Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asep Muttaqin

Welcome to..

Curhat | 2022-09-12 08:32:47

SELAMAT DATANG DI ABAD 21

Dimana seks itu gratis & cinta itu mahal. Dimana kehilangan telepon lebih menyakitkan daripada kehilangan keperawanan atau harga diri Anda. Dimana modernisasi berarti ketelanjangan. Dimana jika Anda tidak minum / merokok Anda dibilang kuno. Di mana anak laki-laki menggoda & memberikan komentar buruk kepada gadis lain. Di mana Anda menipu pasangan Anda, karena ADA sesuatu yg anda inginkan. Dimana tempat ibadah diubah menjadi tempat kencan. Dimana menyembah Tuhan itu sulit. Dimana kebohongan berubah menjadi kenyataan.Di mana wanita takut kehamilan daripada takut terkena H.I.V. Dimana pengiriman pizza lebih cepat dari pada tanggap darurat. Dimana orang takut pada pencuri, perampok, teroris daripada takut pada Sang pencipta. Di mana pandangan & pakaian menentukan nilai seseorang. Dimana uang lebih penting daripada keluarga, saudara, teman. Dimana anak-anak siap meninggalkan keluarganya demi cinta mereka. Dimana pria takut menikah, tapi suka berhubungan seks kapan saja. Dimana cinta adalah permainan. Orang yang bermain dengan pikiran selalu mendapatkan kebahagiaan & siapapun yang bermain dengan hati selalu terluka. SEDIH TAPI INI ADALAH REALITA.

Begitu pula cinta dan kasih sayang ada Ada waktu untuk berharap, Ada waktu untuk berhenti, Ada masa untuk belajar, Dan ada masa juga untuk mengejar, Ada kalanya untuk memperjuangkan Dan ada kalanya untuk mengikhlaskan.. Sesederhana itu. Namun sulit untuk dilakukan, Karena manusia punya akal dan perasaan. Tapi, tidak semua manusia akal dan perasaannya digunakan. Mudahnya berkata demi kian, tapi tak tau perasaan orang yang mendengarkan, Menjatuhkan tuduhan, Pada setiap orang yang tak tau akan dunia yang kejam. Akhir kata satu pinta, Dua insan tak luput dari dunia, Ingin berjanji tapi tak jua berkata. Lalu kita berceritaTentang mencintai, kau bukanlah seseorang yang mudah menjatuhkan hati, terlebih kepada yang baru sekejap singgah di hidupmu. Namun, dengannya, kau menyangkal segalanya. Hatimu jatuh, benar-benar jatuh. Padahal, kau mengetahui, sangat-sangat mengetahui; Dia ialah seseorang yang masih memiliki luka lama, dia ialah seseorang yang masih memiliki sisa air mata di pipi, dia ialah seseorang yang masih menata kepingan hati.

Tetapi, kau terlalu jumawa dan angkuh, kau mengira dengan kehadiranmu akan membuatnya sembuh. Pikirmu, seseorang yang pernah merasakan patah hati, pasti akan mengerti bagaimana caranya menghargai.

Telingamu tuli mendengar nasehat-nasehat, matamu buta melihat kesungguhan. Hingga akhirnya, sesuatu yang tak pernah terbayang olehmu terjadi, sesuatu yang tak pernah kau sangka tiba-tiba nyata. Setelah lukanya mengering, setelah pipinya tak lagi basah, setelah hatinya kembali tertata, dia berlalu meninggalkanmu. Bersamamu, dia hanya ingin pulih lalu beralih.

Bagaimana rasanya karam di lautan yang kau tahu hebat badainya tetapi tetap kau arungi? Bagaimana rasanya tersandung batu besar yang kau tumpuk di tengah jalanmu sendiri? Bagaimana rasanya tergores pisau yang kau asah hingga tajam? Bagaimana?

Kini, kau yang terluka bahkan berdarah banyak. Kini, pipimu yang tak berhenti basah sepanjang malam. Kini, hatimu yang hancur, berantakan, luluhlantak. Dan kini, kau hanya bisa terpaku. Karena, memohon meminta dia kembali pun tak akan pernah dia pedulikan. Dia sudah jauh, begitu jauh.

Memang, tidak ada seorangpun yang bisa memilih kepada siapa cintanya akan jatuh, tidak ada seorangpun yang bisa menahan kepada siapa perasaannya akan berlabuh. Karena, semua mengalir seperti air. Namun, seharusnya kau mengetahui apa dan di mana ujung dari sebuah muara. Seharusnya kau menyadari apa yang telah menanti di depan sana; Menggenggam seseorang yang masih erat memeluk masa lalunya, mengejar seseorang yang masih berlari ke arah masa lalunya, bermimpi membangun masa depan dengan seseorang yang masih terperangkap di dalam masa lalunya, adalah menyakiti diri paling sengaja. Sungguh, kau tak akan mampu sepenuhnya memiliki seseorang yang setengah hatinya sudah hilang. Untuk semua yang telah menempamu; Ke mana kau akan lari? Ke mana kau akan mengadu? Ke mana? Iya, hanya kepada-Nya; Dia yang tak pernah berlari ketika kau berlari. Dia yang tak pernah menjauh ketika kau hendak mengadu. Dan Dia yang selalu ada ketika kau membutuhkan-Nya. Terkadang, kau marah ketika Dia seakan tidak memberikan apa yang kau inginkan. Terkadang, kau marah ketika Dia menjauhkan dari apa yang kau harap untuk dekat. Yang kau tidak tahu, Dia lebih tahu apa yang terbaik untukmu, Dia lebih tahu apa yang pantas untukmu. Betapa Dia menyayangimu, tak sekalipun Dia menelantarkan, tak sekalipun Dia mengabaikan. Setelah kau hancur oleh manusia, Dia genggam harapanmu, Dia bangun. Setelah kau tersesat karena mengejar cinta manusia, Dia buka jalanmu, Dia tuntun. Hingga kau ikhlas, hingga kau dibersamakan dengan seseorang yang memang takdirmu, hidup seatap denganmu. Luka yang pernah ada, dibuat-Nya mengering, bahkan kau lupa pernah se-berdarah itu. Pipi yang pernah basah, di buat-Nya tak henti tersenyum, bahkan kau lupa pernah se-menangis itu. Hati yang pernah patah, dibuat-Nya utuh, bahkan kau lupa pernah sehancur itu. Jadi, harus dengan cara apa lagi agar kau tersadar, bahwa cinta yang tak melibatkan-Nya pasti akan berakhir kecewa. Dan cinta yang senantiasa ada Dia didalamnya pasti akan berakhir bahagia.

Penulis : a_muttaqin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image