Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rochma Ummu Satirah

Penghina Islam, Dulu Vs Sekarang

Agama | Thursday, 15 Sep 2022, 20:02 WIB

Penghina Islam, Dulu Vs Sekarang

Rochma Ummu Arifah

Terjemah Surat Al-Kahfi ayat 106 berbunyi, "Demikianlah, balasan mereka itu neraka Jahannam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok."

Penghina Islam, pengolok-olok Islam beserta syari'at dan simbol-simbolnya akan selalu ada. Sejak masa kenabian sampai hari ini. Bahkan, di masa Rasulullah Saw. umat Islam diperlihatkan bagaimana kebencian golongan ini kepada Islam dimana mereka meluapkan kebencian itu sengan hinaan dan cacian penuh kebencian. Sampai saat ini pun, golongan ini juga masih sangat mudah ditemukan. Bahkan, mereka seakan semakin mudah melakukan aksinya dengan bersembunyi di balik kedok hak asasi manusia.

Penghina Islam, Dulu

Secara syariat, penghina Islam atau siapa saja yang menghina syari'at Islam merupakan golongan yang halal darahnya. Mereka bisa saja dari golongan orang kafir, orang munafik atau bahkan dari golongan muslim walaupun sebenarnya tabiat menghina ini melekat erat dengan kriteria musuh Islam itu sendiri. Tidak ada ikhtilaf mengenai halalnya darah bagi para penghina Islam ini.

Kekuatan dan kejayaan Islam terbukti mampu meredam aksi para pembenci Islam. Kewibawaan Islam dapat menjaga Islam itu sendiri dan menimbulkan rasa takut di hadapan golongan ini, terutama dari para orang kafir. Sempat tersebar berita akan diadakan pementasan teater dengan menampilkan tokoh Nabi Muhammad Saw. di Perancis. Berita ini sampai ke telinga Khalifah Abdul Majid II yang kala itu menjabat. Kemudian beliau berujar bahwa ini adalah penghinaan kepada nabi Muhammad Saw yang mulia. Sontak beliau memanggil kedutaan Perancis dan mengecam pertunjukan itu. Lantas, reaksi Perancis serta merta membatalkan acara pertunjukan ini.

Inilah satu bukti bahwa kekuatan negara mampu mencegah hinaan yang dilontarkan dengan penuh kebencian dari mulut para penghina Islam. Kekuatan negara ini memiliki kemampuan menghindarkan golongan kafir merendahkan dan menistakan agama ini.

Penghina Islam, Sekarang

Jika dulu, Islam mampu memperlihatkan wibawa dan kekuatannya menjadi diri dari para penghina Islam, hal ini disebabkan karena penerapan sistem aturan Islam itu sendiri. Sedangkan, saat ini, sistem aturan Islam tidak digunakan dan diterapkan oleh kaum muslim, sebaliknya, yang ada adalah sistem demokrasi liberal yang sekuler. Tidak ada wibawa Islam plus permisifnya sistem yang ada sekarang menumbuhsuburkan penghina Islam ini. Mereka seakan tak memiliki rasa takut atas apa yang mereka lakukan.

Dari masa ke masa sejak runtuhnya negara Islam, selalu saja pribadi atau golongan yang bermaksud menistakan agama Islam, mulai dari rakyat kecil sampai penguasa negeri-negeri kafir yang sudah niscaya membenci Islam. Terlebih di masa ini, saat paham islamophobia gencar dihembuskan oleh musuh-musuh Islam. Tak hanya kafirun, muslim pun dapat dengan seenaknya menghina agamanya sendiri tanpa sedikit pun terpancar perasaan berdosa.

Lebih mirisnya lagi, tak ada hukum legal yang mampu menghukum mereka sampai membuat mereka jera akan tindakannya. Negara demokrasi memberikan perlindungan dengan adanya kebebasan berpendapat bagi mereka sehingga akhirnya mereka dapat lepas dari jerat hukum. Kaum muslim pun hanya bisa meluapkan kemarahan mereka sebatas kecaman dan kecaman saja. Bahkan, level penguasa negeri-negeri muslim, tak ada aksi nyata guna memberikan pelajaran bagi mereka seperti mengirimkan tentara. Seakan mereka lebih takut dengan mereka yang notabene telah menghina agamanya.

Inilah realitas kehidupan saat ini, saat syariat Islam tidak dijadikan landasan kehidupan. Justru syari'at Islam itu dimusuhi dan dianggap membawa keburukan. Inilah saat Islam begitu mudah untuk dinistakan bagi kelompok pembencinya. Untuk menghapus golongan pembenci ini, Islam harus mengambil kembali wibawa dan kekuatannya. Hanya dengan penetan syari'at Islam yang sempurna oleh institusi negara, Islam akan mampu membungkam siapa saja yang mengolok-olok agama mulia ini. Insya Allah. Wallahu alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image