Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Komunitas BAGJA MERDEKA, Wadah Sharing Guru Penggerak

Ngariung | Friday, 09 Sep 2022, 13:57 WIB
Komunitas BAGJA MERDEKA

Oleh: Dr. Ade Irma Mulyati, M.M.Pd.

(SDN Pakusarakan Ngamprah Bandung Barat)

Menjadi guru adalah pilihan hidup, sehingga selama perjalanan melakoni bisa dinikmati dengan kesadaran tinggi dan berusaha untuk memiliki rasa menjadi bagian dari kemajuan sekolah. Sekolah menjadi rumah kedua, oleh karena itu setiap permasalahan yang muncul baik dari sisi pembelajaran, sumber daya, dan perbaikan fasilitas belajar menjadi tanggungjawab seluruh warga sekolah, sesuai perannya masing-masing. Salah satu program yang berkonsentrasi pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas guru melalui program Guru penggerak.

Keberhasilan menjadi guru yang memiliki kreativitas tinggi dan inovatif tidak bisa dicapai melalui usaha sendiri. Perlu adanya sebuah komunitas praktisi sebagai wadah kolaboratif dan tempat curhat berbagai permasalahan yang dihadapai dalam proses pembelajaran. Bahkan komunitas praktisi menjadi tempat untuk bermimpi membuat sebuah desain atau model pembelajaran kekinian yang menantang dan membawa siswa how learn to learn.

Komunitas praktisi Bagja Merdeka sebagai jawaban dari proses tergerak, bergerak dan menggerakan diri sendiri dan rekan sejawat. Komunitas Praktisi Bagja Merdeka, digagas oleh CGP Kecamatan Ngamprah, yang beranggotakan 5 CGP, yaitu: Ade Irma Mulyati, Yani Yuliani, Euis Fatimah, Diana Kusumawardani, dan Rachmat Gunawan, dengan Pengajar Praktik Devi Damayanti. Kami berusaha merealisasikan peran dan nilai-nilai yang diemban dengan berusaha berproses menjadi katalisator bagi perubahan.

Salah satu bentuk kegiatan yang bisa menjadi ide untuk evaluasi dan perbaikan ke depan di komunitas praktisi Bagja Merdeka dalam kegiatan Sharing permasalahan pembelajaran.

Ide untuk mengangkat bahasan ini muncul karena kita tergelitik dengan berbagai pertanyaan bagaimana mendesain pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman agar sejalan dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.

Bukankah kita pernah memiliki masalah dikarenakan siswa yang kurang melibatkan diri dalam pembelajaran? Apa penyebabnya? Apakah berasal dari siswa itu sendiri karena kurang motivasi instrinstik? Atau ada kekeliruan dalam pengelolaan kelas yang berasal dari guru? Penyelesaiannya bisa dilakukan dengan sharing di komunitas praktisi Bagja Merdeka, baik dalam skala kecil, maupun dalam kegiatan rapat sekolah sehingga ditemukan solusinya.

Sahing pembelajaran di Komunitas BAGJA MERDEKA

Komunitas Praktisi Bagja Merdeka tidak malu dikritik oleh teman sejawat, justru sebaliknya menjadikan kritik sebagai salah satu cara evaluasi diri untuk berbuat lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tetapi perlu dingat bahwa kritik yang disampaikan sebaiknya dilengkapi dengan solusi pemecahan masalahnya. Permasalahan lain yang dikupas di Komunitas Praktisi Bagja Merdeka, terkait strategi meraih prestasi di masa pemulihan pandemi Covid-19.

Upaya ini nantinya dibawa ke sekolah masing-masing dan menjadi bahan rembugan di rapat sekolah atau saat ngobrol santai di saat istirahat dari kegiatan mengajar bersama rekan sejawat di sekolah CGP masing-masing. Suasana ini bisa diartikan sebagai sharing dalam komunitas praktisi, karena berisi individu yang memiliki tujuan serta kegelisahan yang sama.

