapkan kekeruhan politik yang telah merajalela selama ini. Fakta terakhir yang dilakukan oleh partai politik tampaknya menunjukkan bahwa mereka bersedia mendengarkan “kekhawatiran” investor. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan, karena merupakan kenyataan yang sulit untuk dibantah.

Meningkatnya daya saing partai rakyat antara lain karena dukungan finansial. Elektabilitas dan mendapatkan dukungan untuk suara seseorang bisa menjadi usaha yang mahal. Dengan sendirinya, sulit bagi partai politik mana pun untuk melepaskan diri dari dukungan investor.

Jika kita perhatikan partai politik besar yang sering memenangkan kompetisi elektoral, maka kebanyakan didirikan oleh investor. Kehadiran para pelaku bisnis di dunia politik telah menciptakan industri politik yang sarat dengan manipulasi. Praktik politik telah menjadi pasar di mana berbagai pihak bersaing untuk mendapatkan keuntungan, salah satunya adalah kapitalis.

Dalam masyarakat kapitalis, partai politik memainkan peran penting dalam melayani kepentingan kelompok yang berbeda. Mereka dapat membantu meredakan perselisihan dan mendorong kerja sama. Politisi membutuhkan posisi agar efektif, dan partai politik membutuhkan kendaraan untuk membawanya ke sana.

Kegiatan politik dapat dilihat sebagai cara untuk membantu kepentingan segelintir pihak. Jika alasan penambahan dana parpol disetujui, parpol tetap berhak menerima pencairan dana. Mutualisme antara investor dan pemerintah akan terus berlanjut karena legitimasi investor didukung oleh kebijakan penguasa yang juga dilakukan oleh anggota parlemen dari partai politik.

Partai politik dapat membantu memuluskan kepentingan investor dengan meningkatkan mahar. Sumber pendanaan utama adalah dari pemerintah. Pengusaha dan partai politik cenderung tertarik satu sama lain, meskipun bisa sangat berbeda. Politik telah menjadi bisnis yang menguntungkan, dengan banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh.

Partai politik masih membutuhkan banyak uang untuk menjalankan aktivitasnya. Dengan sedikit uang, partai politik akan sepi penggemar, pemilih melepaskan. Para peserta kampanye politik seringkali menganggap keterlibatan mereka hanya sebagai pemungutan suara dan menunggu amplop dari tim kampanye. Atas dasar itu, sangat sulit bagi partai politik untuk menjauh dari investor.

Praktik politik berkisar pada kepentingan mereka yang memegang kekuasaan. Partai politik sering bersekutu satu sama lain karena kebutuhan mereka untuk mengumpulkan uang. Usulan peningkatan dana partai ini kemungkinan hanya akan memajukan keselarasan ini. Apakah para wakil bekerja untuk rakyat atau hanya alat dari yang berkuasa?

Padahal, politik saat ini adalah industri besar yang juga membutuhkan dukungan finansial yang signifikan. Di sisi lain, kepentingan industri menciptakan aliran uang di kalangan politisi, sementara rakyat hanya ditaburi remah roti.Tak heran jika banyak pegawai negeri sipil yang terjerat kasus korupsi Puluhan pejabat, mulai dari anggota dewan hingga bupati, pernah berurusan dengan KPK.

Realitas ini umum bagi kita. Orang-orang selalu tercekik oleh kebijakan yang tidak popular. Tarif listrik dan harga bahan bakar telah meningkat, biaya perawatan kesehatan telah meroket dan biaya pendidikan telah menjadi perhatian yang berkembang, sementara kritik terus dibungkam.

***

Untuk memahami kedudukan partai politik dalam Islam, kita harus mulai dengan mendefinisikan politik. Partai politik juga mendidik masyarakat untuk memahami apa kegunaannya dalam pelaksanaan tugasnya. Partai politik dapat bercermin pada penguasa ketika memiliki kebijakan yang jauh dari menguntungkan.

Posisi kunci partai didasarkan pada prinsip memerintah yang baik dan mencegah yang buruk. Keberadaan partai politik pada akhirnya sejalan dengan kegiatan dakwah. Oleh karena itu, tidak bisa mengandalkan ketersediaan dana dalam menjalankan kegiatan ini.

Partai politik juga beroperasi jauh dari kepentingan pribadi. Iman Islam akan menjauhkan partai politik dari praktik sekuler yang ditujukan pada hal-hal materi.

Aspek kepentingan publik menjadi pusat perhatian parpol. Begitu penguasa merumuskan kebijakan yang tidak melayani kepentingan rakyat, partai otomatis akan mengingatkan. Partai politik akan senantiasa menasihati agar para pejabat bekerja untuk rakyat. Dari perspektif Islam, alih-alih berpikir dari segi kapital, para pihak mengakui peran strategis mereka, yang harus bebas dari kepentingan berbagai pihak

Sudah saatnya semua elemen negara ini dimusnahkan. Konsep partai politik ala kapitalis telah terbukti steril dan utilitarian, menciptakan industri politik yang sangat manipulatif Jika demikian, masuk akal untuk memiliki perspektif Islam dalam wacana partai politik

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image