Bulan dan Harapan
Sastra | Saturday, 03 Sep 2022, 00:16 WIBmalam bagaikan orator ulung kenamaan. berorasi tentang makna kehidupan: mengajak semua yang menyaksikannya berpindah haluan: dari yang tegap dan lantang menjadi terbentang, terlentang, hingga matang tak berdaya.
bulan acap berguru kepada malam. namun pada suatu malam yang keramat, bulan tak bisa berguru. malam sedang sibuk mengurus binatang-binatang jalang--yang tak tahu waktu dan menganggu pertapaan malam.
malam menghukum para binatang jalang itu: mereka dipalingkan dari terangnya pagi dan siang, dihembuskan musik-musik ketenangan dan diterbitkan bersamaan dengan mentari terbenam.
"mampus kau dipalang portal dadakan yang dibuat petugas malam karena virus ketakutan!" ucap malam kepada para tikus jalang yang masih rakus meski terinfeksi virus.
"aku tak bisa seperti ini!" keluh bulan karena keadaan malam yang sibuk terus. bulan pun memilih belajar mandiri: dibuatnya kurikulum pendidikan sendiri.
semuanya dilakukan karena suatu harapan: menjauhkan diri dari sebuah penampilan dan keadaan: berpakaian rapi, berdasi, dan terburu-buru di pagi hari.
Malang, 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.