Kami bergerak bersama bahu membahu membangun jejaring dan saling menguatkan. Selain itu setiap Tim Komunitas Bagja Merdeka akan memanfaatkan rapat di sekolah masing-masing, sebagai momen sharing dan brainstorming untuk menyusun strategi peningkatan mutu sekolah baik dalam pembelajaran maupun dalam menyikapi sebuah rencana mengikuti perlombaan.

Inilah sebuah upaya menyusun strategi untuk mencapai target capaian prestasi yang harus diawali dengan menyamakan visi dan misi sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah bisa dimanfatkan secara optimal.

Aset kekuatan sekolah yang bisa digerakan, meliputi: (a) spiritual keagamaan, (b) pengendalian diri, (c) kepribadian, (d) kecerdasan, (e) akhlak mulia, dan (f) keterampilan tidak akan relevan sama sekali jika tidak didukung oleh semua pihak. Kata kunci bersama kita bisa karena berkolaborasi langkah meraih prestasi.

Guru yang sedang menempuh Program Guru penggerak, perlu memiliki kemampuan untuk: Reflektif/ngaca lebih saya apa, kurangnya apa dan mana hal yang harus dikembangkan agar lebih baik lagi. Kalau tidak bisa mengaca sendiri maka bisa meminta orang lain untuk memberikan pendapatnya.

Komunitas BAGJA MERDEKA sedang brainstorming

Kemudian, Inovatif dengan memiliki kemampuan menggali dan menemukan cara baru yang bisa dijadikan solusi dari permasalahan pembelajaran atas permasalahan yang dihadapi di sekolah dengan tindakan yang proaktif dan solutif.Mandiri harus dapat mengembangkan diri dengan mengerahkan segala daya dan upaya atas dasar keyakinan diri dan kesadaran penuh dalam bekerja dan berkarya.

Selanjutnya, Motivator rekan sejawat, dengan selalu tampil di depan menjadi ujung tombak dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.

Berikutnya, bersungguh-sungguh dan menunjukkan sikap bersemangat yang bertumbuh dari dalam dirinya untuk mendapatkan kepuasan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Lalu, berpihak kepada murid, yang kita layani adalah anak-anak yang memiliki jiwa dan raga yang harus dimaksimalkan tumbuh kembangnya sehingga mereka bisa menggali potensi yang dimiliki dengan tanpa tekanan. Mereka dapat memiliki suara, keinginan dan harapan terhadap masa depan yang akan mereka jalani di masa yang akan datang.

Akhirnya, mempengaruhi komunitas sekolah dan luar sekolah, dengan mengelola sebuah kegiatan bersama rekan sejawat sehingga ada proses transfer of knowledge. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti PGP alangkah indahnya jika bisa di diseminasikan bersama di komunitas praktisi atau KKG.

Guru penggerak harus bisa menggerakan dan menjalin komunikasi, karena komunikasi menjadi hal terpenting dan menjadi jembatan berbagai informasi akan tersampaikan kepada orang lain. ***

Profil Penulis

Penulis bernama Ade Irma Mulyati. Dilahirkan di Tasikmalaya, 8 Mei 1972. Berprofesi sebagai guru sejak tahun 1995, dengan pengalaman pertama mengajar tahun 1995-2000 mengajar di SDN Cireundeu Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2000-2010 mengajar di SDN 3 Ciharashas Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2010-sekarang mengajar di SDN Pakusarakan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.Memiliki hobi menulis, melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), serta mengelola lembaga PAUD TK Islam Bina Insan Padalarang Bandung Barat, sejak tahun 2006 s/d sekarang.Prestasi yang pernah diraih pada tahun 2013 menjadi Juara 3 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2015 menjadi Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2016 menjadi Juara 2 Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat. Penerima Penghargaan Guru Teladan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. Menjadi Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SD Tingkat Nasional Tahun 2017. Pemenang Kategori Guru SD Berani Menginspirasi Penerbit Erlangga Tingkat Nasional Tahun 2017. Menjadi 30 Kompasianer Terbaik Mengajar Online di Kompasiana bulan November 2020, Februari 2021 dan Maret 2021. Tahun 2021 menjadi Guru Berprestasi dari PGRI Tingkat Kabupaten Bandung Barat.

Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image