Puisi: Satu Puisi untukmu, Shaliha
Sastra | 2022-10-02 05:51:53Ijinkan aku kembali menorehkan pena, menyambung degub dada, memadupadankan aliran darah dengan irama ruang jiwa.
Jiwa yang mulai melemah
Hati yang telah tertawan oleh kabar berita
Untukmu, Shaliha
Pertahankan amal seumpama bumi sedetik lagi berhenti berputar
Langit runtuh
Bintang dan rembulan jatuh
Gunung berpecahan memuntahkan biji bara petaka
Untukmu, Shaliha
Pelihara pandangan
Rawat dan sayangi pendengaran
Terus berjuang agar setitik iman tetap tertanam
Dalam jiwa
Dalam langkah
Dalam mengarungi lautan fitnah
Pastikan benar bahwa iman telah kokoh menghujam, menjadi pelita penerang, menjadi tiang penyangga menghadapi tantangan
Untukmu, Shaliha
Bukan perkara mudah mempertahankan norma
Butuh nyali dewasa untuk selalu menjunjung etika
Seribu goda
Sejuta rayuan berkedok dunia
Kepadamu syiar suci ini di titipkan
Untukmu, Shaliha
#####
Baganbatu, oktober 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.