Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indar Cahyanto

Pendidikan yang Membahagiakan

Guru Menulis | Monday, 05 Sep 2022, 21:01 WIB
Sumber Foto dari Dokumen Pribadi Penulis diambil ketika mengajar di kelas

Semua orang yang hidup di dunia pasti ingin hidup dengan rasa bahagia tak ada satupun diantara kita yang tak mau hidup dengan rasa tak bahagia. Kebahagian yang dicari oleh setiap manusia pun berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan cara mencari rasa kebahagian itu. Sebagai contoh biasanya orang mendapatkan rasa bahagia itu ketika mendapatkan sesuatu yang disukai atau diharapkan.

Bahagia menurut kamus besar bahasa Indonesia mengandung arti 1. keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan), dunia akhirat; hidup penuh ,2. a beruntung; berbahagia, saya betul-betul merasa karena dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga. Dengan demikian bahagia merupakan rasa yang didapatkan oleh seseorang dengan rasa kepuasaan, rasa cinta, rasa tentram, rasa kegembiraan yang didapatkan dalam giat yang dilakukan.

Membangun rasa kebahagian merupakan bagian dari suatu ekssitensi pendidikan sepanjang hayat yang diperoleh oleh manusia dalam berinteraksi dalam masyarakat. Proses pendidikan yang membahagiakan menjadikan sekolah sebagai taman bermain dalam mengembangkan ide dan gagasan setiap insan manusia. Sedangkan rumah menjadi tempat berproses pertama kali anak mengenal yang namanya karakter dan ajaran agama.

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantoro pernah menyarankan : Jadikan setiap orang sebagai guru dan jadikan rumah sebagai sekolah. Maksudnya adalah setiap orang tua dapat menjadi seorang guru yang awal bagi putra-putrinya. Orang tua yang mengenalkan pertama kali tentang ajaran agama, mengenalkan tentang bagaimana bertata karma, dan mengenalkan berbicara dan berinteraksi sesaman anggota keluarga.

Memunculkan pendidikan rasa kebahagian perlu ditanamkan dalam setiap hati anak atau peserta didik. Kebahagian yang didapat bukan hanya sekedar materi saja yang diterima tapi bisa juga dengan terbangun keluarga yang harmonis dan lingkungan kerja yang nyaman.

Menurut Haidar Bagir dalam bukunya Memulihkan sekolah, memulihkan manusia bahwa kebahagiaan terletak dalam hidup sebagai manusia biasa, yang lahir keluarbiasaannya justru karena dia hidup sebagai manusia biasa.Maka peran pendidkan merupakan suatu kegiatan untuk mengaktualkan potensi manusia sehingga benar-benar menjadi manusia sejati yang mampu melihat dan menggarap seluruh aspek potensi kemanusian demi pencapai kehidupan sejahtera, baik secara fisik, mental dan spiritual.

Terbangun ruang sekolah dan kelas yang dapat menggarap potensi kemanusian peserta didik seperti yang diharapkan dalam kurikulum merdeka pada saat ini. Dengan pengembangan profil pelajar Pancasila diharapkan peserta didik terbangun pola pikir sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kolaborasi dalam mengaktualisasikan berperan aktif dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila sekolah dan orangtua.

Pendidikan bahagia didapatkan ketika nuansa pembelajaran di dalam kelas tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat kepada peserta didik. Sehingga nuansa kreatifitas, inovatif dan kebermaknaan dapat tercapai dalam pembelajaran di dalam kelas. Guru menjadi fasilitator pembelajar bertugas membimbing dan mentrasfer ilmu pengetahuan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image