Kebahagiaan yang tertunda
Sastra | Wednesday, 21 Sep 2022, 06:18 WIBDulu senyum itu adalah garis kebahagiaanku
Serupa pelita yang menerangi gelap gulita
Memantulkan cahaya dipelupuk senja
Kemanakah dirimu dan apa kabarmu?
Cahayamu redup entah kemana
Tatapan matamu membuatku terkesima
Dan untuk kesekian kali aku mencoba lupa
Meski telah jauh jarak dan ruang memisahkan kita
Hadirmu telah mengajarkanku makna kehidupan
Lalu pergimu menyisahkan luka
Setelah usai kuperjuangkan semuanya
Dan akhirnya tersisi jua
Terimakasih telah hadir dalam hidupku
Setidaknya aku sudah pernah berusaha
Walaupun hanya sebatas perantara kebahagiaanmu
Doa’ku, semoga kau bahagia bersmanya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.