Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar di SDN Lampingsari

Guru Menulis | Wednesday, 07 Sep 2022, 21:42 WIB
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

Oleh: Cucu, S.Pd.SD

(SDN Lampingsari Cihampelas Bandung Barat)

SD Negeri Lampingsari merupakan sekolah yang berada di Desa Singajaya Kecamatan Cihampelas yang letaknya jauh dari perkotaan.

Berdiri di atas tebing yang memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter. Untuk menuju lokasi SD Lampingsari harus melalui jalan yang sempit dan tanjakan yang terjal sepanjang 70 meter dari jalan desa. Keadaan alamnya masih asri jauh dari kebisingan. Dikelilingi area pesawahan dan bukit-bukit yang digunakan penduduk untuk bercocok tanam.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Namun, ada juga sebagian yang bermata pencaharian sebagai pedagang.

Menarik sekali, di sana terdapat perusahaan perorangan atau UMKM dengan produk yang dihasilkannya berupa layangan. Dan berkat perusahaan tersebut sebagian penduduk merasa terbantu ekonominya dengan bekerja sebagai buruh membuat layangan.

Keadaan lingkungan yang masih alami dan beraneka ragam mata pencaharian penduduk di sekitar SDN Lampingsari tersebut menjadi inspirasi bagi penulis sekaligus guru kelas VI di SDN Lampingsari untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang kaya dan menarik bagi siswa-siswi SDN Lampingsari.

Terlebih semenjak pandemi Covid 19 selama kurang lebih dua tahun dan mengharuskan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Mengakibatkan dampak yang kurang baik yaitu sebagian besar anak ketika kembali pembelajaran tatap muka terlihat kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Untuk itu, penulis ingin berusaha membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik dengan mengajak mereka belajar di luar kelas. Dengan membawa mereka untuk mengamati dan mempelajari secara langsung lingkungan alam dan lingkungan sosial dengan segala aspeknya di sekitar sekolah, akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan mengurangi kejenuhan jika proses pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja.

Selain itu, aktivitas belajar siswa lebih meningkat dan rasa percaya dirinya pun akan tumbuh secara positif. Konsep yang telah mereka pelajari pun di dalam kelas akan mereka pahami ketika mereka melihat, mengamati, dan mempelajari secara langsung baik gejala, perubahan atau kejadian alam maupun keadaan sosial masyarakat.

Setiap dua minggu sekali, dengan program yang dimiliki, penulis memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan lingkungan alam dan melakukan wawancara kepada narasumber yang memiliki mata pencaharian baik sebagai pedagang di sekitar sekolah, petani, dan pengusaha UMKM layangan.

Berikut tahapan kegiatan yang penulis lakukan dalam memanfaatkan lingkungan alam dan lingkungan sosial sebagai sumber belajar agar pembelajaran memperoleh hasil yang optimal dan bermakna bagi peserta didik.

Tahap perencanaan

Penulis menentukan jadwal pengamatan dan kunjungan (dua minggu sekali setiap hari Sabtu). Kemudian, menentukan tempat yang akan diamati dan dikunjungi.

Setelah itu, penulis melakukan koordinasi dan kerjasama dengan narasumber (meminta izin dan kesanggupan dari pihak yang akan dikunjungi), dan mempersiapkan lembar pengamatan dan daftar pertanyaan.

Tahap Pelaksanaan

Peserta didik melakukan kegiatan pengamatan dan kunjungan sesuai dengan perencanaan. Kemudian, penulis memberikan motivasi kepada mereka bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, dan ilmu pengetahuan yang mereka dapat akan menguatkan konsep-konsep yang dipelajari di kelas dan dapat dijadikan motivasi atau inspirasi jika kelak mereka hidup di masyarakat,

Kemudian, penulis mengaitkan dan membahas bersama-sama tentang hasil pengamatan dan hasil wawancara yang telah mereka lakukan dihubungkan dengan konsep materi yang telah mereka pelajari di kelas, yakni muatan pelajaran IPA, PLH, Bahasa Indonesia, PKn, PAIBP, SBdP, IPS, dan Matematika.

Tindak lanjut

Pada tahapantindak lanjut, penulis memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik yang belum memahami arti pentingnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bagi mereka.

kemudian, penulis memberikan apresiasi bagi peserta didik yang sudah memahami dan memberikan motivasi bagi mereka untuk melanjutkan aktivitasnya dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang bermakna bagi mereka.

Simpulan

Penulis merasakan ketika melakukan bimbingan terhadap kegiatan siswa dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah merasa senang dan bahagia atas perilaku peserta didik yang semangat dan antusias dalam melakukan wawancara kepada narasumber.

Rasa keingintahuan mereka tampak jelas ketika melontarkan beberapa pertanyaan yang sifatnya menggali pengetahuan dari narasumber yang belum mereka ketahui.

Begitupun dengan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik yang muncul selama kegiatan wawancara berlangsung. Dan selama berhadapan dengan narasumber,mereka menerapkan sikap sopan santun dengan baik.

Ternyata pengaruh dari kegiatan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar sangat besar dampaknya bagi peserta didik, sehingga penulis berencana untuk lebih meningkatkan kegiatan ini kedepannya dengan lebih baik.***

Penulis: Cucu, S.Pd.SD, lahir di Bandung pada tanggal 25 Pebruari 1972. Menetap di daerah Karangtanjung-Cililin Kab.Bandung Barat.Berprofesi sebagai guru pada tahun 1994, dengan pengalaman pertama mengajar dari tahun 1994 – 1996 di SDN Parabonan Kecamatan Pacet Kab. Bandung. Dari tahun 1997 sampai dengan sekarang mengajar di SDN Lampingsari Kec.Cihampelas Kab. Bandung Barat.Koordinator kelas VI di KKG Gugus VI Kec.Cihampelas. CGP Angkatan IV Kabupaten Bandung Barat.Calon guru penggerak angkatan 4 Bandung Barat. Email : [email protected], Instagram @cucuhimirau.

Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image